Pelaksanaan Work From Home (WFH) di wilayah Jakarta Pusat (Jakpus) guna mengurangi penyebaran virus Corona membuat presentase polutan (PM2,5) menurun.
Hal ini didapat dari data yang diterima Kominfotik JP dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Dari data tersebut tercatat pengukuran kualitas udara yang dilakukan pada stasiun pengukuran Bundaran HI dari sebelum WFH 9-15 Maret, hingga setelah WFH di minggu 1-4 April mengalami penurunan polutan (polusi udara) yang signifikan.
Kandungan polutan pada tanggal 9-15 Maret menempati angka 43,01. Dari kurva pengukuran terlihat penurunan polutan sudah terjadi di minggu pertama WFH di mana angka polutan menjadi 41,1 sementara di minggu kedua WFH sebesar 4,49. Penurunan polutan terlihat signifikan pada pengukuran udara di minggu ke tiga dan ke empat WHF angka polutan hanya 31,94 sampai 41,7.
Sementara untuk presentase penurunan mulai dari 30 Maret-4 April sebanyak 25,7 persen dan meningkat pada 6-10 April sebanyak 3,05 persen penurunan polutan.
Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan, penurunan polutan (PM2,5) terlihat efektif pada pelaksnaan WFH di minggu ketiga dan ke empat.
Tak hanya wilayah Jakarta Pusat, dalam data yang dihimpun dari perhitungan kualitas udara Jakarta dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta ini, Provinsi Jakarta lebih baik dari 10 negara versi perhitungan AQI Airvisual di mana Jakarta menempati urutan ke 11. Jauh lebih baik dari Shengnan China, Delhi India yang menempati urutan pertama dan kedua kualitas udara terburuk. (As)
Kominfotik JP/NEL