# Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma. Foto: pusat.jakarta.go.id

Begini Perkembangan Ekonomi di Jakpus

Wawancara 24 Jan, 2023 Reporter: Kominfotik JP | Editor : Kominfotik JP 1263 View

Bagaimana perkembangan ekonomi di Jakarta Pusat Tahun 2023?

Untuk kebijakan-kebijakan di Provinsi DKI Jakarta karena memang jangkauannya itu untuk masa yang akan datang. Jadi bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan kemudahan akses misalkan transportasi. Ketika ada subsidi transportasi melalui MRT, Transjakarta, tentunya kita juga sekarangkan jarang melihat tuh ketika terjadi inflasi gitu ya. 

Yang penting kan ada subsidi dari sisi transportasi ini yang tidak berdampak nanti, mau situasi dalam inflasi sepanjang di subsidi kan harga itu harus sudah tetap terjangkau. Misalkan, seperti sekarang saja tetap saja Transjakarta MRT masih dalam batas wajar jadi tarif angkutannya itu sudah di subsidi. 

Kemudian kita juga bersama-sama dengan kelompok masyarakat yang tergabung misalkan dalam Inkowapi (Induk Koperasi Wanita Indonesia) bersama dengan SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat) kita di Jakarta Pusat, itu bergandengan untuk menciptakan warung-warung yang bisa mensuplai bahan pangan dengan harga di bawah harga pasar. 

Itu kita tempatkan di area-area yang padat tuh. seperti misalkan di Gambir, Petojo Selatan, kemudian di Kemayoran, di hutan panjang waktu itu kita resmikan di sana kemudian, di Mangga Dua Selatan, terus Petamburan. Dari warung-warung ini mereka berkolaborasi dengan BUMN, BUMD, station, blog untuk mensuplai kebutuhan pokok melalui warung-warung kecil ini nah warung-warung yang lima ini nanti dia mempunyai warung binaan di bawahnya jadi si warung-warung kecil ini cukup mengambilnya itu di warung induk tadi. 

Dengan dilakukan backover, lakukan pelatihan digital, transaksinya melalui elektronik, udah hampir setahun dan omsetnya yang tadinya warung kecil itu sebulan 3 juta, sehari 100 ribu sekarang omset sudah sampai miliaran. Jadi jika ada si warung kecil ini, kebutuhan bahan pokok cukup ngambilnya ke sini dan itu pun di antar. Nah ketika itu di antar kemudian menjadi suatu ekosistem sehingga ketika warga itu membutuhkan, kan tidak perlu dia ke pasar, tidak butuh transportasi. Inkowapi dan SAHARA juga menekan biaya operasional, karena memang sudah didistribusikan langsung ke warung kecil. Artinya memindahkan pasar induk ke warung-warung kecil. Jadi warung kecilnya juga di sini berkembang masalah warung yang lebih kecil di bawahnya itu juga bisa lebih mudah akses untuk mendapatkan bahan pangannya.

Akankah ada penambahan lagi warung Inkowapi di tahun 2023?

Inkowapi ingin menerapkan apa yang sudah berhasil di Jakarta Pusat itu ke tingkat nasional, Inkowapi datang audiensi kemudian berdiskusi, yuk kita menciptakan ekosistem yang tepat bagaimana. Dari proses diskusi baru di situ ketemu formatnya kita perlu warung-warung yang ada di skala masyarakat kemudian dia harus memiliki warung-warung kecil 10 warung di bawahnya jadi kalau ada apa-apa supplynya dari sini kemudian dari warung yang besar dan makeover kemudian di bagian pelatihan, kemudian akses modal juga diberikan oleh BUMN ya bangun-bangun dari BUMN untuk mensuplai. 

Jadi pelatihannya dapat gitu ya tata kelolanya juga dibina dengan baik pasti digital kemudian untuk pengiriman juga bisa langsung didistribusikan pada titik-titik permintaan dan itu kita libatkan apa waktu itu kader-kader PKK RW untuk sama-sama melakukan sosialisasi membangun komitmen bersama gitu sampai akhirnya bukan cuma 10 dari mana-mana ngambilnya ke situ karena kalau dia ke pasar jadi lebih mahal. 

