Tutup Jalan, 40 Kios Pedagang Dibongkar

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

 

Sebanyak 40 bangunan liar dan satu kantor pos RW di Pasar Cideng Tomas, Jalan Kebon Jahe 10, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat dibongkar. Selama 20 tahun belakangan, puluhan bangunan tersebut berdiri di atas jalan umum yang berada tepat di samping lahan pasar.

Proses pembongkaran dilakukan oleh puluhan satuan tugas (satgas) kebersihan gabungan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Gambir. Dengan alat sederhana, petugas melakukan pembongkaran seluruh bangunan yang berstruktur triplek dan seng tersebut.

"Ada sekitar 40 bangunan yang kita bongkar, ditambah satu pos RW 02, Kelurahan Petojo Selatan. Semua berdiri di atas median jalan," terang Lurah Petojo Selatan, Kamal, Senin (4/4).

Lebih lanjut, bangunan berdiri terdiri dari kios pedagang, mandi cuci kakus (mck), serta bangunan tempat tinggal yang dipakai pedagang. Badan jalan yang sudah 18 tahun belakangan beralih fungsi tersebut dengan lebar 3 meter dan panjang 300 meter.

Proses sosialisasi sebelumnya disampaikan pihak Kelurahan Petojo Selatan selama dua pekan. Jika melihat berdirinya bangunan, banyak pihak tidak menduga sebelumnya kalau seluruhnya adalah bangunan liar. Mengingat letaknya menempel dengan bangunan lain di Pasar Cideng Tomas.

“Sebagian pemilik bangunan liar sudah pindah ke dalam, dan lainnya mengosongkan sendiri. Untuk kantor pos RW meski tidak memakan seluruh badan jalan, tapi cuma menyisakan setengah meter untuk lewat pejalan. Saya sudah berulangkali bilang ke pengurus RT dan RW, kalau tidak ada lahan buat bangun pos lingkungan jangan dipaksakan, saya mempersilahkan pakai ruangan kantor kelurahan yang ada buat kumpul warga," paparnya.

Sejak periode November 2015 hingga sekarang, sudah berhasil ditertibkan lebih dari 300 lapak pedagang liar. Ditambah dengan penindakan seluruh titik parkir liar yang banyak beroperasi di depan bangunan perkantoran dan tempat makan sekitar Jalan Suryopranoto, Cideng, Tanah Abang III dan V.

"Penertiban di Pasar Cideng Tomas ini adalah progres penertiban terakhir. Untuk lapak penjualan velg dan ban bekas sebelumnya juga sudah ditertibkan dari jalan," ucapnya.

Pembangunan Pasar Cideng Tomas sendiri sudah berdiri sejak 30 tahun lalu. Kepala Pasar Cideng Tomas, Deni Boy menjelaskan lahan pasar ada sekitar 1.000 meter persegi. Sebelumnya diisi 370 kios, namun sempat terkena pelebaran Jalan Cideng Timur berkurang menjadi 296 kios. "Saat ini kios terisi oleh 249 pedagang. Sisanya sudah mengundurkan diri dengan alasan tertentu," jelasnya.

Terkait awal keberadaan puluhan kios liar, Deni mengaku tidak tahu menahu. Lantaran kondisi tersebut sudah ada sejak delapan tahun terakhir dirinya menjabat sebagai kepala pasar.

"Bukannya selama ini saya tidak mau menegur (pengguna bangunan liar). Itu kewenangannya ada pada wilayah, karena menggunakan jalan umum dan di luar kawasan pasar. Pengelolaan kita juga tidak tahu, kebutuhan listrik mereka ambil di luar," tandasnya (Christ, Kominfomas JP)