20 Tahun di Pemkot Jakpus Apa Gak Bosen?
Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP
Host : Assalammualaikum Wr.Wb. Halo Sohib Jakpus, kita
sudah kedatangan tamu salah satu pejabat di Pemkot Administrasi
Jakarta Pusat, yaitu Bapak Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Setko Administrasi
Jakarta Pusat, Bapak M Fahmi. Assalammualaikum Pak Asisten.
M. Fahmi : Waalaikumsalam Wr.Wb.
Host : Terima kasih pak sudah datang di sini, di studio JPodcast. Apa kabarnya pak?
M. Fahmi : Alhamdulillah, luar biasa, Podcast mu, Podcast ku, Podcast kita semua,
hidup Jakarta Pusat.
Host : Mantap Pak
M. Fahmi : Iya lah, gini hari man, sudah harus main begitu-begitu an
Host : Siap pak. Ok baik yuk kita langsung saja pak yang pertama certain dong pak tugas dan
fungsi Adminkesra, pemirsa Sohib Jakpus pasti banyak nih yang pengen tau tentang itu.
Silahkan pak.
M. Fahmi : Iya baik, terima kasih Bang Iman. Jadi cerita soal terkait tentang tugas
pokok dan fungsi Adminkesra, sebagaimana sebuah pekerjaan di birokrasi, kita terikat akan
aturan dan perundang-undangan. Terkait dengan tugas Adminkesra, itu tertuang secara penuh di
dalam Pergub No. 152 Tahun 2019 Tentang SOTK, diantaranya tugas itu adalah bahwa Asisten
Administasi Jakarta Pusat di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekertaris Kota, apa saja
yang terkait itu, (1) pertama adalah bahwa tugas Adminkesra itu adalah menyusun, memantau,
dan mengevaluasi operasional kerja yang ada, kemudian melaporkan kepada Walikota, (2)
Kedua, memantau dan memonitor pelaksanaan baik ketatausahaan, keuangan, dan mental
spiritual. (3) Ketiga, mengkoordinasikan UKPD yang ada di bawahnya dalam rangka
menyelesaikan tugas-tugas yang ada di Pemerintah Kota, khususnya terkait dengan bidang
kesejahteraan masyarakat. Dan terakhir termasuk tentang rencana kerja yang ada di bidang
Kesra, kemudian kita mengorganisir, kemudian merapikannya menjadi satu tujuan yang sama
untuk kemajuan Jakarta Pusat. Kira-kira seperti itu.
Host : Baik pak.Tadi kalau saya mendengar penjelasan Pak Asisten bahwa tupoksi, izin saya
untuk membagi 2 tupoksi tadi, yaitu ada internal, ada ekternal ya pak. Ada administrasi,
keuangan, kalo saya ingin menanyakan ke bapak, pak penjelasannya tentang Fungsal 1, fungsi
dan tugas Adminkesra adalah salah satunya bertanggung jawab terkait kesejahteraan rakyat.
Bisa dijelaskan pak, apa saja yang sudah dilaksanakan sampai saat ini oleh Pemkot Jakpus
terkait hal ini?
M. Fahmi : Nah, menyangkut tentang kesejahteraan rakyat sebenarnya adalah harapan
kita tentang kesejahteraan masyarakat itu menjadikan seperti yang disampaikan oleh pak Anis,
maju kotanya, Bahagia warganya. Pengertian Bahagia warganya itu lebih kepada aspek material
sebenarnya, nah makanya hal-hal yang menyangkut pembinaan di bidang mental spiritual,
mentalnya adalah spiritual dan keagamaan, sementara aspek yang lainnya termasuk untuk
kesejahteraannya ada di sosial, Pendidikan, dan lain sebagainya. Dengan orientasi bagaimana
memajukan Jakarta Pusat ini sebagaimana disampaikan oleh Pak Gubernur mengarah kepada
visinya. Sesuai dengan visi Jakarta sendiri sebagai kota maju, lestari, dan berbudaya yang
warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua.
Nah, itulah sebenarnya cita-cita dan arah orientasi, sebenarnya hampir semua hal termasuk di
bidang Kesra. Gitu Bang Iman.
