Cerita di Balik Lahirnya Batik Betawi Jakarta Pusat

Reporter: Kominfotik JP  |  Editor: Kominfotik JP

Batik Betawi Khas Jakarta Pusat. Foto: pusat.jakarta.go.id

Setiap wilayah di Indonesia memiliki batik khas daerah masing-masing, tak terkecuali wilayah Jakarta Pusat. Mengedepankan konsep budaya betawi, batik betawi khas Jakarta Pusat pun dilahirkan.

Desainer Batik Betawi Khas Jakarta Pusat, sekaligus Pengelola Gerai Dekranasda Jakpus, Anna Setyaningsih mengatakan, latar belakang lahirnya batik betawi khas Jakpus mengacu pada Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 11 tahun 2017 tentang ikon budaya betawi. Di mana dalam Pergub tersebut disebutkan batik betawi dapat dijadikan seragam karyawan-karyawati pemerintah maupun swasta, industri pariwisata, sekolah, acara seremonial, dan sebagainya.

Selain itu, mengacu pada keputusan Gubernur nomor 697 tahun 2017 tentang warna cukin masing-masing wilayah.

"Warna Jakpus itu oranye, maka dari itu warna dasar batik khas Jakpus oranye. Untuk warna biru, sebagai aksen untuk mempermanis desain. Kita ingin menonjolkan Kota Jakpus yang lebih kekinian melalui batik betawi," ungkap Ana, di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Kamis (1/10).

Untuk itu, ia mengambil ornamen seperti patung selamat datang beserta air mancurnya, JPO, dan untaian daun sirih sebagai desain. Ornamen tersebut merupakan representasi dari wajah baru Kota Jakpus yang kekinian, modern, serta merupakan daya tarik unggulan wilayah Jakpus.

Terkait proses pembuatan batik ini, menurutnya membutuhkan waktu 40 hari. Mulai dari proses pembuatan konsep dan persetujuan desain,  pembuatan sampel dan pencetakan kain. Konsep desain yang dibuat pun menampung beberapa konsep dari Wali Kota Jakpus, Ketua TP PKK Jakpus, dan para Asisten.

"Untuk para pengrajinnya memang dari luar karena Jakarta itu tidak boleh ada limbah batik, tapi untuk desain semua murni dari Jakarta. Desain ini juga yang membedakan batik betawi dengan batik daerah lain. Di mana batik betawi mengambil ikon-ikon seperti ondel-ondel, Monas, flora, fauna, tempat wisata, dan museum," paparnya. (As)

 

Kominfotik JP/NEL