Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma membuka aksi 7 konvergensi intervensi stunting terkait diseminasi dan publikasi balita bermasalah gizi tahun 2024 dengan hasil capaian yang sudah dilakukan pada aksi sebelumnya.
“Aksi sebelumnya seperti, aksi pemetaan situasi bergerak dengan rencana kegiatan, rembuk stunting, pengaturan regulasi, pembinaan, dan manajemen data telah dilaksanakan. Hari ini, kita diseminasi informasi terkait dengan langkah-langkah penurunan angka stunting, sekaligus juga hasil pengukuran,” ungkap Dhany, di Ruang Serbaguna Utama, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Kamis (21/11).
Menurutnya, hasil pengukuran tahun lalu berada di angka prevalensi stunting 3,3% dan tahun ini berada di angka 3,1%.
“Tapi usaha kita lebih besar karena yang diukur ada sebanyak 31.000 prevalensi stunting, kalau sebelumnya ada 29.000. Kemudian dari cakupan yang lebih besar, ternyata angkanya lebih turun. Artinya, usaha yang dilakukan sudah luar biasa,” jelasnya.
Baca Juga:
Aksi Keenam Konvergensi Stunting, Pemkot Jakpus Undang Para Ahli
Menyoroti kasus stunting di Kecamatan Tanah Abang yang masih tinggi, kata Dhany, pihaknya akan menganalisa terlebih dahulu dengan menggunakan Kecamatan Kemayoran sebagai patokan dalam mengatasi persoalan stunting.
“Kecamatan Tanah Abang dan Kecamatan Kemayoran memiliki karakteristik yang mirip, lebih banyak penduduknya dan kelurahannya. Di Kemayoran sudah bisa ditekan kasusnya, sedangkan di Tanah Abang masih tinggi. Nanti akan dilihat, benchmark-nya di Kemayoran. Seandainya diperlukan adanya strategi kolektif, ya akan kita lakukan,” ujarnya.
Dalam arahannya, Dhany menegaskan bahwa penanggulangan stunting adalah tanggung jawab semua pihak di Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat.
Ia juga menuturkan, langkah ke depannya dalam intervensi stunting, pihaknya selalu berupaya untuk menerapkan perbaikan-perbaikan dari strategi yang akan diterapkan.
“Kalau tahun lalu strategi utamanya menggandeng kolaborator. Tahun ini kita intervensi kepada kelompok-kelompok yang belum terbukti stunting. Kita upayakan sehingga menjadi sehat kembali,” terangnya.
Dalam kesempatan ini, Dhany juga mengucapkan terima kasih atas kerja yang luar biasa dan hasilnya juga sudah dapat dirasakan. "Saya berharap, kasus stunting di Jakarta Pusat dapat diatasi secara bersama dan kolaboratif," harapnya.
Sementara itu, Kasudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Rismasari menambahkan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari 8 aksi konvergensi penurunan stunting.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat pemerintah daerah, masyarakat, dan instansi terkait dalam melakukan penurunan angka stunting di Jakarta Pusat,” katanya.
Dalam laporannya, Rismasari menyebutkan, seluruh wilayah kelurahan telah mencapai target validasi dan pengukuran status gizi balita tahun 2024 sebesar 95% (31.273 balita) dibandingkan tahun 2023 sebesar 89% (29.722 balita).
Pihaknya juga menemukan adanya penurunan persentase kasus stunting darl 3,3% (992 anak) pada tahun 2023 menjadi 3,1% (970 anak) di tahun 2024.
Selain Sudin Kesehatan, kegiatan ini dihadiri oleh Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kota Administrasi Jakarta Pusat Reza Pahlevi, Kepala Sudin PPAPP Kota Administrasi Jakarta Pusat Dwi Riyanti, Kabag Kesra, Sudin Sosial, Sudin Kominfotik, perwakilan kecamatan, puskesmas, dan kelurahan.