# Foto: dok pusat.jakarta.go.id

Berapa Modal Jadi Wali Kota di Jakarta?

Wawancara 19 Jul, 2022 Reporter: Kominfotik JP | Editor : Kominfotik JP 906 View

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Waalaikumsalam Warahmatullahi

Wabarakatuh.

 

Host: Selamat datang pak di studio JPodcast di Thamrin 10. Sudah pernah ke Thamrin 10

sebelumnya pak?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Alhamdulillah sering

 

Host: Makanan apa kalau disini biasanya pak?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma:  Di sini kulinernya juga cukup variasi dan juga

dekat dengan pusat kotanya gitu ya dan mudah diakses sehingga enak dijadikan tempat untuk

kongkow-kongkow sejenak.

 

Host: Terima kasih pak sudah datang di tengah kesibukan bapak. Kita mungkin bakal ngobrol-

ngobrol santai aja nih ya pak ya seputar Jakarta Pusat. Boleh gak pak diceritain gimana sih pak

rasanya jadi walikota di kota Jakarta Pusat yang sangat strategis ini pak.

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma:  Jadi memang menjadi walikota di Jakarta

Pusat sangat seru mas. Serunya bagaimana? Karena Jakarta Pusat ini kalau Jakarta itu

merupakan ibukota negara Republik Indonesia maka Jakarta Pusat merupakan pusatnya

ibukota. Artinya di kota Jakarta Pusat ini lembaga-lembaga pemerintahan itu ada seperti contoh

ada Lembaga kepresidenan kemudian secretariat DPR dan MPR termasuk Lembaga yudikatif

itu ada di Jakarta Pusat. Disamping itu ada tiga gubernur mas.

 

Host: Oh, satu provinsi ada tiga gubernur pak?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Iya betul. Ada Gubernur Jakarta, Gubernur

Lemhanas dan juga Gubernur Bank Indonesia

 

Host: Oh iya iya ya, tiga Gubernur semuanya di Jakarta Pusat ya pak. Luar biasa..

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Terlebih lagi Jakarta Pusat juga merupakan

tempat perwakilan negara-negara sahabat yang ada di Indonesia. Kemudian pusat

pemerintahan, pusat kebudayaan gitu ya kemudian juga pusat ekonomi dan bisnis. Melihat

perannya yang begitu strategis tentunya tugas kita semua adalah menciptakan Jakarta Pusat

memiliki iklim yang kondusif bagi penyelenggaraan aktivitas-aktivitas di ibukota.

 

Host: Lalu bagaimana caranya pak untuk menjaga iklim yang kondusif?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Tentunya kita harus memiliki koordinasi yang

intensif itu baik dengan pemerintah pusatnya kemudian dengan forkopimda nya kemudian

forkopimko dan yang terpenting lagi adalah bersama jajaran masyarakat Jakarta Pusat melalui

lembaga kemasyarakatannya, kita harus menciptakan sinergi positif dalam mewujudkan iklim

yang kondusif di Jakarta Pusat. Minimal kita akan buat situasi itu terbebas dari konflik-konflik

baik itu konflik kepentingan maupun konflik sosial ini yang harus sama-sama kita bangun

komitmennya. Semua unsur memiliki komitmen yang sama untuk sama-sama menciptakan

Jakarta Pusat yang kondusif.

 

Host: Oke pak, bapak kan sebagai Walikota Administrasi Jakarta Pusat. Nah, mungkin banyak

orang yang awam pak. Apa sih Kota Administrasi Jakarta Pusat itu? Bedanya apa pak dengan

kota-kota otonom misalnya Kota Tangerang, Kota Bogor dan kota lainnya bedanya apa pak?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Jadi gini Mas Adam, yang namanya kota

administrasi hanya ada di DKI Jakarta sebagai konsekuensi dari kekhususan DKI Jakarta maka

kotanya itu bersifat administratif karena meletakkan otonomi daerahnya itu tunggal di tingkat

provinsi. Sehingga ketika otonomi tunggal di tingkat provinsi, kewenangan untuk mengatur dan

