Dialah Snyder pria berkebangsaan Jerman ini tampak luwes memainkan cat pilok digengamannya. Dia mulai mengambar dengan dominasi warna biru dan orange di bawah terowongan Kendal yang menghubungkan Stasiun Sudirman dan Stasiun MRT Dukuh Atas, Rabu (24/7).
Dia duduk sambil fokus mengerakan tangannya membuat sebuah garis hingga membentuk gambar. Sesekali dia berdiri, kemudian turun dari steger yang menyanganya. Ia berjalan ke seberang tembok untuk melihat dan mengukur ketepatan muralnya.
Siang itu, Snyder mengunakan penutup wajah. Ia tidak ingin dirinya terekspose saat tim Kominfotik JP bertanya bagaimana ia memulai mengambar. Dia mengatakan memulainya dari sebuah sketsa yang dibuat dalam sebuah kertas berukuran A4 yang ada di tangannya.
Sebelum memutuskan membuat desain sketsa di kertas, dirinya mengaku perlu mempelajari apa yang ada di Indonesia. Sebab, ada perbedaan ketika dirinya mengambar di Indonesia dengan eropa seperti misalnya pemilihan warna.
Sementara, lanjutnya, jenis mural yang digambarnya adalah sebuah singa. “Ini adalah singa, merupakan sebuah simbol yang menggambarkan kerja sama antara Berlin dan Jakarta. Melalui Berlin Jakarta Sister City,” ungkapnya.
Dia sendiri mengaku sangat senang dan bangga bisa diundang mengambar di Jakarta. Apalagi, kedatangannya dalam rangka kerjasama dua negara. Masyarakat Jakarta pun dinilainya sangat ramah dan terbuka.
“Ini suatu hal yang sangat menarik dan menyenangkan, saya bisa menggambar di sini. Apalagi, lokasi tempat saya menggambar sangat strategis dan menonjol,” tandasnya. (As/Stk)
Kominfotik JP/NEL