Bagaimana perkembangan UMKM di Jakarta Pusat?

Di samping tadi kita kerja sama. Kita kan juga punya kebijakan job trainer Jakpreneur sudah mulai dilakukan di samping itu dari sisi jajaran Pemerintah Kota Jakarta Pusat telah melakukan revitalisasi UMKM di lokasi-lokasi sementara.

Misalnya Matraman tergandeng Basnaz Baziz DKI Jakarta sekarang kita telah tata rapi yang tadinya semrawut. Pendekatannya tidak lagi pendekatan seperti kavling-kapling ketika kavling-kapling mereka akan cenderung hanya untuk kavlingnya sendiri yang dia bersihkan tapi karena sekarang pendekatannya kawasan sehingga antara satu warung dengan yang lain itu ada merasa memiliki satu kawasan tidak ada sekat. Kita ingin kawasan itu Jadi kawasan bersama makin kawasan tertata maka orang akan senang untuk makan.

Kemudian dulu kita juga pernah ada lokasi sebentar yang di badan jalan tuh dekat BNI yang mau ke arah Abdul Jalil Nah sekarang kita sedang relokasi kita bangunkan, nanti ada pusat kulineran yang tadinya lokasi sebentar di jalan kita akan pindahkan ke dalam, saat ini dalam tahap pembangunan sambil menunggu pembangunan kita koordinasi dengan pengurus Masjid Al I'tishom untuk melakukan, menampung mereka di area masjid dekat gang sambil menunggu apa pembangunan jadi.

Insya Allah bulan Maret-April target itu selesai itu yang ada di Abdul Jalil. Kemudian yang di Benhil tadinya berada di depan lahan pagar BPK, di trotoar, sekarang kita sedang membuat model skybridge. Jadi, berusahanya di atas trotoar, hak pejalan kaki ini tetap kita bisa beri fasilitas agar tidak terganggu dengan aktivitas usaha. BPK BNI untuk penataan kawasan maka pendekatannya juga dari sisi etika itu kita enggak bisa pakai aliran deontologis.

Kita pakai pendekatan utilitarianisme tadi nilai manfaatnya mencari solusi supaya aktivitas usaha juga bisa berjalan, hak pejalan kaki juga bisa terpenuhi. Artinya win-win solution, ekonominya juga tumbuh hak masyarakat juga terpenuhi. Jadi semuanya mendapatkan nilai positif, nah ini yang terus mau kita replikasikan, kita kembangkan lagi dengan menggandeng para kolaborator gitu ya untuk sama-sama kita lakukan intervensi pada lokasi-lokasi sementara. Di samping ada program yang memang sudah melekat di UMKM misalkan revitalisasi lokasi sementara di Cideng dan Pegangsaan itu kan lokasi sementara sudah mulai ditata dengan baik rapi, sehingga ekonomi bisa tetap tumbuh, masyarakat yang menikmati juga lebih nyaman karena tempatnya bersih rapi tertata.

 Di mana lokasi selanjutnya di Jakarta Pusat yang akan ditata Pak?

Target saya lokasi sementara minimal di tiap kecamatan itu harus kita gandeng CSR kemudian kita tata dengan baik, karena bukan saatnya kita berjalan sendiri-sendiri mengatasi persoalan ekonomi, persoalan lingkungan, harus bareng-bareng untuk menuju kota sehat salah satu indikatornya itu ya PDF, stop bab sembarangan. Supaya dia nggak sembarangan ya harus ada infrastruktur, melakukan pengolahan limbah secara mandiri yang terkadang ada keterbatasan. Untuk itu, bantuan sektor swastanya. Begitu pula dengan penanganan masalah ekonomi juga harus sama, UMKM akan berkembang kalau kita semua peduli. Yang membuat stabilitas ekonomi di Indonesia itu kuat, salah satunya itu peran UMKM, karena dia akan menstabilkan harga pasar kan harga pasar itu di level akar rumput. Kalau umpama di akar rumput harga terkendali Insya Allah perekonomian akan berjalan. Nah makanya kita tidak ingin mematikan yang kecil tetapi justru membesarkan yang kecil tanpa harus mengecilkan yang besar gitu.

