Tanaman Hidroponik Tepat untuk Pertanian Perkotaan di Musim Kemarau

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Panen tanaman hidroponik di RW 03, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Kamis (22/8). Foto: Christ

Kepala Seksi Pertanian Suku Dinas KPKP Jakarta Pusat, Sunarto mengatakan, musim kemarau adalah ujian terberat bagi pertanian perkotaan. Jika kebutuhan air untuk tanaman tidak tercukupi akan mengalami kematian pada tanaman.

"BMKG telah memberikan peringatan kemarau. Maka itu, menurut saya hidroponik paling tepat untuk pertanian perkotaan di musim kemarau. Sebab, sirkulasi yang dibuat tidak membuang air seperti cara konvensional. Tinggal setiap tiga hari saja untuk penambahan air di bak penampungan," ucapnya saat diwawancarai ditengah-tengah panen di RW 03, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).

Sunarto menambahkan, di wilayah Jakarta Pusat kini sudah ada 105 pertanian perkotaan yang dilengkapi dengan media tanam hidroponik. Untuk tahun ini geliat hidroponik akan lebih masif lagi. Sebab, akan menambah 50 hidroponik yang akan disebar di RPTRA dan sekolah di Jakarta Pusat.

"Tidak hanya memberikan media tanam hidroponik. Kami akan memberikan pelatihan kepada warga terkait cara kerja dan proses perawatan tanaman menggunakan metode tersebut. Hal itu, agar hasilnya sesuai yang diharapkan," katanya.

Sunarto menilai, keberhasilan panen hidroponik saat musim kemarau salah satunya sudah terlihat dari lingkungan warga di RW 03 Cempaka Putih Timur. Sebab, panen tanaman di lokasi tersebut sangat segar dan hijau tidak nampak layu karena panasnya cuaca di Jakarta. Terhitung 35 kilogram sayuran dihasilkan dari dua hidroponik di lokasi ini.

"Kami panen sayuran kailan, selada, bayam, dan pokcoy. Memang dengan hidroponik setiap bulan sayuran bisa selalu di panen dan dapat diganti-ganti jenisnya," ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Kelurahan CPT Puji Rahayu mengatakan, kehadiran pertanian perkotaan memang memberikan manfaat. Warga dapat menikmati sayuran sehat yang dapat dipetik dari sumber dan lingkungan menjadi lebih asri tentunya mendukung estetika kota. Namun, ini tidak bisa berjalan tanpa keterlibatan langsung warga.

"Pertanian perkotaan memang cukup aktif di wilayahnya kami. Mulai dari lingkungan warga, RPTRA, dan keterlibatan PPSU yang melakukan penataan di sejumlah titik. Hasil memang bisa dimanfaatkan oleh warga setempat," tutupnya. (As/Stk)

 

 

Kominfotik JP/Christ