mengurus hanya ada di level provinsi yang kedua, DPRD nya pun hanya ada di provinsi sedangkan di kota-kota administrasi merupakan perangkat

 daerah provinsi DKI Jakarta jadi tidak

ada DPRD di tingkat kota namun ketiadaan DPRD tingkat kota dibentuklah dewan kota yang

lalu kita lihat dari tujuan desentralisasi kan ada dua yay aitu ada tujuan politik dan tujuan

administrasi. Tujuan politik bagaimana mengembangkan nilai-nilai demokrasi. Peningkatan

partisipasi masyarakat dan juga penguatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan. Sedangkan tujuan administratifnya itu kan menciptakan pemerintahan yang

efektif, efisien , ekonomis dan responsif, Nah makanya untuk memperkuat tatanan kehidupan

berdemokrasi sebagai pengganti Lembaga politik ditingkat kota dibentuklah dewan kota. Dewan

kota tujuannya untuk memberikan wadah aspirasi menampung aspirasi masyarakat sekaligus

juga peningkatan partisipasi dalam penyelesaian dalam pemerintahan daerah mewakili masing-

masing kota administrasi tapi berbeda dengan DPRD. Meskipun mekanisme pemilihannya itu

dilakukan berdasarkan pemilihan di tingkat komunitas gitu. Mulai dari tingkat RW, Kelurahan

sampai dengan tingkat kecamatan dan dipilih atas rekomendasi dari DPRD.

 

Host: Oke pak, ini ada satu pertanyaan titipan netizen nih pak. Mungkin banyak yang bertanya-

tanya dan belum paham yak karena kan beda. Gimana sih pak cara jadi walikota di Jakarta?

Karena kalau di daerah kan ikut Pilkada lewat partai politik lalu ada pemilihan. Kalau bapak

gimana? Modalnya berapa pak kalau mau jadi walikota di Jakarta?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Walikota otonom memang berbeda dengan

walikota administrasi. Kalau walikota otonom itu memang dipilih oleh melalui mekanisme

pemilukada tapi untuk walikota administrasi hanya ada di DKI Jakarta yang menempatkan

otonominya yang bersifat tunggal di tingkat provinsi ketika begitulah tiga provinsi maka DPRD

itu dan kepala daerah hanya ada di level provinsi sedangkan walikotanya sifatnya administrative

terus mekanismenya bagaimana? Modalnya berapa begitu? Kalau ditanya modal tentu ini kan

kita mengisi jabatan publik. Ketika mengisi jabatan public tidak ada tawar-menawar atau

standart harganya artinya modal yang dimilikinya yaitu modal kompetensi kemudian modal

integristas dan untuk semangat menyelesaikan permasalahan, modal semangat untuk

memberikan layanan terbaik kepada warga Jakarta sehingga ketika kita ingin menjadi walikota

sesuai dengan undang-undang 29 tahun 2007 bahwa Walikota itu diangkat oleh Gubernur setelah

mendapat pertimnagan dari DPRD malanya ketika awal saya mau diangkat jadi walikota ada permohonan pertimbangan dari gubernur kepada DPRD

 terkait dengan pengangkatan saya

sebagai walikota. Ketika DPRD memberikan pertimbangan kemudian baru dilakukan oelantikan

sebagai walikota. Jadi kalau ditanya walikota itu perlu modal berapa? Itu tidak ada sama sekali

kita mengeluarkan modal untuk jabatan tertentu apalagi dalam system merit yang sedang

dibangun di Pemprov DKI Jakarta jadi semua berdasarkan kompetensi yang terukur gitu.

 

Host: Oke, masih balik lagi soal kota administrasi pak. Kalau di provinsi atau mungkin kota lain

kan itu ada dinas-dinas gitu pak kalau di kota tuh bagaimana pak , seperti apa secara teknis

operasional di lapangan nya pak?

