Komunitas Ibu-ibu di Menteng, Mengelola Kain Perca Untuk Menyangga Ekonomi Keluarga

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Barang sisa bukan berarti tak berguna. Di tangan kreatif, barang yang sebelumnya hanya sekedar sampah, bisa menjadi barang yang mempunyai nilai jual tinggi.

Begitulah cara yang tepat menggambarkan kreatifitas kain perca. Meski potongannya kecil dan seringkali bentuknya tak beraturan, kain ini bisa dimanfaatkan untuk membuat beragam barang. Sebut saja, sejumlah aksesori perempuan seperti kalung, gelang hingga produk selimut, tas, dan pakaian dapat diolah menjadi barang cantik.

Di Jakarta Pusat sendiri, ada sekelompok ibu-ibu muda yang gemar membuat kerajinan dari kain perca itu. Namanya adalah 'Komunitas Perempuan Baru'. Mereka setiap hari bergelut menyulap kain bekas tak pakai, menjadi barang yang bernilai jual tinggi di Jalan Menteng Tenggulun, RT 06/10, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

"Kita membuat berbagai macam produk. Dari kalung, batik Betawi, hingga miniatur (boneka) ondel-ondel yang terbuat dari kayu dan perca," kata Ridha Alini, ketua Komunitas Perempuan Baru dengan ditemani Bangun Richard, Kasudin Koperasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Pusat, pada Jumat (5/1).

Ridha menambahkan, jika dalam komunitasnya selalu kebanjiran order. Bahkan, tak sedikit barang tersebut dikirim ke sejumlah provinsi di Indonesia.

"Awal terjunnya sih, karena kebetulan ibu saya seorang penjahit pakaian. Dari pada sisa, kenapa tidak kita olah kain percanya. Hingga akhirnya, kita mencoba menghasilkan produk," ucap Ridha.

Perempuan berusia 24 tahun itupun menambahkan, bahwa mengelola barang bekas menjadi barang yang lebih berharga, sebenarnya pekerjaan yang sederhana. Yang diperlukan adalah kreatifitas dan jiwa inovatif agar berani mencoba membuat hal-hal baru.

"Proses sebenarnya sederhana, namun butuh ketelitian. Hanya itu kata kuncinya," jelasnya.

Adapun cara pemasaran, kata Ridha, komunitasnya kerap berjualan dari pameran ke pameran. Baik yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI, maupun kantor kementerian.

Namun saat ditanya, berapakah omzet yang diraih dari kerajinan kain perca tersebut, Ridha enggan untuk menjawab. Kata dia, sejak didirikan pada tahun 2012, banyak ibu-ibu dan sejumlah tetangganya yang ikut kehujanan rejeki. Pasalnya, kreatifitas tersebut dipastikan dapat membuka peluang lapangan pekerjaan baru. 

"Ya, tergantung hasilnya. Kadang ramai, kadang sepi. Namun, yang pasti dengan membuat kerajinan ini, sudah ada 10 anggota yang terbantu perekonomian keluarganya. Karena kita kaum perempuan ini, tidak ingin hanya kerja di dapur. Tapi sebaliknya, kita ingin membantu suami juga dong," kata Ridha yang juga dipercayakan artis nasional, Asri Welas untuk ikut membantu memberdayakan butik batiknya. (Humas JP)