Host : Masih dengan tugas dan fungsi seorang adminkesra yaitu pejabat yang
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan mental spiritual di tingkat kota administrasi menarik
pak bicara tentang mental spiritual baik dari segi lingkup kecil yaitu keluarga, RT, RW,
kelurahan dan bapak sebagai pejabat yang mengkoordinasikan mental spiritual di tingkat kota
administrasi Jakarta Pusat itu artinya ada tugas pak untuk memantau tentang kehidupan,
keberagamaan artinya beberapa agama disitu kita yang ditingkat kota Jakarta pusat. Pak jelasin
dong pak keadaan tentang keberagamaan kita khususnya di tingkat Jakarta Pusat?
M. Fahmi : Ya kalau keberagamaan di Jakarta Pusat relative aman lah hampir tidak ada hal-hal
yang memicu gesekan antar umat beragama. Jadi kalau kita lihat di Jakarta ini ada beberapa gereja
masjid vihara itu semua ada di Jakarta pusat. Dan selama ini hampir tidak ada problem gesekan
intorelansi satu dengan yang lain. Nah hal ini perlu kita jaga tapi terkait dengan yang saat ini
berlangsung sebenarnya kita cukup dilindungi adanya peraturan bersama Menteri No 8 dan 9 tentang
forum komunikasi umat beragama dimana didalamnya ketika orang menyangkut pendirian tempat
beribadah ada aturan – aturan yang harus dia penuhi, misalnya dilingkungan muslim entah didirikan
sebuah gereja atau sebaliknya di lingkungan Kristen entar didirikan masjid maka satu, status tanahnya
apa. Dua, harus ada persetujuan warga disekitarnya. Tiga, termasuk siapa jamaahnya. Saat ini
alhamdulillah perjalanan terkait dengan intoleransi hampir tidak ada, makanya saya sebut tidak ada
gesekan yang berarti sebenarnya di Jakarta Pusat. Hampir dua dekade, saya sendiri hampir 20 tahun
nyaris tidak pernah ada gesekan antar umat beragama.
Host : Alhamdulillah berati ya pak, keberagamaan di Jakarta Pusat ini sangat-sangat harmonis pak ya.
Berikutnya pak, tugas seorang adminkesra mengkoordinasikannya beberapa UKPD diantaranya
kesehatan, pendidikan, saya ingin mengaitkannya dengan masa-masa pandemic sekarang ini. UKPD
yang tadi saya sebutkan bidang kesehatan, pendidikan itu kan sangat vital gitu. Bisa dijelasin pak
keadaan dibidang kesehatan dan pendidikan di Jakarta Pusat dimasa pandemic ini
M. Fahmi : Ya baik, kalau kita ingat pandemi ini berlangsung 2 tahun. Dari 2020 kemudia 2021
dan sekarang masih proses menuju endemic. Di awal-awal ketika puncak covid 19 terjadi waktuu itu
masi delta malah puncaknya adalah pada tanggal 1 april tahun 2021 itu 407 warga DKI Jakarta termasuk
warga Jakarta Pusat itu penuh di pemakaman yang ada di DKI Jakarta. Pada waktu itu sampai dibuka
pemakaman baru di sekitar rorotan Jakarta Utara itu puncaknya sebenarnya. Pada saat terjadi pandemi
praktis sesuai dengan kemendagri dan kemudian diturunkan oleh peraturan gubernur. Level 3 seperti
sekarang ini itu mentiadakan kegiatan tatap muka, beda dengan sekarang level 3 nya dimungkinkan
tatap
muka tapi 50%. Nah saat itu terjadi bukannya hanya masyarakat yang kena imbas tapi nakes kita juga
terimbas. Sudah berati berita umum bahwa yang meninggal itu bukan hanya masyarakt tapi juga petugas
kesehatan. Saat itu kita gencar melakukan vaksin yang pertama, saya ingat saat vaksin yang pertama
hampir setengahnya dari nakes kita terpapar. Sementara target harus sudah diselesaikan untuk vaksin
pertama dalam waktu 3 bulan. Sedangkan nakes kita 3 terpapar. Dan mulailah kita berkolaborasi ada
beberapa yang terlibat secara serentak melakukan vaksin di Jakarta Pusat. Sampai pada masa vaksin
tingkat 2 diantara vaksin yang disebar di Jakarta pusat itu yang paling lama mencakup 80% adalah
kecamatan tanah abang. Kenapa? Karena secara administrasi dia masih ber KTP di Jakarta, Kecamatan
Tanah abang. Tapi de facto sesungguhnya dia sudah tidak tinggal di Jakarta. Itu untuk kesehatan.
