Host : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo Sohib Jakpus! kita ketemu lagi di
acara JPodcast. Podcast nya Jakarta Pusat. Di episode kali ini sudah hadir bersama kita Bapak
Irwandi, Wakil Walikota Administrasi Jakarta Pusat.
Irwandi : Selamat siang mas Adam
Host : Selamat siang pak wakil, selamat datang pak di studio JPodcast. Apa kabar nya pak?
Irwandi : Allhamdulilah sehat
Host : Allahmdulilah, baik pak terima kasih pak sudah mau meluangkan waktu di tengah
kesibukan bapak untuk hadir di podcast kita. Boleh ya pak saya tanya–tanya sedikit.
Irwandi : Silakan monggo… monggo
Host : Oke pak. Kita mulai aja. Pertama mungkin bapak bisa cerita bagaimana perjalanan karir
bapak sebelum akhirnya sekarang menjadi Wakil Walikota Jakarta Pusat pak?
Irwandi : Kita mulai dari saya masuk tugas ya tahun 1989 waktu itu saya di kanwil
perdagangan belum otonomi daerah ya
Host : Oh Kementerian berarti ya pak?
Irwandi : Ya… masih kementerian perdagangan belum otonomi daerah. Jadi setelah
otonomi daerah tahun 2000 saya bergabung dengan Pemda DKI di Dinas Perindag. Namanya
berganti-ganti nih. Sekarang namanya BPUMKM. Namanya awalnya Dinas Perindag
Host : Perindustrian dan perdagangan ya pak?
Irwandi : Iya perdagangan. Jadi saya orang perdagangan yang biasa menangani dunia
usaha. Saya masuk waktu itu dibidang pembinaan dunia usaha perdagangan di perizininan
untuk surat izin usaha perdagangan, dan saya lakukan itu dimulai saya dari staff dan akhirnya
saya dapat promosi di ekselon 4 itu di UPT Metrologi. UPT Metrologi itu dibawa dari Dinas
Perindag itu yang bagian Tera Tera SPBU yang kalibrasi
Host : Timbangan, ukuran ya?
Irwandi : Iya, timbangan, ukuran, UTTP, dan dari situ saya beralih ke kepala seksi
Perdagangan Dalam Negeri, dan setelah itu ke Perdagangan Luar Negeri. Ya jadi saya
menangani itu. Dan saya pernah di Walikota Jakarta Barat 3 Tahun. Waktu itu, di Perindag
Jakarta Barat sebagai kepala seksi perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Dimulai dari situ,
tahun 2010 saya dapat promosi menjadi Kabid UMKM, Kepada bidang usaha mikro kecil dan
menengah di dinas. Dan dari situ, saya menjadi kepala UPT, UPK PIK Penggilingan menangani
kawasan, menangani asset-aset tanah yang ada di perkampungan kecil-kecil. Ya jadi kaitan saya
masih tetap di dunia usaha tuh, pembinaan usaha kecil. Jadi saya memang dari awal
diperdagangan dan menangani dunia usaha. Jadi itu sudah merupakan bidang saya. Dan itu
sudah saya lakoni. Dan terkahir saya dari kepala UPK tahun 2015 saya menjadi kepala sekdis,
sekretaris dinas. Tahun 2016, saya jadi kepala dinas sampai 2018. Saya selama 3 Tahun dimulai
2018 saya bergeser ke Wakil Walikota Jakarta Pusat. Itulah perjalanan saya, dari awal 1989
dampai 2018 saya masuk ke jajaran pamong sebagai Wakil Walikota Jakarta Pusat.
Host : Oke, berarti untuk perdagangan bapak udah hatam ya pak
Irwandi : Oh.. Udah
Host : Hampir 30 tahun pak ya
Irwandi : 32 Tahun
Host : Kurang lebih disitu ya pak. Terus sekarang bapak semenjak 2018 sebagai Wakil
Walikota perbedaannya apa tuh pak antara kerja di instansi teknis di kedinasan dengan di jalur
wilayah itu bedanya apa pak?
