Tim LSS Kunjungi SMK Negeri 2 Jakarta Pusat
Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP
Tim Penilai Lomba Sekolah Sehat (LSS), Senin (23/9) mengunjungi SMK Negeri 2 di Jalan Batu No. 3, Gambir, Jakarta Pusat.
Kedatangan tim penilai LSS di sekolah tersebut disambut Wali Kota Jakarta Pusat, Ketua TP PKK Jakarta Pusat, para guru dan siswa dengan pargelaran seni.
Tim penilai LSS Tingkat Provinsi DKI Jakarta terdiri dari empat belas orang yang diketuai Husin selain meninjau ke lokasi sekolah juga mendengarkan paparan tentang berbagai kegiatan, upaya program pembinaan kesehatan sekolah yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SMK Negeri 2, Murni Astuti.
Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara mengatakan, berbagai penghargaan telah banyak diraih oleh SMK Negeri 2 sehingga ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Untuk meningkatkan hal tersebut Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat terus mendorong sekolah ini supaya menjadi bagian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan bahkan Insyaallah menjadi bagian dari tingkat nasional.
“Yah mudah-mudahan sekolah SMK Negeri 2, Gambir, Jakarta Pusat ini menjadi yang terbaik di tingkat Provinsi DKI Jakarta,” harap Bayu.
Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMKN 2, Murni Astuti menjelaskan sebelum sekolah ini diajukan untuk masuk dalam LSS Tingkat Kota Administrasi Jakpus pihaknya sudah berkomitmen sekolahnya harus bersih, indah dan Sehat.
Menurut Murni, sekolah yang dipimpinnya banyak mempunyai keunggulan serta prestasi yang diraih baik tingkat kota maupun tingkat DKI. Diharapkan dapat menjadi nilai plus dalam penilaian LSS Tingkat DKI Jakarta maupun Tingkat Nasional.
“Yah mudah-mudahan keunggulan yang dimiliki sekolah ini dan edukasi ditanamkan kepada anak didik bisa menjadi nilai penting. Kami akan sangat bangga jika SMKN 2 bisa meraih juara pertama LSS Tingkat DKI Jakarta serta maju ke tahap Tingkat Nasional,” ucap Murni.
Sementara itu, Ketua tim Penilai LSS, Husin mengatakan, nantinya pihak sekolah supaya menyiapkan dokumen yang menunjukan bahwa sekolah ini telah memenuhi syarat dengan kriteria sebagai sekolah sehat.
“Selain itu, tim akan turun dan menyebar serta nantinya akan dilakukan interview, serta melakukan kroscek kelapangan apakah sekolah bersih dan sehat ini benar-benar sudah menjadi prilaku warga sekolah dan sudah menjadi karakter yang berbudaya,” jelasnya.
Husin berharap penerapan pola hidup sehat di lingkungan sekolah tidak hanya pada saat lomba, tetapi ada lomba atau tidak ada lomba pola hidup sehat harus sudah tercermin setiap saat dan di manapun berada.
“Jadi bukan hanya saat lomba pola hidup sehat diterapkan, tapi pola hidup sehat di sekolah bisa menjadi budaya dan berkesinambungan,” tandas Husin. (As/Stk)
Kominfotik JP/Day