Kemudian untuk pendidikannya. Tadi saya sudah singgung pada saat itu sudah masuk level 3 bukan
hanya pendidikan yang tatap muka termasuk juga tempat ibadah saat itu waktu itu masih delta. Jadi
dilakukan lah PJJ hampir setahun lebih termasuk juga ibadah. Nah masuk tahun 2022, yang disebut
dengan gelombang ketiga masuk tapi perlakuannya sudah tidak seperti dulu kalau dia masuk level 3
maka pendidikan tetap dapat dilakukan tatap muka maksimal 50%. Bila ditemukan ada murid atau
pendidik didapati positif maka sekolah itu diliburkan selama 3 hari. Dan setelah dilakukan
penyemprotan secara langsung, kemudian di buka kembali.
Host : Kemudian kita beralih ke aga nyantai ya pak, kita bicara tentang pupuk. Si adminkesra akan
bicara tentang profile perjalanan karir bapak. Jelasin terkait perjalanan karir bapak mewakili pemprof
DKI sampai sekarang jadi adminkesra Jakarta pusat.?
M. Fahmi : Ya terima kasih, jadi proses saya panjang sebenernya waktu saat saya sekolah, pagi
sekolah dasar, sore sekolah diniyah, dan seperti anak-anak yang lain setelah itu masuk SMP dan SMA.
Begitu tamat SMA jujur saya tidak pernah mengikuti UMPTN jadi saya masih inget karena saya bukan
keluarga mampu dan belum ada KJIP dan lain sebagainya. Saya sempet nganggur setahun saat nganggur
itulah saya keluar dari lingkungan rumah, saya dulu tinggalnya di cempaka putih. Berbatasan dengan
johor baru. Bisa dibayangkan pengaruh lingkungan nya luar biasa. Tapi saat itu saat saya nganggur itu
setahun, justru saya bergabung dengan remaja islam sunda kelapa, namanya STDNI, Studi Terpadu …
Nilai Islam. Syaratnya pada waktu itu masuk riska. Itu harus tamat SMA dan disitulah saya bergaul
dengan anak-anak mahasiswa. Sehingga saya disitu berpikir saya harus sekolah agama, setahun setelah
nganggur saya jutru masuk pesantren. Saya waktu itu masuk ke tebu ireng, sambil kuliah di UNHAS
(Universitas Hasyim Asyari) karena orientasi nya sangat MU banget. Disitu saya hampir belajar tiap hari
dari hal-hal yang mendasar yang disebut dengan ilmu alat, ilmu nahwi, ilmu Sharaf, saya masih inget
beberapa bagian-bagian yang saya inget-inget, pantesan dulu Prof Jimi Hasyim Diki pernah
menyampaikan tauga kamu bahasa yang paling sempurna di dunia, karena Allah itu Maha Sempurna.
Maka dia menggunakan bahasa yang paling sempurna. Saya tanya apa bahasa yang paling sempurna.
Bahasa arab. Saya contohkan yang paling gampang, see, saw, seen terus kemudia perubahan waktu itu
sama kaya bahasa arab. Tapi bahasa arab itu bisa 12 kosa kata yang berubah. Bayangin karena tuhan itu
maha sempurna, maka ia harus berikan bahasa yang sempurna. Itu yang disampaikan prof jimi diki.Nah
akhirnya saya masuk dipesantren itu dan saya belajar meskipun saya terlambat dalam usia seperti ini.
Kemudian semester 6 dalam pikiran saya waktu itu kalau saya lulus. Kira2 usia saya waktu itu 24an
kapan saya bisa berdiri diatas kaki sendiri, dengan berpikir yang sangat terbatas pada saat itu. Saya ingat
saya ambil fakultas dakwah saya pikir saya akan mencari uang, mencari rezeki dengan berceramah.
Cuman saya berpikir dakwah yang baik itu adalah orang yang ikhlas bertemu dengan prang yang ikhlas
bagaimana mungkin saya bisa ikhlas kalau saya bekerja sebagai DAI, berceramah dari satu tempat ke
tempat yang lain dan berharap saya akan dapat uang. Terus ikhlas saya dimana. Saat itu berpikirnya
sehingga saya putuskan saya harus kuat berdiri di atas kaki sendiri. Dengan sekolah yang tidak ada
kaitannya dengan agama. Artinya saya harus kuat berdiri diatas kaki sendiri dengan bekerja dan waktu
itu saya diskusi dengan beberapa teman, dan saya diarahkan bagaimana yang gampang bekerja sebagai
pegawai. Akuntansi aja. Dan kemudian saya sekolah akutansi. Dan setelah selesai saya tuntaskan di
Malang. Pulnag dari malang, 3 bulan kemudian penerimaan PNS DKI. Sehingga saya diterima CPNS
saya TNT saya 1 maret 1998. Masuk di pemerintah kota adm jakpus waktu itu kita fokuskan disemua
kepegawaian, kemudian entah bagaimana ceritanya saya juga heran, saya ditempatkan di BINTA.