Irwandi : Sebenernya dalam pekerjaan itu tidak ada perbedaan, dalam arti kita sebagai
aparatur menjalankan tugas sesuai dengan amanah bapak gubernur sebagai ekselon 2 tentu kita
harus menjalankan semua program dari pak gubernur. Cuma kemarin saya dibidang
perdagangan dan dunia usaha, sekarang di bidang kewilayahan. Kewilayahan ini kita mencakup
semuanya mas Adam. Jadi, dari mulai perdagangan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, sosial,
budaya, ekonomi. Jadi sebenernya pamong itu lengkap. Jadi kita itu harus lengkap bisa
menguasasi semua sektor, semua lini. Karena bagaimana pun juga kita ini pengampu wilayah,
walaupun kita cuman mengkoordinasikan seluruh UKPD kita harus punya sentuhan–sentuhan,
inovasi-inovasi bagaimana semua program yang dari Dinas ke UKPD, Kapsudinnya itu bisa berjalan. Kita
sebagai Wakil Walikota mengkoordinasikan tugas-tugas Walikota yang mana
sebagai penguasa wilayah, yang menjalankan kegiatan-kegiatan wilayah, yang bertanggung
jawab terhadap masyarakat. Kira-kira itu.
Host : Sulit gak pak adaptasinya pak, dari sebelumnya ngurusin perdagangan sekarang jadi
urusin macem-macem gitu pak?
Irwandi : Ya gak ada kesulitan sih ya. Jadi, yang namanya pekerjaan itu awalnya perlu
penyesuaian. Tapi alhamdullilah gak lama lah. Karena saya sudah biasa ke wilayah-wilayah
jadi kepala dinas saya koordinasi dengan wilayah masalah PKL yang ada diseluruh Jakarta.
Cuman jangkauannya ini dulu se-Jakarta sekarang Jakarta Pusat. Jadi lebih, ringan gitu ya
jangkauannya ini lebih kecil. Tetapi, punya perbedaan yang sebenarnya tidak jauh bahwa
sebagai aparatur kita harus menjalankan tugas ini dengan perasaan, kita menjalankan tugas ini
harus menguasai tupoksi. Tupoksi kita apa, nah ini kita jangan sampai kita bergerak tanpa
mengerti tupoksi nya apa secara kewilayahan sebenernya lebih nikmat, kewilayahan ini kita
bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat. Bertemu RT/RW, masyarakat, dan ini yang
membuat kita mempunyai perbedaan kalau di Dinas itu saya biasanya bertemu dengan satu
komunitas. Ini akan berbagai komunitas. Dan banyak-banyak permasalahan yang dilapangan
yang sebenernya kita nikmati. Sebenernya bisa menyelesaikan tugas-tugas kita. Bahwa apa
yang ditugaskan beban itu sebenernya bukan beban. Adalah bagaimana kita mempunyai niat
dari awal sebagai aparatur, menjalankan tugas untuk menyelesaikan LPDMD pak gubernur.
Kira-kira begitu
Host : Bicara tupoksi, tugasnya wakil walikota itu apa ya pak? Apa betul kalau posisi nomer 2
itu kadang suka dianggap cuma ban serep, cuma cadangan. Gimana menurut bapak?
Irwandi : Enggaklah kita kan tugas walikota dengan wakil walikota satu paket. Jadi tugas
walikota tupoksi walikota itu dipaket dengan Seko, dengan walikota, dengan wakil. Kita
sebagai yang membantu dalam tugas-tugas walikota menyelesaikan tugas walikota itu sudah
ada pembagian tugas yang jelas. Ya jadi tugas-tugas yang memang kita kerjakan secara
bersama. Kemudian kerjaan kita ini kolektif ya antara walikota, wakil walikota dengan seko
jadi saling menutup. Kita mengerjakan tupoksi walikota, tidak ada tupoksi wakil walikota, tidak
ada tupoksi seko tapi sebenernya tupoksi walikota. Cuman disini yang menangani administrasi
pak sekko, saya yang monitor pekerjaan dan mengkoordinasikan tugas – tugas pak walikota yang
belum selesai atau yang belum dikerjakan wilayah saya yang menutup kan gitu. Dan ini kita
saling Kerjasama antara tadi walikota, Seko, tentu untuk kewilayahan gitu ya. Jadi kita harus
jadi satu. Karena kalau tidak nanti diwilayahnya kita terpecah gitu ya. Jadi kalau satu instruksi
ya jadi satu dilapangan gitu.
Host : Tetap kompak gitu ya pak?