Bagaimana untuk perizinan membangun UMKM?

Nomor induk perusahaan udah gampang sekarang melalui OSS itu Insya Allah dipermudah hanya mungkin perlu kita sinkronkan peruntukan ruang dan peruntukan ruangnya. 

Bagaimana tanggapan terkait UMKM di sekitar Grand Indonesia?

Kita sedang merancang, ada dari BUMD, Sarana Jaya setelah kita diskusikan dengan Plaza Indonesia, Grand Indonesia, dan Thamrin City ya kita coba merumuskan yuk gimana nih caranya supaya UMKM tetap bisa berkembang tapi tidak mengganggu lingkungan akhirnya dirumuskanlah. Ya udah kita bikin desain nah desain itu seperti skybridge lagi. Dengan bentangan yang lebih luas tanpa harus berdampak pada lingkungan. Nanti bisa merelokasi pedagang yang dari pinggir jalan itu dinaikkan ke atas kemudian ada lahan parkir yang cukup bisa menampung 4000 motor. Misalnya, kemudian aktif berdagang bagus tapi juga dia nanti ada keleluasaan untuk mengelola kawasan itu ya dengan ada keringanan pajak misalnya ada potensi-potensi yang bisa dikembangkan untuk pemasukan sehingga pemasukan itu menekan angka biaya sewanya ada desain sudah jadi. 

Antara Plaza Indonesia, Grand Indonesia, dan Thamrin City kan ada jalan tuh, nanti kita buat di situ skybrid-nya bisa menghubungkan antara Plaza Indonesia, Grand Indonesia, dan Thamrin City nanti titik temunya ada di sana. Dalam kaitan dengan TOD tadi dengan MRT kan juga tuh lebih bagus tuh nanti kita Buat sedemikian rupa supaya ini tidak kumuh tapi tertata dengan rapi makanya konsep sudah ada ya tinggal kita menunggu hasil pembahasan di tingkat provinsi saja. 

Berbicara ekonomi berbanding lurus dengan gizi. Bagaimana tingkat gizi ibu dan anak di Jakarta Pusat?

Kita ada program penurunan angka stunting untuk nasional itu target penurunannya 14% setiap kabupaten, kota, dan provinsi. Alhamdulillah untuk Jakarta itu sudah bisa menekan angka stunting di awal 7% kita turunkan, kemudian kita turunkan lagi menjadi 3,2. Nah sekarang kita sudah berhasil mencapai angka 2,9 dalam rangka kita menekan angka stunting. Persoalan stunting bukan hanya persoalan asupan gizi saja. Contoh begini Ketika saya survei balita-balita mana yang saya mau lihat, balita-balita yang masih masuk kategori stunting. Ternyata apa,  ternyata ada penyakit penyertanya, kemudian sindrom, kemudian juga ada penyakit-penyakit penyerta yang pendekatannya nggak bisa kita pakai paksakan asupan gizi. Pendekatan apa? layanan kesehatannya. berarti layanan kita harus bagus. Ketika layanan kesehatan bagus bisa menyembuhkan penyakitnya otomatis nanti asupan gizi akan masuk di situ. Terkait asupan gizi kita akan ada kebijakan untuk pemberian makanan tambahan baik yang sifatnya penyuluhan, pembinaan itu sudah kita alokasikan di tiap kelurahan, puskesmas. kalau memang di situ ada stunting baru kita intervensi dengan pemberian gizi pemantauan status anaknya. Bagaimana nih status gizinya, tinggi, berat badannya. Kemudian kita sinkronkan dengan pendidikan anak usia dininya. Dengan PAUD holistik integrativenya. Artinya PAUD itu tidak hanya dari sisi kognitifnya saja tetapi tumbuh kembangnya juga harus dipantau. Nah ini yang lagi disinkronkan antar berbagai kepentingan di situ ada PAUD di bidang pendidikannya, kemudian di bidang ekonominya, kemudian layanan kesehatannya. Di samping asupan gizinya, kemudian penyelesaian layanan penyakit penyertanya.

