Walikota : Warga Harus Tetap Waspada Terhadap DBD

Reporter: Nday | Editor: Iman

Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma memimpin Rapat Kordinasi Wilayah (Rakorwil) Pemkot Jakpus di Ruang Pola, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Rabu (10/8).. Foto: Zaki

Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma mengimbau kepada seluruh warga Jakarta Pusat (Jakpus) harus tetap waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Hal tersebut dikatakan Dhany saat memimpin Rapat Kordinasi Wilayah (Rakorwil) Pemkot Jakpus di Ruang Pola, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Rabu (10/8).

“Warga jangan lengah terhadap DBD, walaupun kasus DBD di wilayah Jakarta Pusat masih terbilang rendah namun kita harus waspada,“ kata Dhany didampingi Sekretaris Kota (Sekko) Jakpus, Iqbal Akbaruddin.

Dhany menjelaskan, untuk mengantisipasi meningkatnya kasus DBD, yang paling efektif yaitu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melibatkan kader-kader jumantik untuk melakukan pemantauan jentik nyamuk.

Jika ada warga yang keberatan rumahnya dipantau langsung, maka dia harus melakukan jumantik mandiri di tiap-tiap keluarga baik itu asisten rumah tangganya, atau siapapun.

Karena yang paling efektif sesungguhnya adalah mencegah DBD itu dengan PSN, sedangkan fogging itu dilakukan jika terjadi kasus DBD. Jadi, ada nyamuknya, nyamuk yang harus kita musnahkan.

“Fogging dilakukan saat ada kasus, ini berarti ada nyamuknya, nah nyamuknya yang kita hajar, 3M plus juga harus di kedepankan untuk mengantisipasi kasus DBD, “ tandasnya.

Sementara Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Sudin Kesehatan Jakarta Pusat Budi Setiawan dalam paparannya mengungkapkan, kasus DBD di wilayah Jakpus per akhir Juli 2022 ada 85 kasus, ada penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Sementar, bulan Agustus 2022 sampai hari ini nol kasus artinya aman.

Budi menjelaskan, turunnya kasus DBD di wilayah Jakpus karena gencarnya para kader jumantik melakukan gerakan PSN dan gerakan satu rumah satu jumantik (SRSJ), ucapnya.

Namun budi mengingatkan kepada warga agar tetap waspada, mengingat tahun ini merupakan siklus 6 tahunan DBD. Tingkatkan gerakan PSN di lingkungan masing-masing serta lakukan jumantik mandiri.

“Mudah-mudahan dengan meningkatkan gerakan PSN  wilayah Jakarta Pusat nihil kasus DBD,“ harapnya. (Day)