Irwandi : Kompak, kita tetep di jalan. Kita menjalankan tugas, kita sudah atur waktunya,
dan tempatnya, jadwal kita masing-masing.
Host : Oke pak… Balik lagi tadi pak soal pengalaman panjang bapak di sektor perekonomian.
Berarti bapak sampai sekaranbg mungkin masing memperhatikan perkembangan ekonomi dan
usaha UMKM gitu ya pak
Irwandi : Ya itu habit saya gitu ya.
Host : Oke kalau menurut bapak gimana arah pengembangan UMKM di Jakarta saat ini pak,
sudah on the track atau seperti apa pak?
Irwandi : Perkembangan ekonomi di Jakarta sudah on the track tapi memang perlu
inovasi-inovasi ya jadi sekarang kan zaman milenial jadi bisnis itu tidak bisa cara konservatif y
acara lama. Sekarang ini kita bisnis ini kita bener-bener masyarakat diajak ya ayo semua
bergerak untuk membina keluarga. Keluarga ini ujung – ujung nya ekonomi. Jadi kenapa terjadi
tawuran, kenapa terjadi kejahatan , kenapa terjadi pengangguran ini yang besar sekali yang saat
ini, nah inilah kita disini pemkot mempunyai tugas juga sesuai dengan visi misi pak gurbernur
yakni membahagiakan warganya. Dan berulang kali bahwa pemerintah harus hadir didalam
kesulitan ini. Nah ini ujung-ujungnya adalah ekonomi. Bagaimana ekonomi bisa bagus kalau
kita tidak membina masyarakat kalau kita tidak hadir ditengah masyarakat. Kita berikan mereka
fasilitas pemasaran , pelatihan, dan bagaimana mereka mendapatkan tempat-tempat untuk
usaha. Pemasarannya bisa dengan bazar, pameran. Nah dengan adanya Jack Preneur ini akan
ada RPJMD pak gubernur. Makanya termasuk salah satu tugas walikota adalah bagaimana bisa
menangani ini secara kewilayahan. Karena UKPD dinas sendiri tidak akan bisa berhasil kalau
tidak dibantu oleh wilayah ini kan peran lurah, camat, dan juga disini para asisten, para kepala
bidang Walikota. Suksesnya tapi program kerja juga ini tergantung peran Walikota kebetulan
pak Walikota coba cukup perhatian yang tinggi kepada para Jack preneur ini kita berharap tentu
dapat berlangsung dan dapat meningkat terus dan bisa meningkatkan ekonomi untuk
masyarakat di Jakarta Pusat
Host : Oke.. bapak tadi sempet bilang sekarang eranya milenial. Sebenernya bapak tidak
termasuk kategori milenial pak ya. Tapi bapak lumayan aktif di media sosial ya pak? Itu gimana
ceritanya, motivasinya apa itu pak?
Irwandi : Karena saya itu begini, ada pepatah kita bergaul dengan tukang minyak wangi
jadi wangi, bergaul dengan tukang minyak tanah jadi bau minyak tanah. Kebetulan temen-
temen saya ini banyak dari HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) otomatis saya
terpacu juga ya, saya harus menyesuaikan juga ya kan beragul. Menyesuaikan juga dengan yang
muda-muda. Jadi bukan berati dengan lanjut usia kita tidak milenial. Milenial itu bukan dilihat
dari umur. Ada yang umurnya masih 40an tapi jadul. Jadi banyak itu. Banyak umur yang kaya
saya yang udah senior tapi saya milenial. Milenial itu berarti kita bisa menyesuaikan dengan
kondisi sekarang. Zaman teknologi, zaman medsos, tidak semua milenial itu punya medsos.
Saya kan ada Instagram punya, ada di twitter juga, dan saya juga sering muncul di media. Saya
muncul dimedia bukan sengaja sebagai wakil walikota, tapi sebagai Ketua Ikatan Keluarga
Minang di Jakarta. Dan itu peranan sendiri untuk memediasi masyarakat yang warga bilang ini
rata-rata yang pedagang, pegawai. Nah disinilah peran saya sebagai tokoh. Jadi istilahnya
sebagai tokoh. Seperti pak gubernur membawahi warga Jakarta, kalau saya membawahi warga
Minang. Jadi sama aja kita mengedukasi warga kita supaya mereka bisa mengikuti ya kondisi
existing sekarang pembangunan Jakarta dan warga bilang tentu harus ikut mensukseskan
pembangunan Jakarta
Host : Oke pak, kalau tadi sempet cerita tentang UMKM. Kalau boleh tau di Jakarta Pusat itu
UMKM unggulannya di mana aja pak?
