Ilustrasi
Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Kota Administrasi Jakarta Pusat Rismasari menerangkan, untuk data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Wilayah Jakarta Pusat dari bulan Januari sampai dengan 27 Februari 2025 sebanyak 138 kasus yang tersebar di delapan kecamatan.
"Dari data, wilayah Kecamatan Gambir terdapat 6 kasus, Sawah Besar 12 kasus, Kemayoran 8, Senen 19, Cempaka Putih 40, Jahar Baru 23, Menteng 9, dan Tanah Abang terdapat 21 kasus DBD," jelasnya, saat dikonfirmasi, Senin (3/3).
Berbagai strategi mitigasi pencegahan dan penanganan penyebaran DBD juga telah dilakukan seperti dengan menggerakkan kader Jumantik mandiri dan kader Jumantik di kelurahan.
"Kalau kader Jumantik mandiri mereka yang berada di rumahnya melakukan PSN. Sedangkan kader Jumantik kelurahan yang bergerak melakukan pemantauan 2-3 kali seminggu ke rumah warga," paparnya.
Rismasari mengaku, meningkatnya kasus DBD ini disebut juga karena faktor musim hujan. Ia meminta warga untuk lebih rajin membersihkan sampah, khususnya yang bisa menampung air sehingga bisa menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti Dengue.
"Cek benda-benda yang dapat menampung air, apakah ada jentik nyamuk atau tidak," ucapnya.
Sementara itu, Camat Cempaka Putih Igan Muhammad Faisal menerangkan, tak dapat dipungkiri wilayahnya terdapat 40 kasus DBD. Namun, berbagai strategi mitigasi telah dilakukan, dimulai dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik) wilayah dan Jumantik Mandiri di setiap rumah serta penerapan 3M Plus di masyarakat.
"Kita akan terus meningkatkan PSN di setiap kelurahan yang ada di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih yang semula dilakukan dua kali dalam seminggu kini menjadi tiga kali dalam seminggu," katanya.
Selain itu, lanjutnya, juga dilakukan fogging di wilayah yang terdapat kasus positif DBD. "Kita terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam mencegah bahaya DBD. Maka perlu ditingkatkan 3M Plus. Mudah-mudahan di bulan mendatang tren kasih DBD bisa zero kasus," ujarnya.