Wakil Walikota Jakarta Pusat, Eric PZ Lumbun mendampingi Wagub DKI Jakarta Rano Karno peninjauan ke Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat pada Senin (22/12).Foto: Malik
Wakil Walikota Mendampingi Wagub DKI Peninjauan Blok III Pasar Senen
Wakil Walikota Kota Administrasi Jakarta Pusat, Eric PZ Lumbun mendampingi Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno melaksanakan peninjauan ke Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat pada Senin (22/12).
Peninjauan ini dalam rangka memantau ketersediaan stabilitas harga pangan menjelang Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) sekaligus memastikan penyerapan hasil bumi dari daerah terdampak bencana di Pulau Sumatra, khususnya Aceh terdistribusi dengan baik di seluruh pasar-pasar di bawah pengawasan Perumda (Perusahaan Umum Daerah) Pasar Jaya.
Seusai kunjungan ke sejumlah kios di dalam Pasar Senen, Wagub Rano memastikan pasokan dan stok pangan di Jakarta berada dalam kondisi aman dan mencukupi hingga Januari 2026. Ia melihat secara umum harga pangan relatif stabil, meskipun ada kenaikan pada beberapa komoditas seperti ayam dan telur.
“Hari ini, saya baru saja meninjau langsung Pasar Senen Blok III. Saya melihat, pasokan dan stok pangan cukup sehingga kebutuhan dasar masyarakat Jakarta bisa terpenuhi. Memang ada beberapa komoditas yang harganya naik, seperti ayam dan telur, namun kenaikan ini sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu, bukan karena Nataru,” katanya.
Wagub Rano menekankan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membantu pemulihan ekonomi daerah terdampak bencana di Pulau Sumatera melalui penyerapan hasil pertanian. Melalui Perumda Pasar Jaya, Pemprov DKI Jakarta telah membeli cabai dari Aceh sebanyak 1,4 ton pada 19 Desember 2025. Sementara kebutuhan cabai di Jakarta mencapai 120 ton per hari.
Langkah ini diharapkan tidak hanya menjaga stabilitas pasokan dan harga di Jakarta, tetapi juga mendukung kesejahteraan petani di daerah terdampak bencana. Hal ini juga merefleksikan sikap Jakarta untuk membantu dan mendukung serta memberdayakan para petani Aceh dan kawasan yang tertimpa bencana lainnya di Sumatera.
“Melalui Perumda Pasar Jaya, Pemprov DKI berkomitmen untuk menampung hasil panen berikutnya dari berbagai kades dan terdampak bencana di Sumatra. Kita sudah memulai hari Jumat kemarin, untuk membeli cabai hasil bumi Aceh. Ke depan, kami juga mendorong kerja sama berkelanjutan melalui skema contract farming agar pasokan ke Jakarta lebih terjamin,” jelas Rano.
Selain penyerapan hasil bumi antardaerah, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, antara lain pemantauan rutin ketersediaan dan harga pangan, pelaksanaan bazar dan pasar murah keliling, distribusi pangan bersubsidi bagi masyarakat tertentu, penguatan urban farming, pengawasan keamanan pangan terpadu, serta penguatan kapasitas gudang BUMD pangan. Pemprov juga terus bersinergi dengan pemerintah pusat, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), serta menjalin kerja sama antardaerah.
Terkait kenaikan harga ayam, Rano Karno menyampaikan Pemprov DKI Jakarta akan segera melakukan evaluasi dan menyiapkan langkah intervensi melalui program pangan bersubsidi guna menjaga daya beli masyarakat.
Dalam kunjungan tersebut, Wakil Gubernur mengajak masyarakat Jakarta untuk berbelanja secara bijak dan tidak melakukan panic buying. “Kami mengimbau masyarakat tetap tenang karena stok pangan Jakarta tercukupi,” tegasnya.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Agus Himawan menambahkan cabai asal Aceh tersebut dijual di bawah harga pasar, yakni sekitar Rp40.000 per kilogram, sementara harga pasar dapat mencapai Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Cabai tersebut didistribusikan ke seluruh gerai Pasar Jaya di Jakarta dengan kualitas yang telah melalui pengawasan ketat keamanan pangan.
(Malik/KominfotikJP)