Ini Rahasia Jakpus Bebas Banjir

Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP

Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma. Foto: pusat.jakarta.go.id

Kesan dan pesan di tahun 2022? 

Alhamdulillah seluruh program kerja yang ada di Jakarta Pusat bisa dituntaskan, dan mudah-mudahan saja ini berdampak positif terhadap peningkatan layanan dan kesejahteraan bagi warga khususnya di Jakarta Pusat.

Apa saja yang dikerjakan Pemkot Jakpus di tahun 2022?

Ya jadi di Jakarta Pusat itu kita fokus pada penyelesaian program-program prioritas, banyak program prioritas yang memang harus dituntaskan dalam lingkup kewilayahan makanya kita fokus benar untuk mencapai hasil di dalam program strategis daerah.

Apa saja program Pemkot Jakpus selama tahun 2022?

Yang ingin kita lakukan adalah ada tiga isu strategis program prioritas yang harus dituntaskan yang diamanahkan oleh bapak pejabat gubernur. Yang pertama terkait masalah banjir, kedua kemacetan, kemudian yang ketiga peningkatan ekonomi masyarakat.

Titik banjir di Jakpus apakah sudah berkurang?

Alhamdulillah ya, selama saya bertugas di Jakarta Pusat hampir 2 tahun saya bertugas kita hanya sekali mengalami banjir atau dampak di musim penghujan di area Cempaka Putih. Jadi, ada Kali Hutan Kayu yang menghubungkan dengan Kali Item dan Kali Sunter untuk menuju ke laut, kebetulan kejadian saat itu ketika kapasitas sungai hanya mampu menampung 150 mm per-hari, kemudian kapasitas hujan lokal melebihi itu bahkan dua kali lipatnya. 

Kemudian yang kedua, rob saat itu intensitasnya tinggi, sehingga terjadi backwater jadi dari laut kemudian backwater ke Kali Sunter menuju ke Kali Utan Kayu. Ketika kapasitas sungai sudah melampaui terjadi lintasan pompa saat itu memang tidak bisa difungsikan karena  percuma kita fungsikan nanti air malah akan berputar-putar di sana. Makanya yang kita tunggu adalah robnya surut, airnya surut dari laut kemudian pompa juga bisa kita fungsikan. Alhamdulillah saat itu bisa kita tuntaskan sebelum 6 jam sudah surut kembali.

Apa solusi untuk mengatasi genangan dan banjir?

Solusi yang akan kita lakukan adalah dengan membuat kolam olakan. Jadi kolam olakan tuh kita akan mengoptimalkan peran pompa air jadi di Petamburan itu samping BKB kita buat kolam olakan di jalan. Kemudian dibuat pompa air, dan Alhamdulillah efektif hingga saat ini belum kita dengar ketika hujan di sana ada banjir. Artinya kita sudah bisa mengatasi persoalan banjir yang ada di RW 05 dan 07.

Strategi mengatasi banjir di wilayah Jakpus?

Jadi kita optimalkan peran olakan pompa air dan pintu airnya, begitu pula dulu sering kita di Jalan Sentul. Jalan Sentul Pasar Baru tapi setelah itu kita coba pendekatan yang sama kita buat di situ saluran gendong kemudian kolam olakan terus pompa lagi, jadi memang pendekatan kita itu mengandalkan pompa air. Konsekuensi dari itu semua keberadaan pompa airnya harus dipelihara dengan baik petugas jaga harus bener-bener siaga, jadi ketika mulai ada kenaikan muka air maka pompa harus disiagakan. Sehingga kita harus meyakinkan bahwa pompa itu berfungsi dengan baik kemudian ketersediaan BBM-nya juga cukup dan personelnya siaga.

Seperti apa bentuk kolam olakan?

Volume alarm seperti reservoir jadi menampung air dulu. Air dialirkan ke tempat yang lebih rendah dengan kapasitas besar kemudian pompa bermain ketika pompa bermain otomatis ada parapet atau tanggul yang kita yakinkan ya air itu tidak memutar lagi dikumpulkan

airnya dia akan mudah memompa jadi menyedot air yang pada titik-titik genangan.

Target mengantisipasi banjir di tahun 2023?