Serta fisik lingkungannya kita tata dengan rapi. Karena kan untuk mengintervensi stunting harus komprehensif ada yang sifatnya langsung ada yang tidak langsung, yang sifatnya langsung ya asupan gizinya dong penuhi. Baru kita masuk subsidi di situ, dia masuk nggak dalam kelompok DTKS. Masuk itu yang harus kita berikan lagi di situ, kita pantau benar status gizi si-anak. Terus kalau memang ada penyakit kita sembuhkan, layananya harus diperbaiki. Baru di  situ akan ada jaminan sosialnya, perlindungan sosialnya, di situ ada premi, BPJS-nya dipenuhi. Kemudian baru lingkungannya di situ, masuk asupan air bersih. Artinya sanitasinya, kemudian juga terkait dengan pengolahan air limbahnya. Nah ini yang kita lakukan intervensi pada akhirnya. 

Ketika 1000 hari kehidupan manusia di awal ketika ada janin di dalam rahim seorang ibu, maka ibunya juga harus diintervensi juga, dengan asupan gizinya. Makanya kan ada pemantauan ketika ibu hamil ada kunjungan 1 sampai kunjungan ke-4. Akan dipantau terus oleh jajaran puskesmas, nanti remajanya juga sama. Karena menuju remaja itu kan mau ke dewasa usia produktif juga dikasih pemahaman. Asupan darahnya misalnya, kemudian juga pola hidupnya, makanannya karena dia akan menjadi seorang ibu.

Jadi, siklus kehidupan yang gak boleh terhenti gitu loh. Nggak bisa melihat hanya bayinya saja atau ketika lahirnya sebelum lahir juga kan harus ada asupan. Karena pendidikan yang paling utama kan ibunya. kalau ibunya bagus, dari psikologis bagus, secara gizi bagus ke anaknya juga kan akan bagus juga gitu, nanti masa remaja juga harus ada. Menjelang mau nikah ada pembinaan kesehatan juga. Ya itu memang perlu ada effort yang lebih besar terutama dari sisi aspek layanan kesehatan. Insya Allah nanti semuanya akan berdampak juga. Nanti asupan gizinya bagus, baru nanti dari aspek ekonomi kemampuan dari penggunaan gizinya.

Harapan di tahun 2023 untuk pemkot dan masyarakat, Apa Pak?

Dalam agama saja sudah dijelaskan. ketika hari ini sama dengan hari kemarin itu sama dengan kita merugi. Ketika hari ini lebih buruk dari hari sebelumnya, itu kita sudah kena azab. Yang bagus adalah hari esok harus lebih bagus dari hari ini. Dan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Harapan Kita di tahun 2023 itu ada perbaikan-perbaikan mendasar dalam rangka peningkatan layanan dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di Jakarta Pusat. 

Oleh karena itu, peningkatan layanan, peningkatan kesejahteraan merupakan sebuah pilihan. Mau bagus kita sendiri yang menciptakan, jelek juga kita yang ciptakan. Nah untuk komitmen menciptakan yang bagus, yang lebih baik tentu tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor pemerintah saja. Tetapi kita harus berupaya bersama, memperjuangkan bersama pemerintah juga memperjuangkan layanan terbaiknya, masyarakat juga bisa melakukan upaya peningkatan partisipasi dalam menunjang kebaikan bersamanya, sektor swastanya, pendidikannya, dan semua sektor.

Yuk sama-sama kita perjuangkan, bagaimana nilai-nilai kesejahteraan masyarakat dan juga nilai-nilai layanan pubik menjadi lebih baik lagi. Adanya pemerintah dibentuk adalah untuk melayani masyarakat. Jadi harapan kita yuk sama-sama perjuangkan nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai kesejahteraan, nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan juga nilai-nilai untuk kita mencari solusi bersama secara kolektif.