Wakil Wali Kota Cuma Jadi Ban Serep?

Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP

Foto: dok pusat.jakarta.go.id

Host : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo Sohib Jakpus! kita ketemu lagi di

acara JPodcast. Podcast nya Jakarta Pusat. Di episode kali ini sudah hadir bersama kita Bapak

Irwandi, Wakil Walikota Administrasi Jakarta Pusat.

Irwandi : Selamat siang mas Adam

Host : Selamat siang pak wakil, selamat datang pak di studio JPodcast. Apa kabar nya pak?

Irwandi : Allhamdulilah sehat

Host : Allahmdulilah, baik pak terima kasih pak sudah mau meluangkan waktu di tengah

kesibukan bapak untuk hadir di podcast kita. Boleh ya pak saya tanya–tanya sedikit.

Irwandi : Silakan monggo… monggo

Host : Oke pak. Kita mulai aja. Pertama mungkin bapak bisa cerita bagaimana perjalanan karir

bapak sebelum akhirnya sekarang menjadi Wakil Walikota Jakarta Pusat pak?

Irwandi : Kita mulai dari saya masuk tugas ya tahun 1989 waktu itu saya di kanwil

perdagangan belum otonomi daerah ya

Host : Oh Kementerian berarti ya pak?

Irwandi : Ya… masih kementerian perdagangan belum otonomi daerah. Jadi setelah

otonomi daerah tahun 2000 saya bergabung dengan Pemda DKI di Dinas Perindag. Namanya

berganti-ganti nih. Sekarang namanya BPUMKM. Namanya awalnya Dinas Perindag

Host : Perindustrian dan perdagangan ya pak?

Irwandi : Iya perdagangan. Jadi saya orang perdagangan yang biasa menangani dunia

usaha. Saya masuk waktu itu dibidang pembinaan dunia usaha perdagangan di perizininan

untuk surat izin usaha perdagangan, dan saya lakukan itu dimulai saya dari staff dan akhirnya

saya dapat promosi di ekselon 4 itu di UPT Metrologi. UPT Metrologi itu dibawa dari Dinas

Perindag itu yang bagian Tera Tera SPBU yang kalibrasi

Host : Timbangan, ukuran ya?

 

Irwandi : Iya, timbangan, ukuran, UTTP, dan dari situ saya beralih ke kepala seksi

Perdagangan Dalam Negeri, dan setelah itu ke Perdagangan Luar Negeri. Ya jadi saya

menangani itu. Dan saya pernah di Walikota Jakarta Barat 3 Tahun. Waktu itu, di Perindag

Jakarta Barat sebagai kepala seksi perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Dimulai dari situ,

tahun 2010 saya dapat promosi menjadi Kabid UMKM, Kepada bidang usaha mikro kecil dan

menengah di dinas. Dan dari situ, saya menjadi kepala UPT, UPK PIK Penggilingan menangani

kawasan, menangani asset-aset tanah yang ada di perkampungan kecil-kecil. Ya jadi kaitan saya

masih tetap di dunia usaha tuh, pembinaan usaha kecil. Jadi saya memang dari awal

diperdagangan dan menangani dunia usaha. Jadi itu sudah merupakan bidang saya. Dan itu

sudah saya lakoni. Dan terkahir saya dari kepala UPK tahun 2015 saya menjadi kepala sekdis,

sekretaris dinas. Tahun 2016, saya jadi kepala dinas sampai 2018. Saya selama 3 Tahun dimulai

2018 saya bergeser ke Wakil Walikota Jakarta Pusat. Itulah perjalanan saya, dari awal 1989

dampai 2018 saya masuk ke jajaran pamong sebagai Wakil Walikota Jakarta Pusat.

Host : Oke, berarti untuk perdagangan bapak udah hatam ya pak

Irwandi : Oh.. Udah

Host : Hampir 30 tahun pak ya

Irwandi : 32 Tahun

Host : Kurang lebih disitu ya pak. Terus sekarang bapak semenjak 2018 sebagai Wakil

Walikota perbedaannya apa tuh pak antara kerja di instansi teknis di kedinasan dengan di jalur

wilayah itu bedanya apa pak?

