Lebih dari 30 tahun Salamah (57) warga Kebon Melati hidup di rumah seadanya bersama tiga orang anaknya. Rumahnya kecil hanya berukuran 5x5 meter, tak ada dinding.
Dinding rumahnya menempel dengan tetanganya dan beberapa seng yang dipakai menutup rumahnya. Tak ada kamar maupun kamar mandi.
Sehari-harinya, ibu yang berjualan nasi uduk selama 20 tahun untuk menghidupi dirinya dan keluarganya ini memasak di depan rumahnya. Sementara untuk mandi, dia menumpang kamar mandi tetangga depan rumahnya.
"Selama ini kita tidak punya kamar, tidur beralaskan lantai. Mandi menumpang kamar mandi tetangga, bahkan untuk mencuci terkadang minta air tetangga karena saya sering tidak mendapatkan air," ungkapnya.
Kedatangan Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara beserta jajaran untuk memberikan bantuan bedah rumah kepadanya sangat membahagiakannya.
Sebab, selama ini dirinya hanya bermimpi dapat memperbaiki rumahnya agar lebih baik. Namun, kehidupannya yang kekurangan membuatnya sulit memperbaiki rumah yang ditempatinya selama ini.
"Saya sangat senang mendapat bantuan bedah rumah ini. Selama ini saya sangat menginginkan rumah dapat diperbaiki karena kondisinya yang sudah rusak. Jika cuaca hujan rumah bocor, banjir kebanjiran, bahkan setiap hari harus menghadapi nyamuk yang sangat banyak," ungkapnya.
Dengan adanya bantuan ini dia sangat berharap kehidupannya akan lebih baik kedepannya.
"Kini saya sudah terbayang bisa punya kamar mandi sendiri tidak perlu menumpang tetangga lagi dan bisa masak di dapur sendiri. Saya sangat berterima kasih pada Pak Wali Kota dan juga Baznas yang memberikan bantuan ini," tandasnya. (As/Stk)
Kominfotik JP/NEL