Cipta Kapita Selekta Cikini Raya Tampilkan Koleksi Lukisan dan Grafis DKJ di TIM

Reporter: Maulana | Editor: Andreas Pamakayo

Pengunjung melihat koleksi seni Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Foto: Maulana

Arsip dan karya seni berupa lukisan, poster maupun potret foto serta dokumentasi lainnya harus terus dilestarikan. Melalui keduanya dapat membuat seseorang mengetahui peristiwa atau perjalanan sejarah yang pernah dialami suatu bangsa atau wilayah.

Seperti dalam pameran arsip dan koleksi seni Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) bertajuk “Cipta! Kapita Selekta Cikini Raya 73” di mana pengunjung diajak melihat perjalanan sejarah dan dinamika kesenian dan kebudayaan Taman Ismail Marzuki (TIM) sejak masa awal berdirinya di akhir periode 60-an silam sampai hari ini. 

Berlangsung sejak 18 Juni hingga 16 Juli 2022 di Galeri Seni Lantai 1, Gedung Panjang. Pameran ini menampilkan puluhan koleksi lukisan dan grafis DKJ serta arsip poster berbagai kegiatan yang diselenggarakan di TIM dari tahun 1960-an hingga akhir 1980-an.

Sejak awal masuk, pengunjung disuguhkan arsip sejarah perjalanan TIM dan DKJ. Tampak satu meja kaca penyimpanan arsip, khusus menunjukkan foto Gubernur DKI Jakarta ke-7 Ali Sadikin dan kliping media cetak bertuliskan "Bang Ali dan Seniman".

Dikuratori oleh Ady Nugeraha dan Esha Tegar Putra, pameran ini membentangkan puluhan arsip dan koleksi seni yang dikelompokkan dalam berbagai medium, gaya, subjek, serta konteksnya dalam seni rupa Indonesia.

Pameran ini juga menampilkan sejumlah karya seniman generasi baru yang dinilai lebih berani bermuatan politis. Salah satunya karya seniman Suhardi screenprint on paper berjudul “Suhardi Presiden RI 2001” (1980), yang berisi gambar diri Hardi mengenakan seragam tentara plus tulisan “Suhardi Presiden RI 2001”.

59 koleksi lukisan dan 60 poster serta 13 audio diskusi dan pidato para seniman ini mampu mencuri perhatian pengunjung yang tampak menikmati lukisan yang terpajang di setiap dinding, tak sedikit mengabadikannya dengan gawai mereka.

Koleksi seni rupa DKJ juga dapat dilihat sebagai suatu bentuk dokumentasi perjalanan sejarah seni rupa di Jakarta selama lebih dari 50 tahun terakhir, mulai dari diskursus seni yang diprakarsai dan difasilitasi oleh DKJ hingga berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di TIM.

DKJ dan TIM juga menjadi saksi dari puluhan pameran tunggal dari para perupa Indonesia. Nama-nama besar, seperti, Affandi, S Sudjojono, Agus Djaja, D A Peransi, Kusnadi, Zaini, Rusli, Oesman Effendi, Nashar, Srihadi, Popo Iskandar, hingga Umi Dachlan pernah berpameran tunggal di TIM.

Selain karya seni dan arsip lama, pameran ini juga menampilkan seni instalasi dari Cut and Rescue seperti, perlengkapan dan peralatan lama DKJ dalam melakukan dokumentasi penyiaran pameran.

Terdapat meja dan kursi, alat perekam serta pemutar kaset video lama, kardus-kardus berisi dokumen dan naskah, foto-foto, rekaman video pertunjukan, hingga rekaman suara pidato.

Pameran 'Cipta! Kapita Selekta Cikini Raya 73’ merupakan sebuah pengingat dan penghormatan terhadap kiprah DKJ dalam dunia seni rupa sekaligus menandai era baru DKJ dan TIM agar dapat meneruskan semangat dan kontribusi para perintisnya terhadap perkembangan wacana, ekosistem, dan diseminasi seni rupa.