Pemkot Jakpus dan Densus 88 Gelar Sosialisasi Kebangsaan Bagi Para Guru Agama
Reporter: Malik Maulana | Editor: Andreas Pamakayo
Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat dan Detasemen Khusus (Densus) 88 menggelar kegiatan sosialisasi kebangsaan dengan tema "Strategi Deteksi Dini Pencegahan IRET (Intoleran, Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme) di Lingkungan Sekolah Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Damai".
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 200 guru agama dan kepala sekolah dari berbagai sekolah tingkat SMA dan SMK se-Jakarta Pusat, berlangsung di Ruang Serbaguna Utama, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat. Jalan Tanah Abang I, Gambir, Senin (26/2).
Kepala Bagian Kesejahteraan (Kesra) Setko Administrasi Jakarta Pusat Ahmad Joehandi mengatakan, kegiatan ini bertujuan menciptakan situasi kondusif dari gangguan intoleransi, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme yang menyasar lingkungan sekolah agar dapat menyentuh generasi muda.
"Generasi muda ini termasuk kelompok jati diri yang pembentukan karakter mereka sangat tergantung lingkungan. Karena itu, sosialisasi ini tepat dimulai dari sekolah," katanya.
Ahmad menjelaskan, pembinaan terhadap generasi muda saat ini yang termasuk generasi z banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dibanding rumah. Dicontohkan, anak-anak zaman sekarang akan lebih patuh terhadap guru dibanding orang tua di rumah.
Oleh Sebab itu, lanjut Ahmad, pihak sekolah bisa mengimplementasikan penyebaran nilai-nilai pelajar Pancasila yang berkarakter takwa, berakhlak, dan memahami kebhinekaan global. Dengan begitu, nantinya nilai-nilai Pancasila seperti kebersamaan, mendahulukan orang lain dan toleransi akan mengakar.
"Makanya kegiatan ini dimulai dari sekolah di mana generasi muda berkembang. Paham yang menghancurkan akan tertangkal di lingkungan sekolah," tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma berharap peserta dapat menyerap dan menyebarkan pemahaman materi yang disampaikan. Dengan begitu paham intoleransi, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme bisa ditangkal agar tidak berkembang di wilayah Jakarta Pusat.
"Penguatan di sekolah itu penting, karena bisa menanamkan pemahaman yang pemimpin di sekolah karena sehari-hari berinteraksi dengan para murid," tandasnya.