Pandemi Covid 19, Tradisi yang Hilang Saat Perayaan Hari Kartini
Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP
Setiap tanggal 21 April kita merayakan Hari Kartini untuk mengenang jasa dan perjuangan Kartini. Namun, di tengah pandemi Corona Virus Desease (Covid 19) tentu berbeda.
Ada sejumlah tradisi yang hilang saat perayaan Hari Kartini di tengah Covid 19 ini. Kominfotik JP telah merangkumnya dari berbagai sumber.
1. Pawai Pakaian Adat
Di jalan-jalan hampir di seluruh daerah di Indonesia melakukan pawai pakaian adat setiap peringatan Hari Kartini. Mulai dari anak-anak TK maupun dewasa. Mereka akan berjalan mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing dan berjalan bersama keliling perkampungan, atau di lapangan sekolah, dan di kantor.
2. Upacara
Upacara untuk memperingati hari Kartini juga tidak bisa dilakukan selama PSBB ini. Karena sekolah, kampus, perkantoran ditutup.
3. Perlombaan unik
Tak hanya pawai pakaian adat dan upacara untuk memperingati Hari Kartini, sejumlah perlombaan juga digelar sebelum pandemi Covid 19 mewabah. Mulai dari mewarnai gambar, menulis cerpen, menulis puisi, fashion show, vocal grup, dan lain-lain. Tentunya tahun ini tak bisa dilakukan lagi.
Dari sederetan kegiatan yang tidak bisa dilakukan untuk memperingati perjuangan Kartini di tengah pandemi Covid 19. Ini yang bisa dilakukan untuk mengenang jasa-jasanya. Bahkan dapat memperkaya literasi kita untuk mengenal sosok Kartini.
1. Menonton Film Kartini
Ada beberapa film yang mengisahkan perjuangan Kartini. Ada yang diambil dari kisah asli perjalanan hidup Kartini seperti film Kartini (2017) karya Hanung Bramantyo. Yang dibintangi Dian Sastro, Ayu Sitha, Acha Septriasa, dan Reza Rahardian.
Bagi pengemar film lawas, film Kartini tahun 1982 bisa menjadi pilihan. Film karya Sjumandjaya ini mengadaptasi buku biografi kartini karya Sistisoemadari Soeroto. Film ini diperankan Yenny Rachman, Adi Kurdi, dan Bambang Hermanto.
Jika ingin Kartini yang lebih fiksi Film Surat Cinta Untuk Kartini tahun 2016 bisa dinikmati. Film ini merupakan fiksi yang mengangkat kisah cinta Kartini yang diperankan Rania Puspitasari yang jatuh cinta Sarwadi yang diperankan Chicco Jerikho.
2. Membaca Kisah Kartini
Membaca sejarah kehidupan Kartini bisa menjadi hal yang mengasyikan. Banyak yang bisa kita gali dari buku, artikel, maupun berita-berita yang ada di internet. Mulai dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang diangkat dari tulisan-tulisan karya Kartini di masanya yang dikirimkan pada sahabat penanya di Belanda, Estelle Zaehanderlear.
Kemudian buku Gelap Terang Hidup Kartini yang diterbitkan Tempo dalam Seri Buku Tempo Perempuan-Perempuan Perkasa. Buku ini mengambarkan secara dalam dan gamblang kehidupan Kartini saat itu. Mulai dari perjuangannya di tengah situasi budaya pada masa itu, hingga kehidupan Kartini dan Keluarganya setelah ia wafat. (As)
Kominfotik JP/NEL