 

Walikota Jakarta Pusat (Pak Dhany Sukma): Jadi dinas-dinas maupun kota administrasi ,

badan-badan atau perangkat Provinsi DKI Jakarta terdiri dari dinas-dinas dulu ada istilahnya

Lembaga Teknis Daerah tapi dengan adanya undang-undang 23 Tahun 2014 maka berganti

menjadi badan-badan kemudian ada kota administrasi , kecamatan dan kelurahan yang

merupakan perangkat Provinsi DKI Jakarta. Kalau kota administrasi pendektannya adalah

territorial base sedangkan dinas fungsional base artinya fungsional base itu dia lebih spesifik

pada satu urusan tertentu misalkan urusan PU, urusan Pendidikan, urusan Kesehatan tetapi untuk

kota administrasi sifatnya itu seluruh urusan ada di kota administrasi tapi kedudukannya sudin-

sudin itu sebagai perangkat dinas yang berada di bawah atau di wilayah kerjanya walikota

makanya di kota administrasi Jakarta Pusat itu ada sudin Pendidikan, sudin Kesehatan yang

secara teknis bertanggung jawab kepada dinasnya tapi secara iperasional mereka bertanggung

jawab kepada walikota gitu ya yang artinya itu lebih menjalankan fungsi kolaborasi dan

koordinasi. Kalau boleh saya ibaratkan jari itu berarti di sela-sela jari yaitu walikota, camat,

lurah. Jarinya adalah dinas-dinas atau sudin-sudin atau seksi-seksi yang di kecamatan atau

pelaksana yang ada di kelurahan. Tugas lurah, camat, walikota menggenggam itu secara terpadu

untuk kemudian melakukan intervensi lepas dari ego sector itu jadi menyatukan seluruh urusan

dalam rangkah mengintervensi permasalahan secara terpadu dan kolaboratif. Itulah peran dari

walikota. Di dalam lingkungan kerja walikota memang ada sudin-sudin.

 

Host: Kalau untuk di Jakarta Pusat gimana pak koordinasi sudinnya gitu semua bisa

dikoordinasikan dengan baik atau ada tantangan tersendiri pak?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Ketika secara struktur ada fragmentasi secara

administratif kunci utamanya adalah kemampuan kita mengkoordinasikan tergantung dari

kejelasan arah tujuan yang mau kita capai. Ketika kita memahami apa yang menjadi tujuan kita

dalam penyelanggaraan urusan pemerintahan maka orang yang kita ajak koordinasi pun akan

menjadi lebih memahami tujuan kita adalah menuju satu sasaran yang karena memang

permasalahan kita itu kompleks tidak bisa diselesaikan secara sectoral maka pendekatan ekologi.

Nah ketika kitab isa memberikan pemahaman yang kuat bahwa kita bergerak dalam kerangka

kesisteman artinya sudin, camat, lurah kemudian suku badan merupakan subsistem dalam rangka

memperkuat system dalam penyelenggaraan pemerintahan ketika kitab isa memahami saya akan

mereka akan lebih terbuka terlbih dengan jargon DKI Jakarta sebagai kota yang kolaboratif dan

ini sangat dipahami benar oleh para perangkat daerah dan jajarannya jadi dalam kita bertindak

harus mengedepankan semangat kolaborasi semua bisa diselesaikan dengan kita sama-sama

memhami inti permasalahan dan itu menjadi kunci utama dalam rangka kita mengkoordinasikan

jadi secara umum pelaksanaan kordinasi di wilayah itu tidak ada kendala yang serius.

 

Host: Pantesan terlihat Jakarta Pusat makin keren aja nih pak. Belakangan ini kalo saya

perhatikan pembangunan infrastruktur juga semakin massif pak gitu di Jakarta Pusat. Mungkin

bisa diceritakan ya pak?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Jadi memang pembagunan Jakarta Pusat itu

sangat massif dan ini tidak terlepas dari kebijakan dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang

memiliki gagasan yang kuat dengan semangat kolaborasi melibatkan seluruh stakeholder

sehingga pembangunan itu bisa dirasakan sesuai dengan tagline dari Jakarta Pusat itu Masif mas.