Irwandi : Sebenernya dalam pekerjaan itu tidak ada perbedaan, dalam arti kita sebagai

aparatur menjalankan tugas sesuai dengan amanah bapak gubernur sebagai ekselon 2 tentu kita

harus menjalankan semua program dari pak gubernur. Cuma kemarin saya dibidang

perdagangan dan dunia usaha, sekarang di bidang kewilayahan. Kewilayahan ini kita mencakup

semuanya mas Adam. Jadi, dari mulai perdagangan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, sosial,

budaya, ekonomi. Jadi sebenernya pamong itu lengkap. Jadi kita itu harus lengkap bisa

menguasasi semua sektor, semua lini. Karena bagaimana pun juga kita ini pengampu wilayah,

walaupun kita cuman mengkoordinasikan seluruh UKPD kita harus punya sentuhan–sentuhan,

inovasi-inovasi bagaimana semua program yang dari Dinas ke UKPD, Kapsudinnya itu bisa berjalan. Kita 

sebagai Wakil Walikota mengkoordinasikan tugas-tugas Walikota yang mana

sebagai penguasa wilayah, yang menjalankan kegiatan-kegiatan wilayah, yang bertanggung

jawab terhadap masyarakat. Kira-kira itu.

Host : Sulit gak pak adaptasinya pak, dari sebelumnya ngurusin perdagangan sekarang jadi

urusin macem-macem gitu pak?

Irwandi : Ya gak ada kesulitan sih ya. Jadi, yang namanya pekerjaan itu awalnya perlu

penyesuaian. Tapi alhamdullilah gak lama lah. Karena saya sudah biasa ke wilayah-wilayah

jadi kepala dinas saya koordinasi dengan wilayah masalah PKL yang ada diseluruh Jakarta.

Cuman jangkauannya ini dulu se-Jakarta sekarang Jakarta Pusat. Jadi lebih, ringan gitu ya

jangkauannya ini lebih kecil. Tetapi, punya perbedaan yang sebenarnya tidak jauh bahwa

sebagai aparatur kita harus menjalankan tugas ini dengan perasaan, kita menjalankan tugas ini

harus menguasai tupoksi. Tupoksi kita apa, nah ini kita jangan sampai kita bergerak tanpa

mengerti tupoksi nya apa secara kewilayahan sebenernya lebih nikmat, kewilayahan ini kita

bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat. Bertemu RT/RW, masyarakat, dan ini yang

membuat kita mempunyai perbedaan kalau di Dinas itu saya biasanya bertemu dengan satu

komunitas. Ini akan berbagai komunitas. Dan banyak-banyak permasalahan yang dilapangan

yang sebenernya kita nikmati. Sebenernya bisa menyelesaikan tugas-tugas kita. Bahwa apa

yang ditugaskan beban itu sebenernya bukan beban. Adalah bagaimana kita mempunyai niat

dari awal sebagai aparatur, menjalankan tugas untuk menyelesaikan LPDMD pak gubernur.

Kira-kira begitu

Host : Bicara tupoksi, tugasnya wakil walikota itu apa ya pak? Apa betul kalau posisi nomer 2

itu kadang suka dianggap cuma ban serep, cuma cadangan. Gimana menurut bapak?

Irwandi : Enggaklah kita kan tugas walikota dengan wakil walikota satu paket. Jadi tugas

walikota tupoksi walikota itu dipaket dengan Seko, dengan walikota, dengan wakil. Kita

sebagai yang membantu dalam tugas-tugas walikota menyelesaikan tugas walikota itu sudah

ada pembagian tugas yang jelas. Ya jadi tugas-tugas yang memang kita kerjakan secara

bersama. Kemudian kerjaan kita ini kolektif ya antara walikota, wakil walikota dengan seko

jadi saling menutup. Kita mengerjakan tupoksi walikota, tidak ada tupoksi wakil walikota, tidak

ada tupoksi seko tapi sebenernya tupoksi walikota. Cuman disini yang menangani administrasi

pak sekko, saya yang monitor pekerjaan dan mengkoordinasikan tugas – tugas pak walikota yang

belum selesai atau yang belum dikerjakan wilayah saya yang menutup kan gitu. Dan ini kita

saling Kerjasama antara tadi walikota, Seko, tentu untuk kewilayahan gitu ya. Jadi kita harus

jadi satu. Karena kalau tidak nanti diwilayahnya kita terpecah gitu ya. Jadi kalau satu instruksi

ya jadi satu dilapangan gitu.

