Dua WNA Terjaring Operasi Biduk di Cempaka Putih

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Dua warga negara asing (WNA) asal Irak terjaring Operasi Bina Kependudukan (Binduk). Kegiatan tersebut digelar tim terpadu dari Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Pusat, Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat, Kecamatan Cempakaputih, Kelurahan Cempakaputih Barat, Polri dan TNI Rabu (31/8).

WNA tersebut berasal dari negara Irak dan tengah berada di bawah pengawasan komisioner tinggi PBB untuk urusan Pengungsi United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Selain WNA, terjaring 37 warga negara Indonesia, perantau dari daerah yang tengah mengadu peruntungan di Ibukota.

"Dua WNA itu hanya kita data, karena status mereka berada di bawah pengawasan UNHCR. Keduanya laki-laki," ucap Camat Cempaka Putih Andri Ferdian yang di dampingi Lurah Cempaka Putih Barat, Fetraria dan Kasatgas Satpol PP, Nurul Wakhidah.

Tim terpadu yang berjumlah puluhan orang itu beraksi Rabu pukul 17.30 WIB dibawah kendali Camat Cempaka Putih Andri dengan titik fokus operasi di rumah-rumah kos, kontrakan yang berada di kawasan RW6, RW7 dan RW10 Kelurahan Cempaka Putih Barat. Mereka yang terjaring umumnya adalah karyawan perusahaan yang kantor-kantornya memang banyak tersebar diseputaran kawasan Cempaka Putih, seperti di Jl Letjen Suprapto, Jl Cempaka Putih, dan Jl Percetakan Negara.

"Ke-39 orang yang terjaring operasi terdiri dari 23 wanita dan 16 pria, termasuk dua WNA. Semuanya masih berusia muda dan umumnya bekerja sebagai karyawan," jelas Camat Andri.

Seluruh warga yang terjaring tersebut, kecuali WNA langsung dibuatkan surat keterangan domisili sementara (SKDS), dengan masa berlaku selama satu tahun. Tujuannya agar mereka bisa menjalani aktivitas secara normal selama berada di Jakarta, terutama urusan yang terkait dengan identitas mereka. Perlu diketahui juga, Kecamatan Cempaka Putih juga masuk dalam kawasan rawan serbuan pendatang dari berbagai daerah. Bedanya, mereka yang masuk ke kawasan Cempakaputih umumnya bukan dari kelas-kelas bawah yang rawan permasalahan sosial.

"Pendatang di Cempakaputih, umumnya berpendidikan minimal SMA sederajat, sebagian besar bahkan sarjana strata satu," katanya. Walau begitu,

Camat Andri mengaku tetap harus waspada terhadap pendatang yang cenderung rawan kesejahteraan sosial. Oleh karenanya dia berjanji akan terus melakukan operasi Biduk walaupun jadwal dari Sudin Dukcapil Jakarta Pusat telah berakhir.

"Ini adalah operasi biduk ketiga atau terakhir terkait mudik kemarin. Walau begitu operasi tetap harus ada. Mulai bulan depan operasi Biduk lanjutan akan dilakukan lagi," katanya.

(Christ Kominfomas JP)