Program PMT Pangan Lokal Direncanakan Bakal Atasi Stunting di Kelurahan Galur

Reporter: Andre  | Editor: Andreas Pamakayo

Rembuk stunting di Kelurahan Galur. Foto: Malik Maulana

Stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 Standar Deviasi pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronis. 

Untuk melakukan pencegahannya, Kelurahan Galur melaksanakan rembuk stunting dalam koordinasi lintas sektor yang diikuti, kader Dasawisma, Jumantik, kader PKK, kader Posyandu Balita, Ketua RW, dan jajaran terkait lainnya, di Ruang Aulia, Kantor Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (18/7). 

Lurah Galur Suci Asliyati mengatakan, rembuk stunting diikuti para kader dari delapan RW dalam menurunkan kasus stunting di wilayah Kelurahan Galur di mana yang terindikasi ada 46 anak. 

Salah satu cara mengatasi, lanjut Suci, direncanakan ada program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal yang akan diluncurkan Dinas Kesehatan.

"Ke depan program yang sudah direncanakan bisa berjalan dengan baik agar bisa menurunkan kasus anak yang terindikasi stunting di wilayah Kelurahan Galur," katanya. 

Sementara itu, Kepala Puskesmas Johar Baru drg Arfianita Rachman menambahkan, dalam mengatasi stunting sudah banyak yang telah dilakukan yaitu dengan memberikan susu dan telur, lalu lewat Jakarta Beraksi. 

Lalu, lanjutnya, ada program PMT berbahan pangan lokal yaitu, makanan tambahan pangan lokal yang diberikan untuk memperbaiki status gizi balita dan ibu hamil.

Kegiatan PMT tersebut disertai dengan edukasi gizi dan kesehatan untuk perubahan perilaku misalnya dengan dukungan pemberian ASI, edukasi dan konseling pemberian makan, higiene sanitasi untuk ibu, pengasuh, dan keluarga. 

"PMT Pangan Lokal diberikannya kepada anak yang underweight (gizi kurang) dan berat badannya tidak naik, diberikan kudapan supaya tidak terjadi stunting. Jumlah yang diberikan itu 56 anak secara bertahap," jelasnya. 

"PMT berbahan pangan lokal diharapkan dapat mendorong kemandirian keluarga dalam penyediaan pangan bergizi dengan memanfaatkan potensi pangan lokal secara berkelanjutan," tandas Arfianita.