Wali Kota Jakpus Buka Seminar Penguatan Nilai Pancasila

Reporter: Maulana | Editor: Andreas Pamakayo

Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma membuka seminar penguatan nilai-nilai Pancasila bagi pemuda dan gerakan Pramuka. Foto: Maulana

Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma membuka seminar penguatan nilai-nilai Pancasila bagi pemuda dan gerakan Pramuka, di Ruang Serbaguna Utama, Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Minggu (25/12).

Dalam sambutannya, Dhany mengatakan, ini merupakan kegiatan yang penting dan strategis dalam memperkuat karakter bagi pemuda yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

"Seminar ini cukup bagus sekali karena dalam sebuah negara memiliki landasan dasar ideologi yang memiliki nilai-nilai," katanya.

"Nilai-nilai Pancasila telah kita pahami secara keseluruhan sehingga dilakukan penguatan.Berbicara penguatan tentu sudah ada dasar komplit yang telah dimiliki oleh gerakan pramuka yang telah dikuatkan melalui Dasa Darma Pramuka," imbuhnya.

Dhany menuturkan, Pramuka sebagai agen perubahan yang dapat membangun karakter nilai-nilai Pancasila, diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari.

Menurutnya, tantangan ke depan cukup luar biasa di media sosial sering muncul informasi yang tidak jelas atau hoax yang dapat memecah persatuan sehingga perlu memperkuat nilai-nilai Pancasila ini agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

"Saya yakin dan percaya gerakan pramuka dasa darmanya melekat dan nanti diperkuat dengan konteks yang lebih luas yaitu nilai-nilai dalam berbangsa dan bernegara bersumber dari nilai-nilai Pancasila, yang merupakan pedoman dan pegangan hidup kita dalam melakukan interaksi sehari-hari," ucapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah yang merupakan keynote speaker dalam acara ini mengungkapkan, Indonesia yang memiliki penduduk berjumlah 260 juta dan beraneka ragam suku budaya sehingga dibutuhkan persatuan yang kuat sebagai pengikat.

"Salah satu contoh persatuan yang menjadi pengikat itu ialah bahasa, dari Sabang-Merauke menggunakan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia sehingga kita yang beranekaragam ini bisa berkomunikasi satu sama lain dengan baik," ungkapnya.

Seminar yang digelar mulai pukul 10.00 WIB ini berlangsung secara campuran (hybrid) dan diikuti 60 peserta secara langsung atau luar Jaringan (luring) dan 300 peserta secara dalam jaringan (daring) atau online.