Ubah Persepsi Tentang Gender Pemkot Jakpus Gelar Sosialisasi Pengarusutamaan Gender

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat (Jakpus) melalui Suku Dinas (Sudin) Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakpus menggelar sosialisasi pengarusutamaan gender, Kamis (23/8).

Kasudin PPAPP Jakpus Erma Suryani mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi mengenai pemahaman gender di lingkungan kerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Sehingga, kesetaraan dan keadilan gender di wilayah Pemkot Jakpus dapat diciptakan. Sebab hal ini masuk kedalam indikator Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

“Kita undang seluruh Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) ikut sosialisasi ini agar pembuat kebijakan di tingkat kecamatan dan kelurahan punya persepsi yang sama tentang pemahaman gender,” ungkapnya.

Erma mencontohkan, selama ini praktik-praktik bias gender sudah dilakukan sejak di lingkungan keluarga bahkan sejak masa kanak-kanak, sehingga kemudian terbawa ke lingkungan kerja seperti saat ini. Misalnya saja, saat memberikan pakaian untuk anak laki-laki dan perempuan, orang tua cenderung memberikan warna pink untuk anak perempuan, dan biru untuk anak laki-laki. Padahal, hal ini sudah masuk kedalam bias gender.

“Ini sudah terpola sejak kecil, kita diperlakukan tidak adil. Maka dari itu, semua yang mengikuti sosialisasi ini jangan sampai berbuat bias gender. Jangan sampai sosialisasi ini berhenti di ruangan ini, tapi bagaimana kita juga turut menginformasikan dan mengedukasi masyarakat tentang pemahaman kesetaraan gender,” paparnya.

Sementara itu, Asisten Administrasi dan Kesejahtraan Rakyat, Mohamad Fahmi menilai pembahasan mengenai gender di ruang publik maupun dilingkungan Pemkot Jakpus merupakan sebuah konstruksi budaya yang dibentuk di tengah masyarakat. Sehingga, ada beberapa pandangan dan perbedaan pendapat dalam menyikapi kesetaraan gender ini.

“Gender itu tidak hanya bicara soal kesetaraan saja, tapi lebih pada pembagian peran sosial dan tanggung jawab. Jadi selagi peran sosial dan tanggung jawab ini imbang, persoalan gender ini tidak terlalu bermasalah. Karena faktanya banyak juga para ibu yang membantu suaminya mencari nafkah seperti yang dilakukan para ASN perempuan yang mengikuti sosialisasi pengarusutamaan gender ini,” ungkapnya saat membuka sosialisasi acara ini.

 

Kominfotik JP/NEL