111 Pelajar SMA 10 Diedukasi Setop Tawuran dan Siaga Bencana

Reporter: Malik Maulana  | Editor: Andreas Pamakayo

Seminar sehari pelajar tangguh dalam kebencanaan, antisipasi tawuran, dan kesehatan reproduksi. Foto: Malik Maulana

Sebanyak 111 orang pelajar SMA Negeri 10 Jakarta mengikuti seminar sehari pelajar tangguh dalam kebencanaan, antisipasi tawuran, dan kesehatan reproduksi. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi LSM Serikat Islam Tanggap Bencana (Sigap) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Jakarta Pusat.

Kepala SMAN 10 Jakarta Rumsilah mengaku senang sekolahnya dipilih menjadi lokasi kegiatan. Sebanyak 111 pelajar yang terpilih mengikuti kegiatan merupakan perwakilan dari kelas X sampai XII SMAN 10 Jakarta.

"Alhamdulilah kami diberi kepercayaan agar peserta didik mendapat wawasan isu yang paling terkini di kalangan remaja saat ini seperti, bullying, tawuran dan kesehatan reproduksi," katanya, di aula MAN 10 Jalan Mangga Besar XIII, RT 06/01, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat,  Rabu (9/10).

Diakui Rumsilah, isu tawuran serta perundungan yang diangkat seminar masih menjadi persoalan dan ancaman bagi remaja, khususnya di wilayah perkotaan. Karena itu, edukasi yang disampaikan pemateri dalam seminar diharapkannya bisa mengedukasi siswa untuk setop kekerasan, perundungan, dan tawuran.

Selain isu perundungan dan tawuran, para siswa juga diedukasi materi tentang kesehatan reproduksi. Tidak sekedar mengedukasi aspek medis, materi yang disampaikan pemateri juga berisi pesan moral tentang dampak dan saran norma agama serta budaya yang berlaku di tengah masyarakat.

"Lalu mereka diedukasi kesiapsiagaan bencana banjir, kebakaran dan gempa bumi. Saya harap peserta didik yang mengikut seminar bisa mengaplikasikan dan menyebarluaskan ilmu dari seminar ini ke lingkungan sekitar," tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma mengapresiasi kegiatan seminar hasil kolaborasi NGO, FKDM, dan UKPD terkait.

Diakuinya, isu mengenai setop perundungan, antisipasi tawuran dan kesehatan reproduksi perlu ditanamkan sedari dini pada generasi muda. "Sehingga mereka benar-benar bisa memahami dan menjadi agen sosial dalam penanganan bencana, setop perundungan dan tawuran serta kesehatan reproduksi," tandasnya.