Sosialisasi refungsi jalan dan kali

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Pasar yang letaknya di dekat stasiun Senen, Jakarta Pusat dari luar mungkin akan terlihat seperti pasar loak biasa yang hanya menjajakan baju, tas, dan sepatu. Bahkan, untuk masuk pun harus menyusuri lorong yang cukup gelap. Namun, di pasar ini dijual aneka barang bekas yang sungguh tak terduga. Di sana juga dijual peralatan rumah tangga, barang-barang elektronik, seperti blender dan mixer, peralatan pertukangan, spare part motor, mesin pemotong rumput, kompresor diesel, dan lain-lain.

“Karena itulah pasar Poncol merupakan asset DKI,” kata Wakil Walikota  Jakarta Pusat, Arifin, dihadapan para pedagang Poncol, dalam sambutannya pada acara sosialisasi para PKL pasar Poncol, Kecamatan Senen, di Gedung Achmad Yani Dittopad, Jln. Kalibaru Timur, Senen  Jakarta Pusat, Rabu (2/9).

Menurut  Wakil Walikota, Pasar Poncol merupakan sebuah potensi yang harus kita pikirkan masa depannya. ”pada hari ini kita bisa bicarakan bersama,” kata Wakil Walikota, yang dijawab para pedagang ”setuju”.

“Setuju Pasar Poncol rapih, tertib dan aman?” Tanya Wakil Walikota. “Setuju, jawab pedagang. Untuk itu, kata Wakil Walikota, para pedagang secara bersama-sama aktif menjaga kerapihan, ketertiban dan keamanan. ”Menjaga kerapihan, ketertiban dan kenyaman bukan hanya tugas pemerintah kota, tetapi tugas kita bersama,” tegas Wakil Walikota.

Untuk itu ke depan, lanjut Wakil Walikota, apabila terjadi kemacetan di wilayah pasar Poncol, kami akan melakukan penertiban. “Terutama para kepada para pedagang yang menjual barang dagangannya di pinggir jalan yang dapat menyebabkan macet,” ujar Wakil Walikota.

Pada kesempatan yang sama, Irwandi, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, serta Perdagangan Provinsi DKI, pihaknya sudah menganggarkan untuk membangun Pasar Poncol yang lebih baik dari keadaan saat ini. Nantinya Pasar Poncol akan dibuat seperti hangar. “Satu kios untuk satu pedagang,” imbuh Irwandi. “Sehingga ke depan baik pedagang maupun pembeli akan merasa nyaman,” lanjutnya.

Untuk itu, para pedagang binaan Pasar Poncol segera membentuk koperasi. “Koperasi ini nantinya kana menjadi jembatan antara pedangang dengan Pemerintah Kota,” katanya.

Dengan dibentuknya koperasi, lanjut Irwandi, identitas para pedagang binaan akan terdata. ”Dan bila nanti Pasar Poncol dibangun, data para pedagang binaan sudah ada. Dan para pedagang binan dapat menempati kios sesuai dengan data yang ada. “Dengan koperasi ini juga, pedagang dapat meminjam untuk penambahan modal berdagang,” kata Irwandi.

Saat ini, para pedagang binaan di pasar Poncol menempati kios JP 37 dan JP 38 yang berjumlah 350 an pedagang. Selebih pedagang non binaan yang jumlahnya hampir sama dengan para pedagang binaan. Para pedagang membayar iuran melalui Jak Card yang setiap bulannya menyetorkan uang Rp 90.000,- melalui Bank DKI.

Dengan membayar iuran melalui Jakcard ini, lanjut Irwandi, tidak ada lagi yang namanya pungutan liar dari oknum. “Laporkan bila ada pungli,” tegas rwandi.