
Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat menggelar pertemuan penguatan program pencegahan dan penanggulangan demam berdarah Tingkat Kota.
Pertemuan ini dihadiri kepala seksi kesejahteraan rakyat kecamatan, kelurahan, dan jajaran Suku Dinas Kesehatan. Dibuka Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setko Administrasi Jakarta Pusat Achmad Joehandi, di Ruang Pola, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Selasa (24/6).
Achmad mengatakan, ada cara untuk menghentikan penyebaran dengan menyebarkan Nyamuk Wolbachia. Nyamuk Wolbachia adalah nyamuk Aedes Aegypti yang telah diinfeksi dengan bakteri Wolbachia.
Bakteri ini secara alami terdapat pada banyak jenis serangga, namun tidak pada Aedes Aegypti. Penelitian telah menunjukkan bahwa nyamuk yang terinfeksi Wolbachia memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk menularkan virus dengue, yang merupakan penyebab demam berdarah.
"Penyebaran Nyamuk Wolbachia di daerah sudah sangat efektif. Nanti akan dijelaskan narasumber lebih terperinci lagi melalui pertemuan penguatan program pencegahan dan penanggulangan demam berdarah," katanya.
Di wilayah Jakarta Pusat, lanjutnya, pada 19 Juni 2025 ada 554 kasus, kematian nol. Namun, pada kantong-kantong pemukiman padat terjadi peningkatan kasus. Untuk itu, perlu peningkatan 3M Plus di tiap pemukiman padat penduduk.
"Memang dalam pelaksanaan 3M Plus ada beberapa kendala seperti peninjauan di rumah elite, apartemen, dan perkantoran. Diperlukan pendekatan dan kiat tertentu untuk melakukan survei," ujarnya.
Achmad juga mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan Sudin Kesehatan membuat Kampung Bebas Jentik Nyamuk dalam mencegah penyebaran nyamuk DBD.
Dia juga berharap mudah-mudahan pertemuan ini mendapatkan solusi terkait pencegahan penyebarannya nyamuk Aedes Aegypti.