Pertunjukan Sandiwara Sunda Miss Tjitjih tampil dua kali dalam satu bulan pada Sabtu malam. Para pemain Sandiwara Miss Tjitjih memiliki waktu latihan rutin setiap Rabu dan Jumat malam sebelum waktu pertunjukan.
Ketua Sandiwara Miss Tjitjih Syarifah Rohmah menerangkan, seluruh pemain Sandiwara Miss Tjitjih ini memiliki pekerjaan lain di luar pertunjukan. Ia pun tak melarang anggotanya untuk bekerja di luar. Namun, yang paling penting mereka tak melupakan kewajibannya untuk terus pentas melestarikan sandiwara ini.
“Kita tidak melarang mereka kerja di luar karena kebutuhan saat ini yang memang serba mahal. Dan memang mereka tetap latihan meskipun setelah lelah bekerja,” jelasnya.
Dalam setiap pertunjukan, seluruh pemain tidak membutuhkan naskah mereka hanya melakukan improvisasi dari situasi yang ada di pentas. Sutradara pun hanya memberikan gambaran umum dari cerita yang ingin ditampilkan seperti dalam penampilan Sabtu malam (7/3) Malam Keramat.
Sutradara Miss Tjitjih, Imas Darsih menerangkan jalan cerita dari pertunjukan malam keramat yang dilakukan ini terinspirasi dari cerita kehidupan sehari-hari mengenai tokoh sepuh yang dihormati warga karena sering menolong dan dermawan di Desa Cikembar makamnya dijadikan makam keramat karena seorang pria yang belajar ilmu hitam untuk balas dendam karena tidak diberi warisan.
“Ide cerita dan pemilihan judul harus komersil sehingga menarik orang untuk menonton dan juga mengambil kisah yang tengah viral,” terangnya. (As)
Kominfotik JP/NEL