Pedahal latar belakang pendidikan saya sarjana akuntasi. Mungkin saya dimasukan ke binta karena
mondok tapi sebeneranya tidak ada izasah karena saya gak selesai, mondoknya juga informal juga gak
selesai. Nah masuklah di binta nah akhirnya 6 tahun kemudia saya jadi Kasubag, 4 tahun kemudia jadi
kabag, setelah itu jadi asisten sejak tahun 2015 sampai hari ini. Kalau biacar siapa asisten paling lama di
DKI Jakarta saya orangnya , 7 tahun. Dari tahun 2015 samapai sekarang. Jadi relative lama lah. Dan
apakah saya bosen? Saya harus menjawab tidak. Mungkin hubungan nya dengan manusia yang beragam.
Hari ini saya ketemu ustad, besok ketemu fakir miskin, besok ketemu umat lain. Dan ternyata saya
bekerja itu sebenarnya soal nyaman. Jadi kalau kita menikmati pekerjaan itu dengan baik. Kemudian
bekerja dengan nyaman tanpa ada hal-hal yang mengganggu pikiran kita, kita bisa optimal dan
maksimal, selain kaget yang ditentukan. Kira-kira seperti itu.
Host : Ingin tahu ni pak, sohib jakpus juga ingin tahu. Apasih tanggapan keluarga bapak terkait
pekerjaan bapak dari awal dulu sampai sekarang menjabat adminkesra?
M. Fahmi : Ya pertama saya syukuri, bahwa bisa menjadi pegawai di DKI Jakarta adalah
kebanggaan yang luar biasa. Yang kedua saya tahu kalau bekerja itu bukan semata-mata kita bekerja
pulang terima gaji bukan. Bekerja itu sebenarnya ibadah. Konotasi ketika orang bekerja untuk
memperjuangkan menghidupi keluarganya, dia itu mujahid. Orang yang meninggal karena bekerja
membela keluarga, menafkahi. Itu juga syahid kalau dia yang meninggal. Makna ibadah itu, tidak harus
yang ritual. Puasa,sholat, mengaji,. Bekerja itu ibadah. Nah terkait dengan yang disinggungkan itu kan
keluarga, saya rasanya selama bekerja bahkan di awal-awal sering pulang larut malam karena banyak hal
yang ingin saya pelajari pada waktu itu lagi semangat-semangatnya mencari pengetahuan. Kemudian
seiring waktu dan proses lama-lama keluarga juga memahami soal itu dan hari ini jika pulang larut
malam. Sekarang kalau pulang larut malam udah jadi hal yang wajar, asalkan kita meyakini tugas yang
kita emban.
Host : Jadi keluarga memahami ya pak? Nah bicara soal hobi, pak. Hobi bapak ni apa ya?
M. Fahmi : Saya nih dulu waktu masih mahasiswa, hobi saya tuh membaca soalnya kalo kita
gak baca buku gak terinformasi pada saat itu. Dan terkait dengan buku itu macem-macem kalo saya
inget proses saya baca juga antic, seiring umur waktu SD udah mulai baca komik kemudian SMP mulai
baca novel bahkan cerita silat bergambar. Sebenarnya kalo denger kata pak gubernur itu saya setuju,
kalau dengan minat baca itu ada, daya baca yang tidak ada. Begitu melihat isi buku yang tebal seleranya
langsung ilang tapi begitu liat notif WA orang langsung mau baca. Itu artinya minat baca ada, daya baca
yang kurang. Nah cita-cita itulah yang membuat saya di awal-awal mulai baca buku yang “berat”
apalagi di saat itu saya ngambil ekonomi dan agama karena mau tidak mau kita harus baca. Begitulah
situasinya pada waktu itu
Host : Nah pak masih bicara soal baca nih. Izinkan untuk saya untuk bacakan sedikit fatwa tentang
literasi karena di Indonesia, literasi baca masyarakat kita masih sangat saya kurang. Unesco membuat
penelitian bahwa literasi masyarakat kita masih 0,001% kemudian Indonesia menjadi pengguna internet
terbesar no. 4 di dunia, dan urutan NO.5 dunia paling cerewet. Dengan begitu kita bisa bayangkan kalau
literasi rendah dan menggunakan internet besar dan cerewet pula. Artinya akan terjadi penyebaran hoax,
bisakah bapak beri wejangan untuk netizen Jakarta pusat yang menonton acara ini ttg bagaimana kita
mengasah literasi
M. Fahmi : Jadi yang saya ketahui di suatu penelitian di 2019, kita (Indonesia) urutan no. 66
dari 67 negara soal literasi baca. Seperti yang sudah saya singggung, sebenarnya minat baca itu ada. Nah
hoax juga begitu jika kita baca berita judulnya, judulnya besar tapi kedalamannya kita gapernah baca.