Host : Tetap kompak gitu ya pak?

Irwandi : Kompak, kita tetep di jalan. Kita menjalankan tugas, kita sudah atur waktunya,

dan tempatnya, jadwal kita masing-masing.

Host : Oke pak… Balik lagi tadi pak soal pengalaman panjang bapak di sektor perekonomian.

Berarti bapak sampai sekaranbg mungkin masing memperhatikan perkembangan ekonomi dan

usaha UMKM gitu ya pak

Irwandi : Ya itu habit saya gitu ya.

Host : Oke kalau menurut bapak gimana arah pengembangan UMKM di Jakarta saat ini pak,

sudah on the track atau seperti apa pak?

Irwandi : Perkembangan ekonomi di Jakarta sudah on the track tapi memang perlu

inovasi-inovasi ya jadi sekarang kan zaman milenial jadi bisnis itu tidak bisa cara konservatif y

acara lama. Sekarang ini kita bisnis ini kita bener-bener masyarakat diajak ya ayo semua

bergerak untuk membina keluarga. Keluarga ini ujung – ujung nya ekonomi. Jadi kenapa terjadi

tawuran, kenapa terjadi kejahatan , kenapa terjadi pengangguran ini yang besar sekali yang saat

ini, nah inilah kita disini pemkot mempunyai tugas juga sesuai dengan visi misi pak gurbernur

yakni membahagiakan warganya. Dan berulang kali bahwa pemerintah harus hadir didalam

kesulitan ini. Nah ini ujung-ujungnya adalah ekonomi. Bagaimana ekonomi bisa bagus kalau

kita tidak membina masyarakat kalau kita tidak hadir ditengah masyarakat. Kita berikan mereka

fasilitas pemasaran , pelatihan, dan bagaimana mereka mendapatkan tempat-tempat untuk

usaha. Pemasarannya bisa dengan bazar, pameran. Nah dengan adanya Jack Preneur ini akan

ada RPJMD pak gubernur. Makanya termasuk salah satu tugas walikota adalah bagaimana bisa

menangani ini secara kewilayahan. Karena UKPD dinas sendiri tidak akan bisa berhasil kalau

tidak dibantu oleh wilayah ini kan peran lurah, camat, dan juga disini para asisten, para kepala

bidang Walikota. Suksesnya tapi program kerja juga ini tergantung peran Walikota kebetulan

pak Walikota coba cukup perhatian yang tinggi kepada para Jack preneur ini kita berharap tentu

dapat berlangsung dan dapat meningkat terus dan bisa meningkatkan ekonomi untuk

masyarakat di Jakarta Pusat

Host : Oke.. bapak tadi sempet bilang sekarang eranya milenial. Sebenernya bapak tidak

termasuk kategori milenial pak ya. Tapi bapak lumayan aktif di media sosial ya pak? Itu gimana

ceritanya, motivasinya apa itu pak?

Irwandi : Karena saya itu begini, ada pepatah kita bergaul dengan tukang minyak wangi

jadi wangi, bergaul dengan tukang minyak tanah jadi bau minyak tanah. Kebetulan temen-

temen saya ini banyak dari HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) otomatis saya

terpacu juga ya, saya harus menyesuaikan juga ya kan beragul. Menyesuaikan juga dengan yang

muda-muda. Jadi bukan berati dengan lanjut usia kita tidak milenial. Milenial itu bukan dilihat

dari umur. Ada yang umurnya masih 40an tapi jadul. Jadi banyak itu. Banyak umur yang kaya

saya yang udah senior tapi saya milenial. Milenial itu berarti kita bisa menyesuaikan dengan

kondisi sekarang. Zaman teknologi, zaman medsos, tidak semua milenial itu punya medsos.

Saya kan ada Instagram punya, ada di twitter juga, dan saya juga sering muncul di media. Saya

muncul dimedia bukan sengaja sebagai wakil walikota, tapi sebagai Ketua Ikatan Keluarga

Minang di Jakarta. Dan itu peranan sendiri untuk memediasi masyarakat yang warga bilang ini

rata-rata yang pedagang, pegawai. Nah disinilah peran saya sebagai tokoh. Jadi istilahnya

sebagai tokoh. Seperti pak gubernur membawahi warga Jakarta, kalau saya membawahi warga

Minang. Jadi sama aja kita mengedukasi warga kita supaya mereka bisa mengikuti ya kondisi

existing sekarang pembangunan Jakarta dan warga bilang tentu harus ikut mensukseskan

pembangunan Jakarta

Host : Oke pak, kalau tadi sempet cerita tentang UMKM. Kalau boleh tau di Jakarta Pusat itu

UMKM unggulannya di mana aja pak?

