Three In One Dihapus, Eksploitasi Anak Berkurang
Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP
Three In One Dihapus, Eksploitasi Anak Berkurang
Uji coba penghapusan three in one oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapat pandangan beragam. Seperti para Joki menilai langkah tersebut sama saja mematikan rejeki masyarakat kalangan bawah tanpa solusi.
Menanggapi uji coba penghapusan three in one tersebut, Kepala Suku Dinas (Kasudin) Sosial Jakarta Pusat, Susana Budi Susilowati menilai positif. Karena selama ini banyak joki yang membawa balita. Balita yang mereka bawa banyak yang bukan anak mereka sendiri, melainkan anak pinjam atau sewa dari orang lain.
“Itu para joki yang bawa anak biasanya nyewa dari tetangganya. Nanti yang menikmati hasil joki itu ibu dari anak tersebut, mengenai besarannya beragam tergantung dalam perjanjian si joki dan pemilik anak,’ ucap Susan kepada Kominfo Jakarta Pusat, Rabu (6/4).
Penyewaan anak untuk joki three in one termasuk dalam kejahatan trafficking, karena memanfaatkan anak dan merampas hak masa kecil anak yang dimanfaatkan mencari uang. Dari data yang dimiliki Sudinsos Jakarta Pusat, sekitar 145 joki tree in one berhasil diamankan petugas di lapangan, mulai dari Januari hingga Maret 2016.
“Mereka dijaring di Jalan Veteran, Jalan Sumenep, dan Jalan Gatot Subroto,” ucap Susan.
Sedangkan kepada anak di atas lima tahun yang ikut terjaring petugas, dikatakan Susan, pihaknya akan melakukan verifikasi terlebih dahulu seperti rumahnya serta sekolah dan jika anak tersebut sekolah maka akan segera dipulangkan. "Panti adalah pilihan terakhir, idealnya mereka tumbuh, berkembang, mendapatkan pendidikan, bermain, dan sebagainya di dalam keluarga," tandasnya.
Sementara itu, Warti (25) salah satu joki yang kini memilih mengamen mengatakan langkah Ahok dinilai membuat orang susah semakin susah. “Sebenarnya boleh saja dihapus, tapi pemerintah juga harus mikirin kita-kita para joki ini bisa mencari usaha lainnya selain jadi joki. Kita gak punya keahlian dalam bekerja, ya kita hanya mengandalkan kerja seperti ini saja. Tolonglah pemerintah kasih kita jalan agar bisa makan,” tutupnya. (Christ, Kominfomas JP)