Mneurut saya yang paling aman sebenernya ialah ada istilahnya “saring sebelum sharing” itu menjadi
penting bagi kita untuk melihat beritanya apa dulu. Kadang-kadang belum baca beritanya tapi kita udah
ngeshare ke orang lain, lalu dia juga tidak baca substansinya tapi sudah menyimpulkan hoax atau berita
fake lainnya
Host : Kita bicara tentang ASN dan masyarakat khususnya di Kota Jakarta Pusat, harapan bapak kepada
para ASN dan masyarakat yang ada di Jakarta Pusat pak.
M. Fahmi : Saya pikir gini, tugas ASN adalah mulia, salah satunya adalah pengabdian kepada
masyarakat, dan kita sebagai abdi negara. Karena ASN itu sebagai abdi negara, yang mengabdikan
dirinya untuk masyarakat, maka sudah sepatutnya bahwa kita lah yang melayani masyarakat. Kemudian,
untuk masyarakat sendiri, kita tau bahwa masyarakat kita ini adalah masyarakat yang majemuk, dengan
bermacam-macam warna, baik dari tingkat Pendidikan, suku, agama, dan lain sebagainya. Maka
dibutuhkan juga dari kita saling pengertian sebenarnya, tapi sesungguhnya ASN lah yang dituntut harus
lebih, karena tugas kita yang melayani mereka, memberi pengertian kepada mereka, dan seterusnya.
Tapi pada saat yang bersamaan, pemerintah yang baik itu sebenarnya pemerintah yang paling sedikit
memerintah,artinya mereka dengan kesadaran sendiri sudah melakukan hal tersebut. Itu artinya kita
perlu edukasi, itu artinya kita perlu penyadaran, itu artinya kita perlu melakukan beberapa sosialisasi
dengan cara yang mungkin disesuaikan dengan konteks kekinian. Media-media itu juga penting untuk
disampaikan ke masyarakat. Saya menyampaikan berulang-ulang, misalnya soal bantuan Baznas Bazis
dan KSN kepada masyarakat, harapan kita bukan kedepannya yang kita berikan menjadi lebih banyak,
bukan, kalo bisa menjadi berkurang orangnya, kalau dulu kita bantu 1.000, besok 900, besok 800,
artinya sisanya sudah bisa mandiri, harusnya begitu. Dan itu harus dilakukan untuk memberikan
penyadaran . Saya lihat pemerintah DKI Jakarta sudah banyak melakukan daya upaya soal itu, dari
mulai OK Oce, kemudian menjadi Jakpreneur, dengan 7 langkah Pas. 7 Langkah Pas itu dari mulai
pendaftaran, pelatihan, pendampingan, perizinan, penyertaan modal, pelaporan keuangan, pemasaran,
kira-kira seperti itu. Kemudian saat yang bersamaan, Baziz juga melakukan hal sama, saat yang
bersamaan sosial juga memberikan hal yang sama, hanya beda segmen. Nah itu tujuannya apa : yang
pertama memberikan rasa keadilan sebenarnya buat semua bahwa saat ini dia membutuhkan apa, kalau
dia membutuhkan posisinya adalah lapar misalnya maka bantuanya adalah pangan, kalau dia pendidikan
maka bantuanya adalah beasiswa begitu kira kira. Nah terobosan oleh DKI Jakarta dengam KJUP dan
KJMU itu sangat membantu sekali, diluar itu sesungguhnya bagi sukabumi membuka beasiswa bagi
yang tidak tercover KJMU. harapannya anak-anak yang diberi beasiswa oleh KJPU ketika di mandiri dia
menolong yang lain, nah ini saya bilang awalnya di bantu, seribu misalnya dan mulai menjadi sembilan
ratus sisanya ini justru membantu kita untuk mengurangi karena juga ikut menolong warga di sekitarnya
kira kira itu.