Irwandi : Unggulan tergantung disitu pasarnya bagus apa engga. Jadi sebagus apapun
barang kita kalau pasarnya jelek itu juga mereka tidak terpacu. Makanya UMKM sekarang itu
lebih cenderung masuk di kuliner ya kan paling gampang. Kalau kemarin kita 2 tahun ini
terdampar oleh covid. Handy craft tidak bisa berkembang, fashion tidak bisa berkembang.
Tetapi yang bisa survive itu adalah kuliner. Nah itu ada berapa titik yang menjadi pangsa pasar
yang paling bagus itu di Cempaka Putih di Taman Solo. Nah itu sekarang menjadi pasar yang
bagus setelah sabang itu sebenernya dari zaman saya dulu SMP tapi aga redup kemarin tapi
sekarang sudah mulai bagus kembali. Tapi kemarin yang saya lihat itu ya Cempaka Putih sangat
bagus. Dan perkembangan disitu. Tapi kalau untuk fashion, untuk kerajinan handy craft
alhamdulillah Jakarta Pusat cukup aktif ya dibawah Walikota kita berharap untuk sector kuliner
kita tidak mengkhawatirkan karena mereka cukup bagus ya inovasi mereka banyak. Tapi nanti
ya untuk fashion untuk handy craft perlu lagi pemasaran-pemasaran. Alhamdulillah kemarin
pak wali sudah menyiapkan tempat bazzar yang ada di walikota. Tapi itu kan kita lihat yang
kuliner semuanya mereka memang sekarang ini orang lebih cenderung kepada makanan ya
karena memang yang langusng dinikmati. Kalau sekarang orang untuk pakaian, fashion itu
sekarang karena mereka para UMKM ini banyak yang dari mereka yang belum menjalankan
digital marketing. ya jadi masih pakai konservatif jadi susah. Tapi mereka yang menjalankan
secara online alhamdulillah cukup bertahan.
Host : Kalau kuliner bapak suka kulineran juga pak?
Irwandi : Saya tukang keliling-keliling. Favorite saya, sebenernya sop kambing
Host : Sop kambing yang dimana?
Irwandi : Pak Bustaman yang di Penataran yang gendut disamping kecamatan itu memang
sorenya lagi ada kan banyak juga disekitaran Tanah Abang. Kalau makanan kambing, sate,
favoritnya nah gitu
Host : Kirain makanan-makanan minang aja pak
Irwandi : Makanan minang kan yang utama, kalau yang ini kan sudah biasa
Host : Kalau ikatan keluarga minang sendiri itu berapa pak anggotanya?
Irwandi : Kalau di Jakarta sih ya sebenernya kita kenaggotaan pengurus gak banyak.
Keanggotaan itu ya ratusan ribu. 120.000 tapi kalau masyarakat nya kurang lebih ada 1,2 juta
orang kurang lebih 15% dari warga Jakarta
Host : Program – program apa tuh pak dari ikatan keluarga minang selama ini yang bapak coba
fasilitasi?
Irwandi : Pembinaan ekonomi. Masyarakat minang itu kan rata-rata pedagang. PKL itu
90% warga minang. Jadi kita bagaimana mencarikan solusi bisa berdagang di tempat yang
aman dan ga di udag-udag terus kan atau sama satpol PP. Jadi kita minta mereka juga mau
memahami aturan bahwa berdagang pada tempatnya himbauan jadi kalau kita menyentuh dari
aspek budaya, aspek kerukunan perkampungan kita bisa menyentuh mereka. Tapi kalau kita
sentuhannya dengan aturan kadang-kadang benturan gitu ya. Nah itu, itulah yang kita ambil.
Pendekatan-pendekatan secara kita sebagai masyarakat guyub dan kita saling bersatu bahwa
ujung-ujungnya Cuma kita ini ada usaha untuk mencari uang tetapi tidak melupakan ketertiban
Kota Jakarta, keindahan kota Jakarta. Kira-kira itu
Host : Berarti bapak menjembatani antara pemerintah dengan keluarga minang.
