Puluhan Ribu Warga Jakpus Mendapat Bantuan Pangan Non Tunai

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Puluhan ribu warga Jakarta Pusat (Jakpus) mendapatkan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementrian Sosial melalui Sudin Sosial Jakpus, Kamis (23/2).

Walikota Jakpus Mangara Pardede yang hadir dalam pembagian BPNT yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia menyatakan, ada 21.300 warga Jakpus yang mendapatkan bantuan ini. Menurutnya, para warga yang telah mendapatkan BPNT ini hanya tinggal mengunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dalam bentuk ATM yang dikeluarkan Bank Nasional Indonesia (BNI) yang menjadi mitra dalam program ini untuk kemudian membeli sembako yang sudah disiapkan.

“Jadi, bila pada awalnya masyarakat ini membeli raskin yang sudah disubsidi, mereka sekarang tidak perlu membeli dengan uang mereka. Mereka hanya melakukan debit dengan kartu yang sudah disiapkan untuk membeli sembako,” ungkapnya.

Mangara menjelaskan, nanti setiap bulannya KKS ini akan secara otomatis diisi saldonya sebesar Rp 110 ribu perbulan atau Rp 1.320.000 per tahun. Untuk mengunakan BPNT ini masyarakat tidak bisa membelanjakan semua saldo yang ada, tetapi harus digunakan secara berkala selama 4 kali. Sementara untuk tempat pembelanjaan sendiri, lanjut Mangara, akan ada tim khusus yang akan bekerjasama dengan pemerintah membuat e-warong.

“Jadi program ini betul-betul menjamin bantuan BPNT ini sampai ke masyarakat,” tegasnya.

Dalam launching perdana BPNT ini ada 10 kg beras dan 2 kg gula yang disediakan untuk masyarakat. Harga sembako yang dibandrol dalam program ini merupakan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ada di masyarakat. Sehingga, bahan kebutuhan yang didapatkan jauh lebih murah. Program BPNT ini merupakan kelanjutan dari Program Keluarga Harapan (PKH) yang diselengarakan Kementerian Sosial.

Sementara itu, salah satu warga yang menerima BPNT, Ratna (42) mengaku senang dengan adanya program ini. Dirinya tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli sembako, bahkan uang untuk keperluan sembako bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lainnya.

“Seneng, merasa terbantu. Saya nggak perlu khawatir susah membeli sembako apalagi beras. Sekarang tinggal gesek, kaya orang kaya gitu,” singkatnya.

 

Kominfotik JP