Wakil Wali Kota Jakpus; Banyak Jalan Menuju Kesuksesan

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Dibalik kesuksesannya sebagai Wakil Wali Kota Jakarta Pusat (Jakpus), Bayu Meghantara juga mengalami berbagai kesulitan untuk meraih cita-citanya. Dihadapan seluruh siswa SMA 5, Sumur Batu, Jakpus Bayu menceritakan kisah hidupnya.

Lahir dari keluarga kurang mampu tak membuat harapan dan cita-citanya pupus begitu saja. Menurutnya, sejak kecil dirinya sangat ingin menjadi praktisi dibidang teknik, prestasi yang baik di sekolah sempat membawanya menjuarai Olimpiade Matematika tingkat Jabodetabek. Gayung bersambut saat tahun 1990 di akhir masa SMA-nya Bayu diterima di Fakultas Teknik Mesin Universitas Brawija, Malang melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN)

“Dari awal saya sampaikan kepada orang tua, guru-guru saya, saya mempunyai cita-cita menjadi praktisi dibidang teknik, saya bahkan pernah mendapat PMDK di MIPA UI tapi saya inginnya teknik. Atas izin Allah saya diterima ditehnik mesin Brawijaya,” ucapnya saat menjadi pembina upacara di SMA 5.

Namun, keadaan berkehendak lain. Cita-cita yang sejak awal sudah diinginkannya bahkan nyaris tercapai harus terbentur dengan kondisi keuangan keluarga. Satu minggu Bayu berada di Malang untuk mempersiapkan masa pendaftaran dan ospek, pihaknya dijemput kedua orang tuanya saat itu yang lebih menginginkan dirinya masuk Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), yang saat ini berubah nama menjadi STPDN. Ada beberapa pertimbangan Bayu saat itu, hingga akhirnya menuruti kemauan orang tuanya.

“Jika saya masih di Brawijaya apakah orang tua saya mampu untuk biaya kuliah atau tidak karena harus membeli buku dan lain sebagainya, dan itu menjadi pertimbangan saya dan akhirnya saya masuk IPDN karena disini semua gratis dan dibayar,” kenangnya.

Lulus dari IPDN tahun 1993 Bayu langsung bekerja, dirinya pernah menjabat sebagai Lurah Sumur Batu tahun 2003 lalu, karirnya terus menanjak hingga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Jakpus Saat ini. Meski telah sukses, dirinya tidak berpuas diri, Bayu terus melanjutkan pendidikannya hingga S3 di Universitas Padjajaran bidang doctoral ilmu pemerintahan.

“Kalau kata orang bijak semua boleh memiliki cita-cita yang tinggi tetapi semua itu  dengan seizin Allah SWT, tergantung restu dan izin orang tua,” tegasnya.

Disela-sela perbincangannya dengan seluruh siswa SMA 5, Bayu mengingatkan agar seluruh siswa yang ada di SMA 5 yang memiliki keterbatasan sama seperti dirinya dulu jangan mudah putus asa. Sebab, materi, uang bukanlah segala-galanya. Banyak jalan menuju kesuksesan, tetapi tentunya harus ada kemauan dan ketekunan.

“Saat itu orang tua saya tidak mampu tetapi karena kemauan dan keinginan keras, saya menjadi berhasil dan sukses. Hanya pendidikan dan ketekunan yang bisa merubah nasib seseorang,” tutupnya.

               

Kominfotik JP/Nel