Wawali Minta Peningkatan Kerja Sama Lintas Sektor Tanggulangi Tuberkulosis

Reporter: Naufal Magang  | Editor: Andreas Pamakayo

Pelaksanaan monev Kampung Siaga TBC. Foto: Naufal Magang

Wakil Wali (Wawali) Kota Administrasi Jakarta Pusat Chaidir meminta peran aktif masyarakat dan kerja sama lintas sektor dalam menanggulangi Tuberkulosis (TBC).

Demikian dikatakannya saat membuka monitoring dan evaluasi Kampung Siaga TBC, di Ruang Pola, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Jumat (19/7).

"TBC bukan hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga melibatkan unsur pendidikan, sosial, ekonomi, dan pemangku kepentingan lainnya. Kita perlu sinergi dari semua pihak untuk memutus mata rantai penularannya. Mulai dari edukasi masyarakat, deteksi dini kasus, hingga pengobatan yang tepat sasaran," katanya.

Ke depannya, wawali menyarankan penguatan kampung siaga TBC serta inisiatif baru lainnya dari seluruh jajaran pemerintah kota dan masyarakat. "Marilah kita kerja sama untuk Jakarta Pusat bebas dari TBC dan penyakit menular lainnya," imbau Chaidir.

Sementara itu, Kasudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Rismasari menambahkan, target penemuan kasus TBC di Jakarta Pusat berjumlah 65.000 kasus per tahun, dengan minimal 12.000 kasus yang diobati hingga tuntas.

"Penilaian Kampung Siaga TBC tidak hanya berdasarkan jumlah kasus yang ditemukan, tetapi juga bagaimana proses penemuan, pengobatan, dan pemantauan pasien TBC dilakukan. Kami ingin memastikan bahwa setiap pasien TBC di Jakarta Pusat mendapatkan pengobatan yang optimal dan sembuh total," tambahnya.

Rismasari juga berharap dengan adanya Kampung Siaga TBC, angka insiden TBC di Jakarta Pusat dapat ditekan secara signifikan dan Jakarta Pusat dapat menjadi contoh yang baik bagi wilayah lain dalam eliminasi TBC.

"Eliminasi TBC di Jakarta Pusat bukan hanya tanggung jawab Suku Dinas Kesehatan, tetapi juga tanggung jawab semua pihak, termasuk para lurah, camat, kader-kader TBC, dan seluruh masyarakat," tandasnya.