Irwandi : Karena sempat juga pak gubernur ngomong. Ginikan warganya pak Irwandi.
Insya Allah bisa diatasilah dengan cara kekeluargaan. Jadi sesuatu bisa diselesaikan dengan cara
kekeluargaan. Bagaimanapun juga pak gubernur, Pemda DKI, Pemkot Jakarta Pusat tidak ingin
menyengsarakan warganya. Dan semua dipersilakan untuk berusaha dan kita malah mendorong
mereka untuk semenjak dari tingkat RT, RW sampai tingkat kelurahan, kecamatan. Warga kita
harapkan bisa melakukan kegiatan usaha agar ekonomi masyarakat itu tidak terbelakang. Jadi
kalau ekonomi masyarakat itu rendah, penghasilan masyarakat rendah. Ini akan berefekt kepada
kerukunan. Kenapa sih itu rebut terus, tawuran terus. Terus kalau kita lihat akar-akarnya adalah
faktor ekonomi mereka nganggur. Mereka punya hunian yang sangat minim. Tapi kalau mereka
bisa berusaha bisa meningkatkan usaha mereka, mereka punya uang. Mereka bisa sewa rumah
yang layak. Kontrak rumah yang layak. Semua kan ujung-ujungnta ekonomi. Dimanapun
tawuran itu kenapa juga misalnya disitu muncul teman-teman kita, adik-adik kita, keluarga
yang memang kurang beruntung sering melakukan hal-hal yang negatif. Kejahatan, karena tadi
faktor ekonomi. Faktor ekonomi yang harus kita benahi
Host : Bicara soal faktor ekonomi. Kemudian tadi bapak sempat menyinggung sedikit digital
marketing juga dengan era sekarang. Sekarang kan persaingan sangat terbuka ya. Siapa saja
orang bisa bersaing apalagi tadi melalui digital marketing. Kira-kira langkah apa pak yang bisa
dilakukan untuk saudara-saudara kita di misalnya Johar Baru supaya mereka juga bisa ambil
bagian gitu pak ya?
Irwandi : Saya kemarin sudah mulai Kerjasama dengan dinas pendidikan. Saya bilang
dengan kepala dinas, sebenernya anak SMA/SLTA itu perlu dapat pelajaran kewirausahaan,
paling tidak 2 semester. Jadi mereka bisa paham. Bagaimana sih berusaha. Jadi mereka punya
ilmunya. Semuanya kan ada ilmunya. Rasanya mereka yang SLTA ini atau nanti sekolah
sejenisnya SMK harus punya ilmu untuk kewirausahaan. Jadi ini diterapkan diluar negeri,
mereka dipacu bagaimana bisa menjadi pembisnis unggul. Jadi paling tidak mereka ketahuan
memberikan pengetahuan kepada mereka. Memberikan solusi kepada mereka. Bagaimana cara
berusaha. Mereka punya rasa percaya diri. Kan gitu. Jadi sudah dapat pelajaran bagaimana
berusaha dagang. Jadi mereka begitu tamat enggak drama gitu ga galau. Jadi sekarang mau
ngapain gitu setelah tamat. Orang tua tidak mampu memberikan kuliah. Mau kuliahkan
anaknya tidak mampu. Mau kuliahkan di negeri juga cukup lumayan biayanya apalagi di
swasta. Nah apa solusinya kita berikan pelajaran dari mulai SLTA itu sebelum dengan kepala
dinas harus udah ada mata kuliah kewirausahaan jadi setidaknya mereka paling tidak punya
pengetahuan. Orang bilang cara berdagang itu nggak gampang. Saya ngalamihn. Saya pedagang
dari saya mulai kuliah. Jadi saya kuliah saya sudah mulai usaha. Udah punya bisnis sendiri
sampe tamat kuliah.
Host : Bisnis apa tuh pak kalau boleh tahu?
Irwandi : Saya waktu itu pegang percetakan, perlengkapan. Jadi harus diberikan ilmunya
oleh guru-guru ini bahwa bukan pelajaran biasa saja gitu ya harus praktik. Bagaimana misalnya
kalau pelajaran berusaha. Bagaimana mereka menyablon. Bagaimana caranya membordir.