Irwandi : Unggulan tergantung disitu pasarnya bagus apa engga. Jadi sebagus apapun

barang kita kalau pasarnya jelek itu juga mereka tidak terpacu. Makanya UMKM sekarang itu

lebih cenderung masuk di kuliner ya kan paling gampang. Kalau kemarin kita 2 tahun ini

terdampar oleh covid. Handy craft tidak bisa berkembang, fashion tidak bisa berkembang.

Tetapi yang bisa survive itu adalah kuliner. Nah itu ada berapa titik yang menjadi pangsa pasar

yang paling bagus itu di Cempaka Putih di Taman Solo. Nah itu sekarang menjadi pasar yang

bagus setelah sabang itu sebenernya dari zaman saya dulu SMP tapi aga redup kemarin tapi

sekarang sudah mulai bagus kembali. Tapi kemarin yang saya lihat itu ya Cempaka Putih sangat

bagus. Dan perkembangan disitu. Tapi kalau untuk fashion, untuk kerajinan handy craft

alhamdulillah Jakarta Pusat cukup aktif ya dibawah Walikota kita berharap untuk sector kuliner

kita tidak mengkhawatirkan karena mereka cukup bagus ya inovasi mereka banyak. Tapi nanti

ya untuk fashion untuk handy craft perlu lagi pemasaran-pemasaran. Alhamdulillah kemarin

pak wali sudah menyiapkan tempat bazzar yang ada di walikota. Tapi itu kan kita lihat yang

kuliner semuanya mereka memang sekarang ini orang lebih cenderung kepada makanan ya

karena memang yang langusng dinikmati. Kalau sekarang orang untuk pakaian, fashion itu

sekarang karena mereka para UMKM ini banyak yang dari mereka yang belum menjalankan

digital marketing. ya jadi masih pakai konservatif jadi susah. Tapi mereka yang menjalankan

secara online alhamdulillah cukup bertahan.

Host : Kalau kuliner bapak suka kulineran juga pak?

Irwandi : Saya tukang keliling-keliling. Favorite saya, sebenernya sop kambing

Host : Sop kambing yang dimana?

Irwandi : Pak Bustaman yang di Penataran yang gendut disamping kecamatan itu memang

sorenya lagi ada kan banyak juga disekitaran Tanah Abang. Kalau makanan kambing, sate,

favoritnya nah gitu

Host : Kirain makanan-makanan minang aja pak

Irwandi : Makanan minang kan yang utama, kalau yang ini kan sudah biasa

Host : Kalau ikatan keluarga minang sendiri itu berapa pak anggotanya?

Irwandi : Kalau di Jakarta sih ya sebenernya kita kenaggotaan pengurus gak banyak.

Keanggotaan itu ya ratusan ribu. 120.000 tapi kalau masyarakat nya kurang lebih ada 1,2 juta

orang kurang lebih 15% dari warga Jakarta

Host : Program – program apa tuh pak dari ikatan keluarga minang selama ini yang bapak coba

fasilitasi?

Irwandi : Pembinaan ekonomi. Masyarakat minang itu kan rata-rata pedagang. PKL itu

90% warga minang. Jadi kita bagaimana mencarikan solusi bisa berdagang di tempat yang

aman dan ga di udag-udag terus kan atau sama satpol PP. Jadi kita minta mereka juga mau

memahami aturan bahwa berdagang pada tempatnya himbauan jadi kalau kita menyentuh dari

aspek budaya, aspek kerukunan perkampungan kita bisa menyentuh mereka. Tapi kalau kita

sentuhannya dengan aturan kadang-kadang benturan gitu ya. Nah itu, itulah yang kita ambil.

Pendekatan-pendekatan secara kita sebagai masyarakat guyub dan kita saling bersatu bahwa

ujung-ujungnya Cuma kita ini ada usaha untuk mencari uang tetapi tidak melupakan ketertiban

Kota Jakarta, keindahan kota Jakarta. Kira-kira itu

Host : Berarti bapak menjembatani antara pemerintah dengan keluarga minang.

