Cegah Kematian Ibu dan Anak, RSUD Tarakan Gelar Seminar Tentang Preeklamsia

Reporter: Danar Pusung | Editor: Andreas Pamakayo

RSUD Tarakan gelar seminar terkait preeklamsia. Foto: Malik Maulana

Hari Preeklamsia Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Mei. Peringatan Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang preeklamsia dan tanda-tanda bahaya untuk menghindari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa ibu dan anak. 

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Kondisi ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan mencapai 20 minggu. Oleh karena itu, ibu hamil harus waspada dan tetap menjaga kesehatan tubuh agar tidak terjadi komplikasi.

Terkait hal tersebut, Rumah Sehat Umum Daerah (RSUD) Tarakan mengadakan seminar membahas tentang preeklamsia. 

Kepala Staf Medik Fungsional Kebidanan dan Kandungan dr. Ekarini Aryasatiani menjelaskan, tujuan diadakan seminar ini selain untuk memperingati Hari Preeklamsia

Sedunia juga untuk meningkatkan kepedulian sekaligus mengajarkan ciri-ciri preeklamsia kepada tenaga kesehatan.

“Di sini kami mengundang jajaran puskesmas se-DKI Jakarta untuk meningkatkan kepedulian sekaligus pembelajaran bagi tenaga kesehatan,” ujar Ekarini.

Sebenarnya, lanjut Ekarini, untuk deteksi dini, preeklamsia pada ibu hamil biasanya terjadi dengan ciri-ciri awal tensi yang tinggi.

“Tingginya tensi pada ibu hamil itu jangan dianggap remeh, karena itu ciri ciri awal menuju preeklamsia,” ucapnya. 

Menurutnya, preeklamsia ini menjadi tanggung jawab bersama, karena baik di Indonesia ataupun di Jakarta sendiri preeklamsia menjadi penyumbang meninggalnya ibu dan anaknya.

Ekarini pun berharap dengan adanya penanganan yang tepat bisa menghasilkan ibu dan bayi yang sehat.

“Saya berharap mudah-mudahan para petugas kesehatan bisa lebih paham dan masyarakat pun juga lebih paham, karena tensi yang tinggi bukan hal biasa untuk ibu hamil, sehingga kepada ibu hamil harus langsung diperiksakan,” harapnya. 

Sementara itu, Kasie Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat dr. Dina Nurdjannah menambahkan, ciri-ciri awal preeklamsia dapat dideteksi pada layanan primer baik di puskesmas ataupun rumah sakit.

“Tekanan darah 140/90 ataupun yang melebihi itu pada ibu hamil merupakan deteksi dini dan ciri awal terjadinya preeklamsia,” jelas Dina.

"Kita bisa mencegah terjadinya preeklamsia, karena basic-nya semua itu dari gaya hidup. Dengan makan teratur dan sehat serta mengurangi konsimsi garam berlebih atau gula berlebih bisa menghindari preeklamsia tersebut, sehingga ketika memasuki masa kehamilan kondisi kesehatan menjadi optimal,” pungkasnya.