Monev Kampung Siaga TBC. Foto: Zaki Ahmad Thohir
Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat menggelar monitoring dan evaluasi (monev) penyelenggaraan Kampung Siaga TBC melalui daring maupun luring.
Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Arifin mengatakan, kegiatan ini merupakan proses evaluasi untuk mengukur kinerja program penanggulangan TBC dengan fokus pada penemuan kasus, pengobatan, pencegahan, dan keterlibatan masyarakat.
Arifin menambahkan, capaian keberhasilan pengobatan Tuberkulosis di DKI Jakarta untuk tahun 2024 berada pada angka 73 persen dengan target nasional sebesar 90 persen.
Untuk itu, lanjutnya, pengendalian TBC tidak dapat dilakukan oleh bidang kesehatan saja, melainkan perlu dukungan dari para perangkat daerah, lintas sektoral, organisasi profesi, kalangan komunitas hingga masyarakat.
"Hal itu juga sejalan dengan strategi nasional kelima dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC untuk Meningkatkan Peran serta Komunitas, Pemangku Kepentingan, dan Multisektor Sebagai Komitmen Pemerintah," katanya, di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Kamis (27/11).
Selain itu, Arifin mengungkapkan, Kota Administrasi Jakarta Pusat telah membentuk 44 Kampung Siaga TBC pada Tahun 2024 dan telah dilakukan perluasan sebanyak 60 Kampung Siaga TBC di tahun 2025 sebagai upaya percepatan eliminasi TBC.
"Saya meminta kepada para lurah agar dapat melibatkan kader-kader Dasawisma serta Jumantik yang nanti diberikan pelatihan untuk menjadi relawan berkaitan dengan TBC guna menekan penularan yang terjadi di masyarakat," ucapnya.
Ia kembali menegaskan, untuk mengeliminasi kasus TBC ini harus saling bahu membahu seperti COVID waktu dahulu, jika tidak ada gerakan bersama maka sulit akan tuntas.
"Karena gerakannya bersama baru bisa cepat bebas, namun jika tidak melakuan bersama sama, tidak punya tanggung jawab bersama maka tidak akan cepat tuntas," pungkasnya.