Ini Suka Duka Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Para Petugas Gulkarmat Jakarta Pusat, saat apel peringatan Seabad Dinas Gulkarmat, Jumat (1/3). Foto: Zak

Menjadi petugas pemadam kebakaran harus selalu siap dan siaga serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan resiko yang ada dalam sebuah aksi penyelamatan.

Kasie Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat, Sarifudin salah satunya, karirnya sebagai petugas Gulkarmat sudah dilakoninya selama 34 tahun. Hari-harinya dihabiskan dari berbagai lokasi kebakaran dan penyelamatan, dari pos jaga, dan pos sektor.

Berbagai kasus kebakaran pun banyak dihadapinya. Namun, menurutnya hanya ada dua kasus kebakaran yang paling membahayakan dan sulit dihadapi yakni, Kebakaran Pasar Tanah Abang Tahun 2003, dan Kebakaran Pasar Senen tahun 2017 silam.

“Kita sampai berhari-hari di sana memadamkan api, karena motto kita Pantang Pulang Sebelum Padam, semua petugas dikerahkan, saling bergantian untuk pemadaman,” ungkapnya, usai apel peringatan Seabad Dinas Gulkarmat, Jumat (1/3). .

Menjadi pemadam kebakaran, Sarifudin sadar betul bahaya yang mengancam nyawanya setiap saat. Sebagai manusia biasa, terkadang dia pun harus berkompromi dengan rasa takutnya. Mengubah ketakutannya menjadi kehati-hatian dalam bertugas.

“Bahaya dan ketakutan itu hal yang biasa kita hadapi. Tapi tim kita sudah dilatih dan dididik khusus cara menyelamatkan korban, menangani kebakaran. Sehingga, trik-trik untuk mengatasi semua kemungkinan yang ada di lapangan, petugas harus sudah siap dan tahu penangananya,” terangnya.

Puluhan tahun mengabdi untuk aksi penyelamatan di masyarakat, dirinya berharap di 100 tahun ulang tahun petugas Gulkarmat ini dapat menambah perhatian pemerintah kepada para petugas.

“Harapan saya semoga petugas Gulkarmat Jakpus semakin eksis dan mendapatkan apresiasi dari pemerintah,” tandasnya. (As)

 

 

Kominfotik JP/NEL