Ini Kata Warga Karang Anyar Tentang Pungsehi

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Kehadiran Kampung Seni dan Hijau (Pungsehi) di Jalan Karang Anyar, RW 1, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat (Jakpus) sangat dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar.

Salah satunya Irma (34), warga asli Karang Anyar ini mengaku sangat senang dengan wajah baru Jalan Karang Anyar. Menurutnya, sebelum dijadikan Pungsehi kawasan Jalan dengan lebar sekitar 3 m ini terlihat kumuh dengan adanya bangunan liar milik para pendatang. Selain membuat warga tak nyaman, bangunan liar tersebut membuat jalan lingkungan semakin sempit.

“Sekarang perbedaanya sangat jauh, kalau dulu benar-benar kumuh. Saya betul-betul merasakan manfaatnya,” ungkapnya.

Irma berterima kasih pada Jajaran Kecamatan Sawah Besar yang telah membuat wilayahnya menjadi cantik dan asri dengan direalisasikannya Pungsehi ini. Bahkan, menurutnya anak-anak dan warga punya lokasi yang nyaman untuk bermain dan bersosialisasi.

“Saya sangat berterima kasih, pada pemerintah. Selama ini tidak ada tempat bermain untuk anak-anak, sekarang mereka bisa bermain. Ibu-ibu juga bisa menjemur bayinya dengan nyaman,” tandasnya.

Lurah Karang Anyar, Maksudi menerangkan, untuk membuat Pungsehi ini pihaknya membutuhkan waktu 2 bulan. Ia bersama-sama dengan warga bergotong royong membuat konsep dan mempercantik Jalan Karang Anyar RT 003/01. Dia mengharapkan warga dapat memelihara Pungsehi ini dengan baik.

“Sebetulnya ini konsep bersama, ide yang tercipta disini merupakan ide bersama. Sehingga warga bisa sama-sama menjaga dan menikmati Pungsehi ini. Agar mereka dapat merasakan keasrian kampung ini seperti di Puncak, Jawa Barat,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi warga membandel yang tidak ingin menjaga dan merawat Pungsehi ini, pihaknya telah membentuk tim pengawasan dan pemeliharaan Pungsehi ini. Ada dua orang yang akan bergantian melakukan pengawasan dan memelihara tanaman, mural, maupun lingkungan di sekitar lokasi.

Sementara itu,  salah satu anggota tim pengawasan, Budi (27), mengaku bertugas untuk memastikan penyiraman dan pemupukan tanaman di wilayah tersebut. Dalam satu hari pihaknya melakukan penyiraman pagi dan sore, serta pemupukan 3 kali sehari.

“Setelah tumbuh dan dapat dipanen, kita undang warga untuk mencicipi maupun mengkonsumsi sayuran maupun buah yang ada. Karena tanaman ini dari warga dan untuk warga,” singkatnya.

 

Kominfotik JP/NEL