Aspem Terima Studi Tiru GOW Bukittinggi Terkait Peningkatan Kapasitas Pengurus Organisasi
Reporter: Maulana | Editor: Andreas Pamakayo
Asisten Pemerintahan (Aspem) Sekko Administrasi Jakarta Pusat Denny Ramdany menerima studi tiru Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Bukittinggi, Sumatera Barat dalam menggali informasi tentang pembinaan ataupun peningkatan kapasitas pengurus organisasi wanita.
Wakil Wali Kota Bukittinggi sekaligus Pembina GOW Bukittinggi Marfendi mengatakan, kedatangannya bersama dengan tim karena Jakarta memang luar biasa dari segi pemerintahan bahkan organisasi perempuannya lebih lengkap sehingga, GOW Bukittinggi ingin menggali informasi tentang pembinaan ataupun peningkatan kapasitas pengurus organisasi wanitanya.
"Kita mencoba menggali informasi tentang pembinaan para pengurus makanya kita ke sini, karena Jakarta lengkap komposisinya organisasinya sehingga, kami ingin lebih banyak belajar," katanya, di Ruang Rapat Wakil Walikota, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jalan Tanah Abang I, Gambir, Rabu (14/8).
Sementara itu, Aspem Sekko Administrasi Jakarta Pusat Denny Ramdany mengatakan, Jakarta otonominya berada di tingkat provinsi sehingga kegiatan GOW atau Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) berada di level provinsi. Secara umum kegiatan organisasi kewanitaan itu bisa berdampingan dengan UKPD yang ada di Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat.
"Kegiatan organisasi kewanitaan itu bisa saja berdampingan dengan UKPD kita dengan catatan disampaikan saat proses perumusan perencanaan melalui rembuk RW atau Musrenbang dan lain sebagainya," katanya.
Menurutnya, GOW Bukittinggi sedang mencari format supaya program kegiatan ke depannya bisa lebih eksis.
"Mereka sedang mencari perbandingan-perbandingan yang positif untuk kebaikan di wilayahnya kebetulan Jakarta pusat banyak aktivitas yang bisa mendukung itu sehingga bisa mereka bawa pulang untuk diterapkan di sana," tuturnya.
Aspem menambahkan, Pemkot Administrasi Jakarta Pusat terbuka bagi wilayah manapun yang ingin melakukan studi tiru di Kota Administrasi Jakarta Pusat.
"Kami terbuka apalagi setelah Jakarta sudah tidak menjadi ibu kota kemungkinan Jakarta Pusat akan menjadi ibu kotanya Jakarta, artinya kita harus terbuka dengan Jakarta sebagai kota global siapapun yang datang pasti kita terima," tandasnya.