Budidaya Bonsai di Pinggir Kali Kanal Banjir Barat

Reporter: Nelly Marlianti | Editor: Andreas Pamakayo

Budidaya tanaman bonsai di samping kali Kanal Banjir Barat. Foto: Zaki Ahmad Thohir

Pinggir Kali Kanal Banjir Barat (KBB) yang terbentang di kawasan Petamburan Jakarta Pusat, diubah menjadi kawasan Budidaya Bonsai oleh Kelompok Tani (Poktan) Mandiri Indah Tani.

Hari itu, Andiya dan beberapa anggota Poktan Mandiri Indah sudah bersiap menyiram tanaman bonsai yang berada di pinggir Kali KBB. Tanaman bonsai satu persatu disiram dan dicek lekukan dari kabel-kabel bonsai yang melilit di dahan. Katanya, semakin bagus lilitan bonsai maka semakin bernilai seni dan mahal.

Andiya seorang pria yang memulai budidaya bonsai sejak 2015 silam ini mengaku lebih mudah mengembangkan budidaya bonsai, di lahan kali KBB yang terbatas dibandingkan budidaya tanaman produktif.

“Kita beralih ke tanaman bonsai kan karena tanaman hortikultura butuh lahan yang luas. Kalau kita dikasih sekitar 1.500 meter untuk tanaman hortikultura tidak bisa mencukupi untuk kehidupan sehari-hari saya. Sedangkan sayakan dari hasil tani untuk menopang kehidupan saya,” ungkap pria yang lahir dan besar dari keluarga petani ini.

Andiya menceritakan, awal mula ia menggarap lahan di sisi kali KBB yang tak terurus dan rawan kriminalitas ini. Ia yang memang berasal dari keluarga petani merasa bisa mengubah lahan yang penuh belukar dan sampah ini menjadi lahan produktif untuk pertanian.

“Awalnya inikan lahan penuh dengan semak belukar, penuh sampah berduri, sampah beling. Ekstrim banget, membersihkannya juga butuh waktu yang lama dan butuh biaya,” kenangnya.

Budidaya bonsai ini, menurutnya, tidak sesulit yang dibayangkan, bahkan menurutnya tidak membutuhkan lahan yang luas. Hanya berupa pot-pot bonsai sudah bisa dibudidayakan. Selain itu, nilai pendapatan budidaya bonsai jauh lebih tinggi dari pada tanaman hortikultura.

Untuk perawatan, Andiya mengatakan, tanaman bonsai harus dilihat sesuai karakter tanaman dan media tanamnya, serta pemupukannya. Memilih tanaman yang cocok untuk dibonsai pun, saat ini hampir semua tanaman bisa dibonsai. Bahkan tanaman buah pun bisa dibonsai seperti bonsai anggur dan bonsai jambu biji.

“Kalau tanaman ini awalnya dari lahan gambut. Ya kita harus ikutin-nya sesuai dengan lahan gambut. Kalau misalnya dia dari tanaman asem gitu, keras. Kita media tanamannya harus yang keras. Kalau misalnya asem dikasih tanah yang lembek itu akan busuk,” jelas pria yang menghasilkan 5-7 juta perbulan dari budidaya bonsai ini.

Terkait tahapan dalam budidaya bonsai, Andi menjelaskan, untuk memulai budidaya bonsai diperlukan upaya pembesaran di tanah untuk tanaman yang akan dibonsai. Setelah muncul cabang-cabang dahan diangkat ke dalam pot. Proses selanjutnya membentuk akar dan ranting agar memiliki karakter dengan bantuan kawat bonsai. Besarnya kawat bonsai pun beragam bergantung dari besarnya akar dan ranting yang akan dibentuk.

“Kalau kita nanam bonsai asal tanam saja, yah gitu aja sampai gede ya harganya segitu-gitu juga. Kalau di program supaya berbentuk, berkarakter supaya lebih cantik,” paparnya pria yang sudah bergabung dengan komunitas bonsai ini.

Untuk pemasaran produknya, Andiya mengaku memasarkan produknya melalui facebook Andiandiya dan pembelian langsung datang ke kawasan KBB, Petamburan 1, RW 01/RT 01 Tanah Abang, Jakarta Pusat atau bisa menghubungi 085219462497. Harga bonsai yang ditawarkannya pun beragam mulai harga Rp50 ribu hingga Rp10 juta yang termahal.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi (Kasie) Pertanian Astri Ilhamsyah mengatakan, pihaknya terus melakukan pembinaan Poktan Mandiri Indah Tani ini, mulai dari pelatihan budidaya tanaman hias dan semacamnya. Selain itu, ada juga bantuan untuk pembenihan produktif.

“Baru minggu lalu itu ada pelatihan tanaman hias juga yang dilaksanakan oleh Kementrian Pertanian dan kita mengikutkan Poktan Mandiri Indah Tani ini juga sebagai peserta,” jelasnya.

Ke depan, lanjut Astri Ilhamsyah, pihaknya akan mengembangkan potensi-potensi poktan yang bergerak dalam budidaya tanaman hias ini. Karena ini masuk dalam florikultura. Sebab, saat ini nilai ekonomi dari tanaman hias ini tidak terbatas, tidak seperti tanaman hortikultura.

“Selama ini kan kita selalu fokus ke budidaya tanaman produktif, akhirnya tanaman hias juga sekarang mulai banyak digemari. Tanaman hias seperti ini kan memang akan bernilai tinggi saat seseorang menyukainya,” tandasnya.