Dulu Atlit Tinju Kini PPSUÂ
Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP
Menjadi atlit tidak menjamin dapat memiliki hidup layak, Muhammad Aliansi (21) salah satunya. Pria kelahiran Lampung ini memilih beralih profesi dari atlit tinju menjadi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat (Jakpus)
Merebut 6 mendali emas dari berbagai turnamen antar negara, tak membuat kehidupannya berjalan mulus. Muhammad, beginilah dia biasa disapa oleh rekan-rekannya sesama petugas PPSU. Dirinya menceritakan, sempat mengalami kegamangan saat hendak memutuskan berhenti dari dunia tinju yang digelutinya bertahun-tahun.
"Yah sempat bingung juga, tapi setelah direstui istri saya, barulah saya yakin berhenti menjadi petinju," ungkapnya disela-sela kegiatannya membersihkan halaman Kantor Kelurahan Cideng.
Meski kehidupan dirinya dan keluarganya harus ditopang dari gajinya sebagai petugas PPSU yang hanya Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta, namun dirinya mengaku mensyukurinya. Baginya menjadi Petinju atau PPSU sama saja, yang paling utama bersyukur.
"Saya tidak pernah menyesal berhenti dari dunia ring tinju. Yang penting saya sudah pernah menjuarai turnamen hingga ke beberapa negara Asia dengan mendapat sabuk emas," tegasnya.
Seluruh sabuk yang pernah diraihnya dulu, menurutnya masih tersimpan rapih di rumahnya. Baginya itu sebuah kebangaan yang patut dikenang. Bahkan, meski keadaan ekonominya tidak sama saat dia menjadi petinju, namun dirinya tak pernah berniat menjual sabuk-sabuk yang dia pernah raih.
"Saya mah tidak akan jual itu sabuk. Perlu perjuangan keras untuk bisa mendapatkan sabuk emas tersebut. Walaupun harganya bisa jutaan, tapi nilai untuk medapatkan sabut tersebut tidak ternilai," tegas pria yang di mata rekan-rekannya ulet dan cekatan itu.
Dirinya mengharapkan, agar pemerintah dapat memperhatikan kehidupan para atlit yang telah mengharumkan bangsa. Jangan sampai pemerintah sibuk mencari bibit atlit namun tidak memikirkan nasib atlit di kemudian hari.
"Atlit mengharumkan nama bangsa itu persaingannya banyak. Semoga pemerintah lebih peka dengan para atlit," tutupnya.
Sementara itu, Lurah Cideng, Faozi menilai sosok Muhanmad bukan hanya berprestasi di ring tinju, tapi juga rajin dan tekun bedja. Bahkan Muhammad terampil memperbaiki mesin-mesin air, dan membuat pagar.
"Dalam kualitas kerja dia sangat bagus. Banyak kelebihannya," tutupnya.
Kominfotik JP/Chs/NEL