Paling tidak mereka punya keterampilan kalau dikasih pelajaran saya science aja, mereka sudah
bisa browsing diinternet. Ada ruang guru, segala macem. Tapi pengetahuan ini yang praktik ya
kalau dulu zaman saya ada arahannya. Oh ini mau kegiatan apa, menjahit. Jadi mereka begitu
tamat SLTA paling tidak kita sudah punya bekal. Nah program ini yang tidak dimasukan
didalam sekolah, saya agak cerewet saya ini orang penggerak UKM, saya termasuk yang kalau
partner saya dulu dengan pak Sandiaga uno dengan Oke Oce jadi memang kenapa kita
menggerakan UKM. Pak Sandi Menteri Parekraf minta supaya mereka bisa berusaha dan itu
diterjemahkan oleh pak gubernur ke dalam Jack Preneur sekarang. Mengapa mendukung dan
mensupport untuk Jack 5Preneur itu maju karena tadi itu. Supaya ekonomi masyarakat dalam
hal ini pak gubernur menginginkan masyarakatnya mempunyai ekonomi yang bagus. Kalau
tidak di adakan wirausaha Jack Preneur. Makanya pak gubernur benar-benar mengharapkan
Jack Preneur bisa di jalankan. Berjalan dari tingkat kelurahan, kecamatan ini insyaAllah
pengangguran bisa dikurangi. Tapi memang bukan hal gampang. Karena memang masyarakat
kita juga kan kadang-kadang ada yang peduli, ada yang nggak peduli. Yang mau belajar, yang
tidak belajar. Nah ini adalah bagaimana segi pemerintah hadir. Dan disitulah peran dari lurah
cmat bukan saja kewilayahan masalah kebakaran, keamanan tetapi juga lurah camat ini juga
harus tahu juga bagaimana memperhatikan masyarakat.
Host : Oke pak, mungkin terakhir bapak bisa sampaikan pesan-pesan
secara umum atau khususnya untuk warga Jakarta
Pusat apa yang ingin disampaikan pak?
Irwandi : Ya untuk warga Jakarta Pusat terutama anak milenial, ayo kita bangkit. Coba
buka literatur browsing hal-hal yang positif, Lihatlah mereka-mereka yang sudah maju
mempelajari data-data atau istilahnya profile teman-teman kita yang sudah maju yang sudah
jadi pengusaha muda. Mudah-mudahan kita termotivasi menjadi pengusaha gitu. Jangan
berharap lagi bahwa taman kuliah terus dapat kerja jadi pegawai pemerintah. Jadi itu harus udah
diubah pola pikirnya. Ya jadi merek yang nanti akan taman kuliah mereka harus bisa buka
lapangan pekerjaan , mereka harus bisa mandiri tanpa harus bekerja. Jadi bukalah lapangan
pekerjaan sendiri. Itu harapan saya ya. Karena kita kalau untuk bekerja sekarang saja mohon
maaf mas Adam masuk PJLP sekarang sudah ada, kadang-kadang S2. Ini akan sangat miris
kerena tadi mereka yang mungkin sulit mencari. Mereka cumin berharap mencari kerja.
Sekarang mencari kerja sulit ayo kita buka lapangan pekerjaan. Orang penggerak wirausaha.
Kita buka pekerjaan dan itu hasilnya akan lebih banyak dan lebih bagus ya. Kalau kita gaji
masuk S1 5 sampai 6 juta kalau kita usaha itu bisa lebih. Dan waktunya juga lebih banyak. Dan
tidak perlu menunggu puluhan tahun. Tapi cukup dengan 5 tahun wirausaha kemungkinan bisa
lebih bagus dari ini. Ayo kita bergerak lagi, ayo kita tingkatkan semangat kita berwirausaha
kita. Lakukan kegiatan kegiatan positif untuk meningkatkan keluarga kita
Host : Terima Kasih banyak pak Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Pak Irwandi sudah hadir di
JPodcast. Pak Irwandi bercerita tentang pengalamannya di birokrasi juga cerita-cerita soal UMKM dan
pengembangan ekonomi. Yang saya tangkap adalah bagaimana Pak Irwandi mengajak kita
semua untuk mengubah mindset terutama dikalangan generasi muda untuk tidak hanya
berorientasi pada mencari-cari kerja tapi juga menciptakan lapangan pekerjaan.