Petugas UPK Badan Air Ubah Sachet Kemasan Kopi Jadi Kerajinan Tangan

Reporter: Andhira Staff Intern  | Editor: Andreas Pamakayo

Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Nurawi sedang menyulap sachet kemasan kopi menjadi beragam kerajinan tangan. Foto: Farandy Purba

Berangkat dari banyaknya sampah yang mencemari lingkungan, mendorong Nurawi atau yang akrab disapa Rawi, memanfaatkan sampah dari sachet kemasan kopi menjadi beragam kerajinan tangan.

Pria kelahiran 8 Agustus 1972 ini berprofesi sebagai petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang kesehariannya bertugas membersihkan rumput, pohon liar, dan sampah yang mengotori kali Ciliwung Kanal Banjir Barat, di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Rawi selalu mencari sampah yang bisa dimanfaatkan dan membaginya, misalnya sampah plastik dia kumpulkan lalu dijual untuk uang kas UPK. Sementara sampah kemasan kopi, disulap menjadi kerajinan anyaman dengan berbagai bentuk.

“Berawal dari mengikuti penyuluhan oleh kelurahan bagaimana cara menganyam dari bungkus kopi terus saya coba buat. lama kelamaan saya menjadi hobi membuat kerajinan tangan dari bungkus sachet kopi menjadi tas, tempat tisu, tikar, dan sajadah,” ungkapnya. 

Pembuatan kerajinan anyaman ini sudah digeluti Rawi selama 6 bulan. Bahan yang diperlukan untuk membuat anyaman tersebut juga mudah didapatkan. Dalam proses pembuatannya sendiri menghabiskan waktu sekitar 1 hingga 2 jam atau lebih, tergantung dari bentuk anyaman yang ingin dibuat.

Ketika anyaman tersebut telah jadi, secara sukarela Rawi membagikan kepada orang-orang yang menginginkannya. Namun tak sedikit juga, warga yang membayar hasil anyaman tersebut.

“Sebenernya tidak saya jual, akan tetapi kalau tetangga ada yang ingin tinggal ambil saja. Kalau ada yang mau bayar ya seikhlasnya,” katanya.

Rawi berharap untuk kedepannya makin banyak anak muda yang sadar dan peduli terhadap kebersihan lingkungan terutama dalam mengurangi sampah.

“Saya berharap agar anak muda bisa berkreasi dan menggali kreativitasnya dari barang yang tidak bernilai menjadi bernilai jual dengan merubahnya menjadi berbagai macam kerajinan tangan yang lebih kreatif lagi,” harapnya.