Harap Tunggu
Jalan Kebon Sirih diambil dari salah satu nama kampung di Jakarta. Kampung Kebon Sirih (rupanya dulu banyak pohon sirih tumbuh di sini), merupakan salah satu kampung tua di Jakarta. Dibangun pada tahun 1830 atas perintah Gubernur Jenderal Van Den Bosch yang terkenal dengan sistem tanam paksanya yang membuat bencana kepada masyarakat banyak. Ia membentuk sebuah lingkaran apa yang disebut Defensielijn Van den Bosch atau Garis Pertahanan Van den Bosch yang disebut Weltevreden. Yakni wilayah sekitar Gambir (kini Monas).[5] Di sinilah tempat pusat pemerintahan kolonial Belanda. Di Jalan Kebon Sirih, terdapat kantor DPRD DKI Jakarta, yang terletak di bagian belakang dari Balai Kota, yang dibangun pada awal abad ke-20.[5][6][7]
Karena kesejukannya, pada pertengahan abad ke-19, Kebon Sirih oleh Belanda dijuluki de nieuwe weg achter het Koningspllein atau alam baru di belakang Istana Raja (kini Istana Merdeka). Kemudian, karena di sana tinggal seorang hartawan yang dermawan bernama KF Holle, maka di dekat Kebon Sirih yang kini bernama Jalan Sabang disebut Laan Holle.[8]
Luas : 83,40 Ha
Jumlah RT : 75, RW : 10
Batas Wilayah :
Barat: Kali Cideng (Kelurahan Kampung Bali)
Timur : Kali Ciliwung (Kelurahan Kwitang)
Selatan: Jl. KH. Wahid Hasyim, Jl. Johar, Jl. Cutmutiah, Jl. Kalipasir (Kelurahan Gondangdia)
Utara: Jl. Kebon Sirih Raya (Kelurahan Gambir)
Jumlah Penduduk : 14.691 jiwa
Laki-laki : 7.558 jiwa
Perempuan : 7.133 jiwa
Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 5.251
Laki-laki : 3.972
Perempuan : 1.279
Juara Harapan 1 Lomba Perpustakaan Tingkat Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2015
Juara Harapan 2 Lomba Perpustakaan Tingkat Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2017
Juara Harapan 2 Lomba RPTRA Tahun 2024