Pemerintah Kota (Pemkot) melaksanakan simulasi antisipasi bencana gempa bumi megathrust, di Gedung Blok A, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Rabu (23/10).
Kepala Bagian Umum dan Protokol Kota Administrasi Jakarta Pusat Istya Sati Murnendyah mengatakan, kegiatan simulasi ini berkolaborasi dengan BPBD, Dinas Kesehatan, dan Basarnas. Serta penempatan petugas Kader BPBD yang sudah dilatih dari para ASN dan PJLP di tiap lantai gedung.
"Kita berharap dengan adanya simulasi ini bisa memahami bagaimana menyelamatkan diri apa bila terjadi bencana bagi para penghuni kantor. Petugas yang telah menjadi kader BPBD nanti akan menuntun hingga titik kumpul," katanya.
"Di Blok A ada 7 lantai dan telah sepakat supaya nanti tidak terjadi penumpukan di dalam tangga darurat, lantai ganjil diminta belok ke kiri ketika menghadap ke lift, sedangkan lantai genap mengarah jalur ke kanan," ujarnya.
Baca Juga:
Pemkot Jakpus Bakal Gelar Simulasi Gempa Bumi dan Kebakaran
Pemkot Jakpus Akan Gelar Simulasi Gempa Megathrust Pada 23 Oktober
Sementara itu, Ketua Sub Kelompok Pemberdayaan Masyarakat dan Lembaga Pemberdayaan BPBD Provinsi DKI Jakarta Basuki Rahmat menambahkan, simulasi kesiapsiagaan bencana yang menurut para ahli Jakarta akan terdampak gempa bumi dengan megathrust yang signifikan.
"Simulasi ini bertujuan membangun kesadaran diri maka mulai mencari tahu apa saja yang akan dilakukan dan bagaimana yang harus dikerjakan seandainya terjadi bencana gempa," ujarnya.
Dalam simulasi ini, lanjutnya, pihaknya juga berkerja sama dengan Dinas Kesehatan, Basarnas, dan jajaran pegawai di lingkungan Pemkot Administrasi Jakarta Pusat.
"Pengerjaan personel pada simulasi ini sekitar 200 personel karena mewakili dari tiap lantai di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat termasuk tim dari BPBD Jakarta, Dinas Kesehatan, dan Basarnas," ucapnya.
Setelah ini, kata Basuki, akan ada evaluasi apa saja yang menjadi catatan bersama apakah sudah dari informasi peringatan tanda bahayanya dan alur komunikasinya agar bisa langsung dilakukan perbaikan-perbaikan.
Dia juga berharap simulasi seperti ini harus dilakukan minimal satu kali dalam setahun dalam kegiatan tanggal 26 April di Hari Kesiapsiagaan Bencana. Seluruh pemilik gedung harus bisa melakukan simulasi secara mandiri termasuk pengecekan sarana dan prasarana di gedung masing-masing.