Irwandi : Karena sempat juga pak gubernur ngomong. Ginikan warganya pak Irwandi.

Insya Allah bisa diatasilah dengan cara kekeluargaan. Jadi sesuatu bisa diselesaikan dengan cara

kekeluargaan. Bagaimanapun juga pak gubernur, Pemda DKI, Pemkot Jakarta Pusat tidak ingin

menyengsarakan warganya. Dan semua dipersilakan untuk berusaha dan kita malah mendorong

mereka untuk semenjak dari tingkat RT, RW sampai tingkat kelurahan, kecamatan. Warga kita

harapkan bisa melakukan kegiatan usaha agar ekonomi masyarakat itu tidak terbelakang. Jadi

kalau ekonomi masyarakat itu rendah, penghasilan masyarakat rendah. Ini akan berefekt kepada

kerukunan. Kenapa sih itu rebut terus, tawuran terus. Terus kalau kita lihat akar-akarnya adalah

faktor ekonomi mereka nganggur. Mereka punya hunian yang sangat minim. Tapi kalau mereka

bisa berusaha bisa meningkatkan usaha mereka, mereka punya uang. Mereka bisa sewa rumah

yang layak. Kontrak rumah yang layak. Semua kan ujung-ujungnta ekonomi. Dimanapun

tawuran itu kenapa juga misalnya disitu muncul teman-teman kita, adik-adik kita, keluarga

yang memang kurang beruntung sering melakukan hal-hal yang negatif. Kejahatan, karena tadi

faktor ekonomi. Faktor ekonomi yang harus kita benahi

Host : Bicara soal faktor ekonomi. Kemudian tadi bapak sempat menyinggung sedikit digital

marketing juga dengan era sekarang. Sekarang kan persaingan sangat terbuka ya. Siapa saja

orang bisa bersaing apalagi tadi melalui digital marketing. Kira-kira langkah apa pak yang bisa

dilakukan untuk saudara-saudara kita di misalnya Johar Baru supaya mereka juga bisa ambil

bagian gitu pak ya?

Irwandi : Saya kemarin sudah mulai Kerjasama dengan dinas pendidikan. Saya bilang

dengan kepala dinas, sebenernya anak SMA/SLTA itu perlu dapat pelajaran kewirausahaan,

paling tidak 2 semester. Jadi mereka bisa paham. Bagaimana sih berusaha. Jadi mereka punya

ilmunya. Semuanya kan ada ilmunya. Rasanya mereka yang SLTA ini atau nanti sekolah

sejenisnya SMK harus punya ilmu untuk kewirausahaan. Jadi ini diterapkan diluar negeri,

mereka dipacu bagaimana bisa menjadi pembisnis unggul. Jadi paling tidak mereka ketahuan

memberikan pengetahuan kepada mereka. Memberikan solusi kepada mereka. Bagaimana cara

berusaha. Mereka punya rasa percaya diri. Kan gitu. Jadi sudah dapat pelajaran bagaimana

berusaha dagang. Jadi mereka begitu tamat enggak drama gitu ga galau. Jadi sekarang mau

ngapain gitu setelah tamat. Orang tua tidak mampu memberikan kuliah. Mau kuliahkan

anaknya tidak mampu. Mau kuliahkan di negeri juga cukup lumayan biayanya apalagi di

swasta. Nah apa solusinya kita berikan pelajaran dari mulai SLTA itu sebelum dengan kepala

dinas harus udah ada mata kuliah kewirausahaan jadi setidaknya mereka paling tidak punya

pengetahuan. Orang bilang cara berdagang itu nggak gampang. Saya ngalamihn. Saya pedagang

dari saya mulai kuliah. Jadi saya kuliah saya sudah mulai usaha. Udah punya bisnis sendiri

sampe tamat kuliah.

Host : Bisnis apa tuh pak kalau boleh tahu?

Irwandi : Saya waktu itu pegang percetakan, perlengkapan. Jadi harus diberikan ilmunya

oleh guru-guru ini bahwa bukan pelajaran biasa saja gitu ya harus praktik. Bagaimana misalnya

kalau pelajaran berusaha. Bagaimana mereka menyablon. Bagaimana caranya membordir.