Yaitu maju dan inklusif. Maju kita bisa melihat ya kebijakan-kebijakan di Provinsi DKI Jakarta

sangat terasa gitu, masyarakat menjadi lebih ada gairah, ada kebahagiaan, ada interaksi bahkan

pak gubernur akan sering menjelaskan tentang ruang ketiga misalnya bagaimana menciptakan

ruang interaksi yang setara dan kitab bisa melihat di Jakarta Pusat di Bundaran HI kemudian ada

juga kita melihat di Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Sudirman kemudian Terowongan Kendal

kemudian ada di Senen gitu Simpanglima Senen itu masyarakat banyak melakukan interaksi

untuk pengambilan gambar sekaligus juga menjadi ruang untuk saling mengenal satu sama lain

gitu jadi kota ini terasa terlihat hidup dengan pendekatan yang berbasi Kawasan-kawasan stasiun

yang merupakan TOD. TOD itu untuk merubah perilaku warga Jakarta atau sekitarnya supaya

beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Harapannya dalam transportasi umum itu

ada interaksi baik ketika memanfaatkan transportasi yang ada maupun ketika keluar dari alat

transportasi tersebut gitu jadi ada interaksi dan itu sangat terlihat maju sekali jadi ciri-ciri kota

maju itu juga ditandangan dengan inklusif artinya kemjuan kota itu benar-benar bisa

dimanfaatkan dan dirasakan oleh seluruh warga masyarakat tanpa ada diskriminasi dan ada

kesetaraan disitu. Jadi maju dan inklusif. Maju bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat

datang ke Jakarta tanpa melihat lagi latar belakang siapa dia. Tapi semua yang ada di Jakarta

merasakan nilai manfaat dari kemajuan kotanya.

 

Host: Oh begitu. Itu yang dimaksud dengan maju dan inklusif ya.

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Terutama Jakarta Pusat karena kebijakan

pembangunannya sangat dirasakan sekali lah kitab isa menyaksikan sendiri bagimana jalan

Sudirman-thamrin begitu indahnya masyarakat juga lebih dinamis dalam menikmati kotanya gitu

ya sehingga tercipta iklim yang kondusif. Ada pancaran kebahagiaan dari kotanya.

 

Host: Termasuk sekarang jalur sepeda dibuat lebih teratur gitu ya pak. Suka sepedahan juga pak

wali?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Alhamdulillah saya suka sepedahan apalagi

menikmati jalan-jalan di Jakarta Pusat gitu ya samping saya sering masuk ke daerah-daerah yang

memang padat pemukiman gitu ya di sela-sela Gedung-gedung yang tinggi jadi disamping kita

menikmati jalan yang lebar trotoar trotoar juga lebar-lebar yang merupakan cerminan dari

keadilan sosial. Jadi kalau pak Gubernur mengatakan keadilan sosial itu bukan hanya ucapan tapi

benar-benar diimplementasikan sebagai contoh kita lihat pedesrtrian yang lebar-lebar juga trotoar

dibuat lebar kalau dulu kita dulu mungkin kita sering menjawab kalau ada pertanyaan apa yang

membuat Jakarta sering macet karena tidak seimbang antara jalan dengan kendaraan ya padahal

masalahnya bukan soal itunya gitu selama ini mungkin kita terbasa jalan itu hanya untuk

kendaraan roda empat padahal tidak semua warga Jakarta dan sekitarnya itu memiliki negara

yang baik tetapi justru yang sering pak gubernur sampaikan semua warga masyarakat pasti memiliki alat

 transportasi yang digunakan oleh semua yaitu kaki. Jadi pejalan kaki. Justru yang

dimiliki semua harusnya diwadahi karena yang terbatas harus disesuaikan makanya TOC tadi

lahir. Trotoarnya dilebarin, transportasi massalnya juga dibenahi dengan baik bahkan kalau kita

naik kereta dari Bogor turunnya pun sudah terintegrasi dengan moda transportasi roda empatnya

misalnya dengan Transjakarta nya Jaklingko nya jadi sampai tujuan itu kita tidak terlalu jauh

untuk melangkah gitu tapi semua sudah terintegrasi satu sama lain dan ditambah lagi

