Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun, Said (43) dan Fauzi (51) belum bisa memejamkan mata. Mereka asyik berbincang dengan para petugas dari Suku Dinas Sosial yang bertugas di GOR Kecamatan Tanah Abang, Minggu (26/4).
Kepada Tim Kominfotik JP, dua pria asal Kuningan, Jawa Barat ini bercerita bagaimana bisa sampai di GOR Tanah Abang. Said dan Fauzi bukan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terkena penjangkauan pada dua hari terakhir.
“Kami datang sendiri ke sini tadi siang, jalan kaki dari terminal Kampung Rambutan. Alhamdulillah bisa ketemu walaupun sempat nyasar juga sedikit karena tidak tahu jalan,” kata Said.
Said dan Fauzi adalah rekan senasib sepenanggungan. Keduanya bekerja di industri kecil pembuatan batu bata di Pekanbaru, Riau. Sepuluh hari lalu dua pria ini mudik ke Kuningan, lantaran tempat mereka bekerja sempat ditutup.
“Sekarang sudah dibuka lagi. Tempat kami bekerja kan memang bukan perusahaan besar yang pegawainya banyak, jadi memang tidak ada keramaian sih, katanya sekarang sudah bisa beroperasi lagi,” ujar Said.
Jumat (24/4) mereka memutuskan kembali ke Pekanbaru. Berangkat sejak pagi dari Kuningan, baru sore harinya sampai di Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Alangkah terkejutnya mereka ketika sampai di situ baru tahu bahwa bus tujuan ke Sumatera sudah dihentikan operasionalnya menyusul kebijakan larangan mudik yang ditetapkan Pemerintah sejak hari itu.
Karena sudah menjelang larut malam, Said dan Fauzi memutuskan untuk menginap di terminal itu. Mereka masih berharap akan ada bus yang bisa mengangkut mereka ke Pekanbaru. Alih-alih terwujud keinginannya, Fauzi justru ditimpa musibah lagi. Tas kecil tempat ia menaruh dompet berisi uang dan KTP digondol maling.
“Tas itu saya selempangkan waktu tidur. Tapi, pagi-pagi sudah tinggal talinya saja. Saya kehilangan semua uang yang saya bawa,” tutur Fauzi.
Kondisi keduanya semakin memburuk dengan keadaan ini. “Saya sempat beli makanan, cuma nasi putih Rp.3000, saya kasih air keran terus kita makan,” Said menimpali nyaris terisak.
Setelah dua hari bermalam di terminal, ada petugas keamanan yang menyarankan mereka untuk mendatangi GOR Tanah Abang. “Sekitar jam dua siang kami sampai di sini. Alhamdulillah saya di sini bersyukur sekali tadi sudah dikasih makan,” sebut Said.
Baik Said dan Fauzi masih berharap bisa melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru. “Kalau bisa sih kami tetap ingin bekerja karena di sana mata pencaharian kita, sudah mau lebaran setidaknya kami bisa mengirim uang untuk keluarga di kampung,” ujar Said diamini Fauzi. (Kominfotik JP/SAF)