Paling tidak mereka punya keterampilan kalau dikasih pelajaran saya science aja, mereka sudah

bisa browsing diinternet. Ada ruang guru, segala macem. Tapi pengetahuan ini yang praktik ya

kalau dulu zaman saya ada arahannya. Oh ini mau kegiatan apa, menjahit. Jadi mereka begitu

tamat SLTA paling tidak kita sudah punya bekal. Nah program ini yang tidak dimasukan

didalam sekolah, saya agak cerewet saya ini orang penggerak UKM, saya termasuk yang kalau

partner saya dulu dengan pak Sandiaga uno dengan Oke Oce jadi memang kenapa kita

menggerakan UKM. Pak Sandi Menteri Parekraf minta supaya mereka bisa berusaha dan itu

diterjemahkan oleh pak gubernur ke dalam Jack Preneur sekarang. Mengapa mendukung dan

mensupport untuk Jack 5Preneur itu maju karena tadi itu. Supaya ekonomi masyarakat dalam

hal ini pak gubernur menginginkan masyarakatnya mempunyai ekonomi yang bagus. Kalau

tidak di adakan wirausaha Jack Preneur. Makanya pak gubernur benar-benar mengharapkan

Jack Preneur bisa di jalankan. Berjalan dari tingkat kelurahan, kecamatan ini insyaAllah

pengangguran bisa dikurangi. Tapi memang bukan hal gampang. Karena memang masyarakat

 

kita juga kan kadang-kadang ada yang peduli, ada yang nggak peduli. Yang mau belajar, yang

tidak belajar. Nah ini adalah bagaimana segi pemerintah hadir. Dan disitulah peran dari lurah

cmat bukan saja kewilayahan masalah kebakaran, keamanan tetapi juga lurah camat ini juga

harus tahu juga bagaimana memperhatikan masyarakat.

Host : Oke pak, mungkin terakhir bapak bisa sampaikan pesan-pesan 

secara umum atau khususnya untuk warga Jakarta

Pusat apa yang ingin disampaikan pak?

Irwandi : Ya untuk warga Jakarta Pusat terutama anak milenial, ayo kita bangkit. Coba

buka literatur browsing hal-hal yang positif, Lihatlah mereka-mereka yang sudah maju

mempelajari data-data atau istilahnya profile teman-teman kita yang sudah maju yang sudah

jadi pengusaha muda. Mudah-mudahan kita termotivasi menjadi pengusaha gitu. Jangan

berharap lagi bahwa taman kuliah terus dapat kerja jadi pegawai pemerintah. Jadi itu harus udah

diubah pola pikirnya. Ya jadi merek yang nanti akan taman kuliah mereka harus bisa buka

lapangan pekerjaan , mereka harus bisa mandiri tanpa harus bekerja. Jadi bukalah lapangan

pekerjaan sendiri. Itu harapan saya ya. Karena kita kalau untuk bekerja sekarang saja mohon

maaf mas Adam masuk PJLP sekarang sudah ada, kadang-kadang S2. Ini akan sangat miris

kerena tadi mereka yang mungkin sulit mencari. Mereka cumin berharap mencari kerja.

Sekarang mencari kerja sulit ayo kita buka lapangan pekerjaan. Orang penggerak wirausaha.

Kita buka pekerjaan dan itu hasilnya akan lebih banyak dan lebih bagus ya. Kalau kita gaji

masuk S1 5 sampai 6 juta kalau kita usaha itu bisa lebih. Dan waktunya juga lebih banyak. Dan

tidak perlu menunggu puluhan tahun. Tapi cukup dengan 5 tahun wirausaha kemungkinan bisa

lebih bagus dari ini. Ayo kita bergerak lagi, ayo kita tingkatkan semangat kita berwirausaha

kita. Lakukan kegiatan kegiatan positif untuk meningkatkan keluarga kita

Host : Terima Kasih banyak pak Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Pak Irwandi sudah hadir di

JPodcast. Pak Irwandi bercerita tentang pengalamannya di birokrasi juga cerita-cerita soal UMKM dan

pengembangan ekonomi. Yang saya tangkap adalah bagaimana Pak Irwandi mengajak kita

semua untuk mengubah mindset terutama dikalangan generasi muda untuk tidak hanya

berorientasi pada mencari-cari kerja tapi juga menciptakan lapangan pekerjaan.