kenyamanan dalam menikmati perjalanan itu ketika kita menikmati perjalanan dan nyaman tentu

orang akan kalau memang enak naik transportasi umum kenapa sih kita harus menggunakan

transportasi pribadi? Inikan pada akhirnya akan mengubah perilaku dari menggunakan kendaraan

pribadi ke kendaraan umum kerena memang ada kenyamanan disitu ada interaksi gitu ya ketika

kita bergeser dari transportasi yang satu ke yang lain itu untuk pejalan kakinya juga indah gitu ya

kemudian ini menjadi salah satu alasan kenapa warga pada akhirnya berubah perilakunya , enak

ketika merubah ke perilaku ke kendaraan pemanfaatan kendaraan umum otomatis kendaraan

pribadi akan berkurang gitu. Jadi asumsi yang mengatakan jumlah kendaraan lebih besar dari

jalan itu sesungguhnya dikurangi adalah penggunaan kendaraan pribadinya bukan jalan yang

lebar akhirnya kepentingan orang yang sifatnya universal itu menjadi lebih terdesak gitu kan.

Nah ini maka bisa diwujudkan dengan adanya ide gagasan yang brilian kemudian dinarasikan

dengan baik dan hasilnya bisa dirasakan. Ini saya merasakan sekali gitu ya.

 

Host: Berarti memang kebijakannya adalah untuk membuat lebih nyaman para pejalan kaki dan

pengguna kendaraan umum supaya memang orang mau beralih ya pak?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Jadikan semakin beralih itu jalannya juga

ada proposianalnya kan ga perlu kita tambah-tambah jalannya tapi tetep kita melihat

prioritasnya.

 

Host: Tadi kita sudah ngobrol-ngobrol soal Jakarta Pusat dengan segala kemjuannya sekarang

saya mau tanya-tanya yang sifatnya lebih pribadi nih pak. Mungkin bapak sekarang sebagai

walikota ceritakan gimana perjalanan karir bapak di Pemprov DKI.

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Jadi memang saya tidak pernah terpikirkan atau

terbayangkan sebelumnya bakalan melaksanakan tugas di Jakarta Pusat yang penuh dengan

dinamika yang penuh dengan tantangan tapi saya mengawali karir itu seperti air mengalir. Satu

hal yang satu saya sangat syukuri adalah ketika kita masuk menjadi jajaran PNS di Pemprov DKI

Jakarta nah awal karir kita masuk atau saya sebagai protocol di DKI Jakarta dengan proses

seleksi dari 42 kita yang lulus dari sekolah kedinasan kemudian diseleksi kemudian saya

masuklah termasuk salah satu orang yang menjadi protokolnya gitu tahun 97 mas. Tahun 97

kemudian di tahun 99 kita 2 tahun lebih dianggap kelamaan harus turun ke wilayah karena

memang sekolah kedinasan saat itu lebih memperkuat tataran kewilayahan makanya dari situ

saya ditugaskan ke Walikota Jakarta Selatan dan enggak lama itu dari sana kemudian saya

didorong lagi Kecamatan Pancoran menjadi staf kemudian baru mulai memasuki jenjang

structural hamper setahun di kecamatan saya menjadi dipercaya menjabat kepala urusan

pemerintahan di Kelurahan Kebagusan kemudian setahun di bergeserlah menjadi Sekretaris

Kelurahan di Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat itu ada struktur baru dari

tidak ada wakil lurah kemudian dibentuklah tahun 2002 itu ada wakil lurah. Karena ada struktur

baru cycle otomatis naik jadi wakil rakyat itu sampai tahun 2006. 2006 ada permintaan mau

enggak mengabdi di Kepulauan Seribu kemudian saat itu saya coba diskusi dengan orang di

rumah gitu dengan keluarga kemudian setuju berangkat saya dilantik di salah satu kabupaten di

