Isolasi Terpusat di Kantor Wali Kota Jakpus Jadi Alternatif Terakhir

Reporter: Nelly Marlianti | Editor: Andreas Pamakayo

Ruang Serbaguna Utama Kantor Wali Kota Jakarta Pusat disiapkan sebagai tempat isolasi terpusat pasien Covid-19. Foto: Annisa Qurrotul

Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma menegaskan bahwa Kantor Wali Kota Jakarta Pusat menjadi lokasi isolasi terpusat alternatif terakhir, jika semua lokasi isolasi terpusat sudah penuh.

Hal ini diungkapkannya usai melakukan peninjuan sentra vaksinasi di Kantor Wali Kota Jakpus, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Selasa (6/7).

Menurutnya, lokasi isolasi kantor Wali Kota Jakpus ini dibuka saat lokasi yang ada di GOR, di Gedung BLK, Wisma, Rudin Lurah-Camat, sudah penuh. Pihaknya menyediakan lokasi Masjid Al-Fauz, tenda BPBD yang ada di halaman masjid, hingga di ruang Serbaguna Utama Kantor Wali Kota Jakpus. 

“Tapi sebelum ke kantor wali kota, kita tengah mencoba di Gedung Koni Jakpus. Kalau sudah penuh baru kita ke Masjid Al-Fauz, kalau penuh juga kita ke tenda BPBD yang di depan, kalau penuh juga kita baru gunakan Ruang Serbaguna Utama,” ungkapnya.

“Itu hanya sebuah antisipasi kita ketika lonjakan semakin meningkat mudah-mudahan saja ini akan semakin turun kasusnya,” imbuhnya.

Meski menjadi lokasi alternatif terakhir, namun sejumlah persiapan sudah dilakukan dengan penyediaan Bed Occupancy Rate (BOR) atau tempat tidur untuk para pasien Covid-19 dan tenda BPBD. Petugas juga sudah disiapkan dalam melakukan pemantauan pasien Covid-19.

“Kita akan koordinasi dengan Suku Dinas (Sudin) Kesehatan untuk petugas jaga dalam melakukan pemantauan kesehatan,” terangnya.

Meski menjadi lokasi alternatif bagi pasien isolasi terpusat, pelayanan di kantor wali kota akan tetap berjalan. 

Menurutnya, bukan kantor wali kota yang ditutup tetapi justru mitigasi yang harus disiapkan dan dampak yang harus diantisipasi.

“Karena ini AC sentral maka kita antisipasi dengan tidak menggunakan AC (pendinginan udara). Kedua pintu masuk harus ditutup menggunakan plastik. Kita buat alur masuk dan keluar dari mana. Kemudian pasca ditempatkan pasien isolasi bagaimana pola steriliasinya, berapa kali dalam sehari harus disterilisasi. Protokol kesehatannya harus kita susun,” jelasnya.

“Jadi, pelayanan akan tetap bejalan karena ini gerakan kemanusiaan. Kita sebagai jajaran yang bergerak dalam sektor pemerintahan mau tidak mau suka tidak suka harus berjibaku menyelamatkan warganya,” tandasnya.

Baca Juga: 

Pemkot Jakpus Gelar Simulasi Penerimaan Pasien OTG di Hotel Cik’s Mansion

Inilah Empat Langkah Pemkot Jakpus Dalam Penanganan Covid-19

Jalani Isolasi Mandiri, Kelurahan Pegangsaan Berikan Sembako Bagi Warga Terpapar Covid-19