Pelaksanaan STQ Berbeda dengn Tahun Lalu

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat kecamatan ada perbedaan dengan tahun – tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya pelaksanaan STQ selalu diadakan di kantor pemerintahan seperti kantor kelurahan atau kecamatan, begitu juga pelaksanaan STQ tingkat Kota. Namun sekarang STQ di gelar di masjid atau mushollah yang ada di wilayah masing-masing, jelas Wakil Walikota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara saat membuka seleksi tilawatil qur’an tingkat Kecamatan Gambir di Masjid Nurus Samaniyyah di Jalan Cibunar Dalam Rt.001/03, Kelurahan. Duri Pulo, Gambir, Kamis (27/10)

“Para qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah, saya ucapkan selamat berlomba semoga dapat menunaikan tugas dengan baik sebagai pencapaian amal ibadah, Mudah-mudahan dengan STQ tingkat kecamatan Gambir akan muncul Qori dan Qoriah yang memiliki kemampuan yang tinggi sehingga bisa mengharumkan nama Jakarta Pusat di tingkat DKI Jakarta maupun tingkat Nasional,” ucapnya

Selanjutnya, Bayu mengatakan, seleksi tilawatil Quran ini bertujuan untuk mencari bibit-bibit baru qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah yang dilaksanakan di setiap kecamatan Jakarta Pusat. Peserta yang lolos akan mewakili wilayahnya untuk seleksi di tingkat kota.

Bayu menambahkan, dalam seleksi bukan semata-mata untuk ajang perlombaan kemampuan diri tanpa makna, akan tetapi STQ tersebut harus dapat dijalankan dalam perilaku, disamping harus peka dan dituntut untuk melihat bakat serta potensi yang ada pada peserta STQ.

Ketua Panitia STQ tingkat kecamatan Gambir, Edy Supriyanto menjelaskan peserta STQ diikuti 56 peserta yaitu untuk cabang tilawah golongan anak-anak Putra 5 orang, putri 14 orang, golongan dewasa putra 13 orang dan putri 5 orang

Cabang Tahfiz Al-Qur’an yaitu golongan tahfiz 1 juz putra 4 orang dan putri 8 orang, sedangkan tahfiz 5 dikuti 2orang. Sementara cabang Tafsir Al-qur’an putra 1 orang dan putri 4 orang.

Edi mengharapkan dengan dilaksanakan kegiatan STQ akan muncul ihsan-ihsan muslim yang bukan hanya bisa membaca Al-Qur’an tetapi juga dapat memahami dan mengaplikasi makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. ( Day Kominfomas JP)