Kepualauan Seribu. Saya itu dijadikan Kasubag Kesehatan dan Kesos. Nggak lama dari sana dua

tahun lebih sedikit langsung ada seleksi lagi secara terbuka secara internal jadi Kabag Kesra

disana setelah jadi Kabag Kesra dua tahun kemudian saya juga diminta untuk bantu di bagian

pemerintahan sampai tahun 2013 ada seleksi lagi balik lagi saya ke Jakarta Selatan. Seleksi

terbuka Camat Lurah tahun 2013. Masuklah saya menjadi Camat Cilandak. Tahun 2016 seleksi

lagi karena kan dari tiga kedua yaitu masuk lagi saya di Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi

itu 2016 sampai dengan tahun 2018. Dari camat langsung Kepala Biro yang pak lebih organisasi

biasa dari situ 2 tahun lebih tepatnya di 2018, saya diperaya untuk menahkodai dinas

kependudukan dan pencatatan sipil sampai tahun 2021. Di tahun 2021 baru dipercaya megang

Kota Administrasi Jakarta Pusat sampai sekarang.

 

Host: Dinamikanya kan berbeda-beda tuh pak yang paling seru yang mana pak?

 

Walikota Jakarta Pusat (Pak Dhany Sukma): Yang paling seru karena memang berbicara

dinamika ketika kita berada di tengah masyarakat ketika kita berada di tengah masyarakat baik

itu pada jajaran kelurahan, kecamatan, dan kota itu dinamakan luar biasa beda dengan ketika

saya menangani misalkan di penataan struktur organisasi disorganisasi itu memang dinamika

luar biasa tapi lebih banyak kepengurusan regulasi dan juga teori-teori tentang organisasi itu

kelihata image kita benar-benar menggunakan kemampuan berpikir kita untuk melakukan

oenataan tapi kalau sudah di wilayah itu seni memang lebih banyak pada seni mengolah nilai

rasa di dinas itu lebih spesifik tuh dan urusannya lebih spesifik misalnya 1 urusan dukcapil

misalnya jadi kita pose bagaimana caranya layanan bisa kedudukan itu bisa dirasakan

manfaatnya gitu ya bisa dirasakan cepatnya ,dirasakan murahnya, dirasakan baiknya kualitas

oleh warga masyarakat tapi lebih focus dia. Dia lebih cenderung pada bentuk akuntabilitas jelas

terukur tetapi kalau di Walikota akuntabilitas itu memang sangat komplek dibandingkan dengan

dinas yang cuma menjalankan satu urusan. Misalnya ketika bersentuhan langsung dengan

masyarakat secara umum dengan karakter yang berbeda tapi kalau untuk akuntabilitas terukur

jadi dinas situ yang karena dia lebih spesifik lagi situasinya.

 

Host: Mungkin bapak bisa berbagi tips atau inspirasi buat khususnya teman-teman ASN pak

dengan perjalanan karir bapak apalagi tadi bapak cerita seleksi camat, bapak tembuh seleksi

kepala biro, mungkin bisa berbagi tips yang bisa dibagikan pak?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Saya awalnya memang seperti air mengalir

saja gitu ya tidak ada target-target khusus karena saya melihat jabatan itu bukan menjadi suatu

tujuan tapi itu merupakan suatu alat karena kerja dijadikan sebuah tujuan kekhawtairan kita

ketika bisa mencapai itu dianggap sudah selesai karena itu tujuan padahal sesungguhnya jabatan

itu adalah alat bagaimana kitab isa memberikan layanan terbaik kepada masyarakat gitu ya bisa

memberikan rasa keadilan sosial. Karena saya juga mengalir gitu ya dan tidak pernah

terprediksi sebelumnya bakal seperti saat ini saya juga memberikan tips kepada temen-temen

semua kalo memang kita bekerja itu lilahitalah gitu ya kemudian tanpa ada benturan-benturan

kepentingan Insyaallah itu akan bisa dirasakan keberadaan kita dibandingkan kalau kita ada

kepentingan belum tentu yang dibawa untuk mencapai suatu jabatan tertetu misalnya jadi saya

hanya memberikan tips apa yang ada dihadapan kita tunaikan saja secara fokus gitu kemudian

setelah kita fokus jangan pernah kita ingin dinilai bagus, ingin dinilai baik, biarkan masyarakat

