Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pada Hari Susu Nusantara. Foto: Malik Maulana
Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Arifin mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menghadiri peringatan Hari Susu Nusantara, di Bunderan Hotel Indonesia (HI), Kecamatan Menteng, Minggu (15/6).
Zulhas menegaskan, susu merupakan bagian penting dari program pangan nasional karena berperan besar dalam menciptakan generasi sehat, kuat, dan cerdas menghadapi tantangan global.
Ia menyampaikan, program pokok presiden terkait pangan mencakup unsur karbohidrat dan protein, di mana susu menempati posisi strategis dalam menunjang kecerdasan dan pertumbuhan anak-anak Indonesia.
"Memang program pokok Bapak Presiden (Prabowo Subianto) itu soal pangan, pangan dalam artian luas. Ada karbohidrat, ada protein, tentu termasuk susu yang sangat penting di dalamnya," kata Zulhas.
Zulhas menyebutkan, persoalan gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi butuh sinergi seluruh elemen termasuk swasta, masyarakat, dan pelaku industri susu secara nasional.
Presiden, kata Zulhas, tidak ingin ada rakyat Indonesia yang kekurangan gizi karena kondisi tersebut akan berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
"Presiden tidak ingin ada orang Indonesia yang kurang gizi. Yang kurang gizi tentu akhirnya tidak cerdas, tidak kuat di era persaingan yang begitu luas sekarang ini," ucapnya.
Ia mencontohkan negara seperti Korea Selatan dan China yang kini melesat karena berhasil memperbaiki kualitas gizi generasinya, salah satunya melalui konsumsi produk olahan susu secara luas.
Dulu, menurut dia, anak muda Indonesia sejajar secara fisik dengan negara Asia lainnya, namun kini tertinggal karena belum maksimal dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis gizi seimbang.
"Saya ada pengalaman sedikit, saya tahun 1983 sudah dagang dengan Tiongkok, dengan Korea Selatan, Thailand, Vietnam sudah di 1983. Dulu anak mudanya atau orang tuanya sama-sama kita (secara fisik). Kalau kelahi kita seimbang, bisa menang bisa kalah, tapi hampir setara gitu," tuturnya.