Krisis Air Bersih Camat Segera Mediasi Warga Dengan Kontraktor Dan Pengembang

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat (Jakpus) akan segera melakukan mediasi antara warga dengan pihak Pengembang Citra Tower dan PT Multibangun Adhitama Konstruksi (Multikon) selaku kontraktor pembangunan proyek perkantoran milik Citra Tower yang diduga warga menjadi penyebab terjadinya krisis air bersih sejak 6 bulan terakhir.

Camat Kemayoran Jakpus Herry Purnama mengungkapkan, pihaknya akan kembali mengadakan mediasi antara warga dengan pihak kontraktor juga pengembang pada Senin (9/1) mendatang. Dalam pertemuan tersebut, pihaknya akan memaparkan beberapa solusi jangka pendek, menengah dan panjang agar pasokan air bersih kembali mengalir ke rumah warga Kebon Kosong Jakarta Pusat. Herry menjelaskan, untuk jangka pendek pihaknya sudah meminta pihak Multikon mengirimkan pasokan air bersih pada warga melalui PDAM.

“Nanti kita akan bahas solusi jangka pendek, menengah dan jangka panjang hari Senin nanti. Untuk jangka pendek yang kita minta pada pihak Multikon ini memberikan pasokan air bersih pada warga,” ungkapnya (6/1).

Sebelumnya, Lurah Kebon Kosong Jakpus Dwi Sigit menyatakan, belum mengetahui pasti penyebab terhentinya pasokan air bersih di pemukiman warga sejak 6 bulan terakhir. Dia menilai, mencari solusi bersama jauh lebih penting dibanding mencari siapa yang salah dalam permasalahan krisis air bersih ini.

“Pasti ada sebab mengapa kekurangan air, tapi kita disini bukan untuk mencari siapa yang salah. Tetapi, bagaimana mencari solusi terbaik supaya pasokan air dapat kembali seperti semula,” ungkapnya dalam pertemuan antar warga dan pihak Multikon (5/1).

Sementara itu Humas Multikon Heri menyatakan sampai hari ini pihaknya masih melakukan penyelidikan apa yang menjadi penyebab warga kekurangan air bersih. Menurutnya, pihaknya juga sudah berupaya melakukan pencegahan agar dampak krisis air bersih ini tidak meluas.

“Saya sudah berulang kali ke rumah Pak RW untuk mencari solusi, saya juga tidak mau hal ini menyebar lebih jauh,” ungkapnya.

Ketua RW 05 Kebon Kosong Ache menegaskan, dampak dari terjadinya krisis air bersih tersebut mengakibatkan ia dan ratusan Kepala Keluarga (KK) lainnya menderita. Pasalnya harus ekstra mengeluarga biaya hidup untuk membeli air bersih setiap harinya. 

"Kita jadi beli air, mahal juga airnya. Paling murah kita beli Rp50 ribu, bahkan ada yang sampai Rp140 ribu perharinya,” katanya.

 

Christ Kominfomas JP-Nell