 

yang menilai biar orang lain yang menilai baik dan buruknya jadi kalaupun penilaian kurang

baik itu sebagai bahan masukan untuk kebaikan kita tapi kalau itu bisa dinilai baik ya silahkan

itu biar dirasakan manfaatnya oleh orang luar kita gitu jangan kita yang memaksakan. Nanto

kita enggak enak dalam bekerja dengan situasi seperti itu. Ini hanya sebuah tips saya yang saya

rasakan hingga saat itu yang berikutnya jangan medepankan ketika ada penyelesaian masalah,

ini bukan kewenangan saya, atau bukan kewenangan orang tapi yang kita lihat itu bagaimana

masalahnya bisa diselesaikan gitu dengan kewenangan yang kita miliki dengan orang-orang

yang memiliki kewenangan. Bukan hanya persoalan kewenangan saya atau itu kamu yang pada

akhirnya masalah tidak bisa diselesaikan. Karena kita mengedepankan kewenangan tanpa ada

semangat untuk menyelesaikan. Jadi yang terpenting adalah bagaimana kita orientasikan untuk

membantu penyelesaian masalah daripada hanya melempar masalah. Jadi itu bisa

menyelesaikan masalah.

 

Host: Sebagai walikota atau sebelumnya pernah camat pernah lurah juga tad ikan bapak bilang

dinamikanya paling menantang tapi juga mungkin sekaligus apay a menyita waktu ya pak?

Mungkin bapak punya cerita gimana caranya ngatur waktu dengan keluarganya.

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Jadi memang kalau saya mau bercerita gitu

awalnya sekali tugas di kelurahan itu yang Namanya di kelurahan kan kita kadang asik gitu

dengan ritme yang ada di warga masyarakat ketika karang taryna aktif kemudian PKK aktif

juga dan kita nggak bisa mereka bekerja dan kita diam saja dan tentunya kita akan ikut terlibat

dalam aktivitas itu karena kita bagian dari sebuah entitas sosial saat waktu itu menang sangat

menyita bahkan sampai saya sempat pulang ke rumah itu sering di jam tiga subuh karena ada

target-target yang harus diselesaikan. Semua yang di rumah itu merasa kok kerja seperti ini.

Tidak pernah bertemu anak. Sampai akhirnya saya coba untuk mencari aktivitas baru. Pekerjaan

di tempat yang baru yaitu di Kepualauan Seribu nah setelah itu kita lebih banyak diskusi. Saat

itu saya komunikasikan ke istri, seandainya ga disetujui saya nggak akan melangkah. Anak

sudah besar semua yang penting komunikasi yang harus kita bangun dan saya siap

mendampingi kan kalau jadi camat itu ada rumah dinas jadi kit bisa mengatur waktu. Saat itu

ada komitmen untuk mensupport dan saat itu kita juga sepakat untuk jalankan sehingga bisa

menerima kondisi saya sekarang. Alhamdulillah ada dukungan.

 

Host: Menarik sekali pak perbincangannya banyak pengetahuan dan inspirasi yang kitab isa

ambil. Terakhir ada pesan-pesan yang ingin bapak sampaikan untuk pemirsa khususnya warga

Jakarta Pusat?

 

Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma: Untuk warga Jakarta Pusat karena memang

Jakarta Pusat ini banyak sekali diintervensi melalui kebijakan dari provinsi dalam rangka

menciptakan keadilan sosial dengan ruang-ruang public yang bisa dinikmati secara Bersama.

Yuk sama-sama kita jaga Jakarta Pusat supaya tetap lingkungannya itu bersih, lingkungannya

nyaman, lingkungannya kondusif dengan lingkungan yang sangat penuh dengan keakraban satu

sama lain sehingga kedamaian dan kebahagiaan bis akita nikmati di Jakarta Pusat ini melalui

infrastruktur ruang publik yang memang dibangun untuk memenuhi standart keadilan sosial,

kesetaraan dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat baik warga Jakarta maupun diluar

Jakarta yang datang ke Jakarta.