150 pelajar SMP, SMK/SMA ikut program PIK

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

 Sebanyak 150 pelajar SMP, SMK/SMA mengikuti program pengembangan pembentukan Pusat informasi dan  konseling (PIK) remaja jalur Sekolah tingkat Kota Jakarta Pusat, berlangsung di ruang pola Lembaga Pemasyarakatan Lapas Kelas II A, Salemba, Johar Baru,Jakarta Pusat, Selasa (15/9). Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede.

Penyelenggaraan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang digelar di Lapas sangat spesial, karena ini menjadikan pengalaman yang sangat berharga bagi adik-adik sekalian, sebab nanti kalian bisa melihat teman-teman yang sebaya di dalam tahanan yang mereka lakukan karena melanggar hukum, jelas Mangara.

Pengalaman ini bisa selalu kita ingat, jika kita melanggar hukum seperti mencoba penggunaan narkoba, tawuran dan lain sebagainya, kita akan menghindari  perbuatan tercela tersebut karena kita pernah lihat teman yang dipenjara, paparnya.

Mangara minta  para pelajar supaya mengikuti program PIK dengan seksama dan tekun karena dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan para pelajar dapat mengurangi dan bahkan meninggalkan kegiatan yang negatif seperti melakukan tawuran, penggunaan obat terlarang serta pergaulan bebas. Ke depan para remaja aktif dalam mengikuti kegiatan positip untuk membangunan renerasi berencana (Genre), ujar walikota.

Mangara menambahkan dengan digelarnya PIK remaja mudah-mudahan permasalahan remaja dapat ditampung melalui pendidik sebaya dan konselor sebaya, sehingga permasalahan kehidupan remaja lebih terbuka antara orang tua, guru dan sesama mereka,ujarnya.

Ka. KPMPKB Jakarta Pusat, mengatakan  PIK remaja adalah suatu wadah program kesehatan reproduksi yang dikelola dari, oleh dan untuk remaj. Ini berguna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan penunjang lainnya.

Digelarnya PIK tersebut karena tingginya angka pengangguran, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, tawuran dan tingginya remaja yang terkena HIV/AIDS.” Kondisi ini diperpara dengan lingkungan tempat tinggal yang berada di kawasan padat penduduk, ucapnya. (AD)