TPS 3R Ketapang Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH), Kelurahan Duri Pulo, Kecamatan Gambir mengolah berbagai jenis sampah, dari mulai yang organik sampai anorganik, hingga membudidayakan maggot dan ikan lele.
Ditambah, ada Rumah Edukasi yang digagas Kepala Satuan Pelaksanaan Lingkungan Hidup (Kasetpel LH) Kecamatan Gambir Mumuh Mulyana berserta jajarannya yang dapat mereduksi sampah.
Pertama-tama, Mumuh menjelaskan hingga sampah bisa bermanfaat jika diolah dengan baik dan benar. Pagi hari, sampah yang masuk ke TPS dipilah walaupun sebelumnya sudah dipilah oleh para petugas gerobak. Sampah anorganik, seperti plastik dikemas sebaik mungkin. Kemudian yang masih bisa didaur ulang dijadikan bahan kreasi kerajinan tangan. Yang tidak bisa didaur ulang dipacking dan dijual ke para pengepul plastik.
"Jadi sampah plastik ada siklusnya, tidak dibuang ke Bantargebang. Bisa dijadikan kreasi kerajinan tangan seperti, membuat bunga, hingga tas. Sampai dipanggil ke Sekolah Kanisius untuk mengajarkan siswa-siswi membuat kerajinan dari sampah plastik," katanya, di TPS 3R Ketapang, Jalan Zainul Arifin, Kelurahan Duri Pulo, Kecamatan Gambir, Selasa (7/2).
Sedangkan sampah organik, lanjut Mumuh, dikumpulkan lalu dibersihkan, baru masuk ke pemotongan sampah di mesin pemotong.
"Alhamdulillah kompos yang kita produksi sudah bisa memenuhi kebutuhan kompos di Kecamatan Gambir. Baik dari proklim, Adiwiyata, PKK, dan RPTRA. Berarti ada kesinambungan antara produk kami dengan kebutuhan masyarakat di bidang sampah organik," ucapnya.
Selain itu, tambah Mumuh, TPS 3R Ketapang juga membudidayakan maggot. Per hari bisa mereduksi sampah organiknya, 25 sampai 30 kilogram, yang didapatkan dari outlet, restoran, rumah makan, maupun ketering.
"Kalau budidaya maggot bisa dikembangkan lebih luas masyarakat tidak usah pusing-pusing membuang sampah organiknya," tuturnya.
Reduksi Sampah ke Bantargebang
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kecamatan Gambir, mempunyai 4 dipo sentral yang mengakomodir barang-anorganik yang masuk ke komoditi bank sampah.
Per hari bisa mereduksi atau mengurangi sampah anorganik sebanyak 3 ton. Sedangkan sampah organiknya menjadi kompos dan pakan maggot sebanyak 200 kilo per hari.
"Secara garis besarnya kami bisa mereduksi sampah ke Bantargebang sebanyak 3 ton lebih per hari," ungkapnya.
"Sebenarnya sampah ini tidak akan jadi masalah jika dikelola dengan baik dan benar, bahkan bisa menjadi berkah," imbuhnya.
Hasilnya dari pengelolaan ini, kata Mumuh, bisa mengakomodir semua kebutuhan operasional LH Kecamatan Gambir.
Rumah Edukasi
TPS 3R Ketapang juga mempunyai terobosan dalam mengajak, sekaligus membangkitkan masyarakat dengan membuat Rumah Edukasi.
"Rumah Edukasi ini dibuat untuk memberikan pembelajaran bagaimana memilah sampah. Jadi warga yang datang kita ajak ke ruang audiensi. Kita berikan informasi tentang pengelolaan sampah dengan berbagai jenis program. Nanti tinggal dipilih mau membuat program yang mana. Jika sudah kita ajarkan teorinya dan praktiknya," terang Mumuh.
Menurutnya, Rumah Edukasi ini sudah berjalan 75 persen, Insya Allah akan diluncurkan menjelang Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
"Jika Rumah Edukasi ini bisa berkesinambungan dan hasilnya dapat diinformasikan ke masyarakat luas maka pengurangan sampah ke Bantargebang bisa terlaksana," pungkasnya.