Yang mau kita fokuskan di Jalan Ahmad Yani dan Suprapto ini ada embung, kita sudah berhasil membuat embung di area Graha Cempaka Mas depan tuh kan ada dua, nah di situ juga kita buat kolam olahan. Artinya kita menyodet dari Kali Utan Kayu supaya air itu dialirkan ke olakan kemudian kita nanti pompa ke Kali Sunter selama ini kan tidak ada tuh, jadi ini ternyata cukup efektif untuk mengatasi dampak atau genangan yang ada di Jalan R Suprapto maupun Ahmad Yani.

Ke depan ini sedang kita lakukan di sisi sebelah Cempaka Putih-nya di Hollin Village kemudian yang di areanya depan UPT tekstil itu kan sedang kita mau buat kolam olakan lagi di sana bukan kolam olakan kita buat di sana seperti embung kecil memanjang sekarang masih dalam taraf kita mempersiapkan administrasinya peta bidangnya kemudian desain sudah ada Insya Allah kita akan eksekusi di tahun 2023 dan mudah-mudahan saja itu bisa mengatasi persoalan-persoalan banjir yang ada di Jalan Suprapto dan Ahmad Yani di samping. Kita juga melakukan pengerukan-pengurukan sungai. Dulu kita juga sering tuh Kali Sentiong Johar Baru suka kerendam juga tuh ya kan, makanya untuk lebih meningkatkan volume daya tampung sungai maka kita melakukan pengurutan di Kali Sentiong bahkan sudah sampai 12.000 m³. Di samping itu pengerukan juga dilakukan di Ciliwung PKB ini kita lakukan terus termasuk di Kali Cideng ini juga kita melakukan pengerukan dan ternyata itu terbukti efektif.

Siapa saja yang ikut berkolaborasi dalam mengantisipasi banjir di Jakpus?

Ya tentunya untuk mengatasi banjir ini kita nggak bisa berdiri sendiri karena kan banyak program-program baik dari pemerintah pusat apalagi sungai-sungai seperti Kali Ciliwung itu kan area pemerintah pusat tapi pemerintah pusat juga nggak bisa berdiri sendiri perlu ada dari pemerintah daerah provinsi untuk skala yang besar, itu juga masuk intervensi seperti revitalisasi saluran sungai-sungai nah sementara dari kotak itu sendiri melalui Sudin sumber daya air dia akan menyiapkan pompa-pompa airnya, pintu airnya, petugasnya, sarana penunjangnya. Karena yang namanya air itu kan sistem mic dia tidak bisa hanya pada satu titik saja ya kan tetapi lihat secara komprehensif. Bahkan bukan hanya kotaknya saja tetapi antar kota bahkan antar daerah gitu kan seperti misalkan dibangun berarti kan ada keterkaitan dengan Bogor gitu jadi memang perlu ada pemahaman yang sama, persepsi yang sama, terkait dengan penanganan masalah dampak di musim penghujan seperti misalkan banjir ya ini juga harus ada pemahaman bersama.

Bagaimana peran masyarakat dalam mengatasi banjir?

Ketika kita melakukan upaya preventif dengan sosialisasi tentunya mengimbau kepada warga masyarakat untuk sama-sama memelihara sungai-sungai saluran air, mulut-mulut air untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bahkan sekarang itu sudah tidak zamannya lagi kita membuang sampah pada tempatnya tetapi justru orientasi kita itu mengurangi produksi sampah, kalau memang sampai itu bisa menghasilkan kenapa harus dibuang di tempat sampah. Kalau kita pendekatannya membuang di tempatnya nanti kita akan bermasalah di hilirnya tempat pembuangan akhir di Bantar Gebang. Memang permasalahan sampah selesai ketika membuangnya di sekitar kita di tempat sampah, tapi ketika itu diangkut berarti sehari kita sudah harus mengatasi sekian banyak produksi sampah yang ada di sana. Maka pendekatan yang kita lakukan adalah mengajak seluruh warga masyarakat dengan Pergub 77, yuk kita olah sampah mulai dari sumber produksi yaitu, di rumah-rumah, perusahaan. 

Jadi kita minimalkan sampah dengan melakukan tempat-tempat pengolahan sampah berbasis di tingkat RW dengan bank sampahnya untuk sampah yang non organik yang organiknya kita bikin komposting kemudian kita juga menggunakan kompos cair artinya yang non organik bisa kita gunakan kembali kemudian kita daur ulang juga bisa kita mendapatkan hasil gitu dari pengolahan sampah yang organik itu kan menghasilkan melalui bank sampah kita di Jakarta Pusat itu bergandengan tuh untuk menciptakan warung-warung yang bisa mensuplai bahan.