Pemkot Jakpus Gelar Sosialisasi Pemotongan Hewan Kurban
Reporter: Kominfotik JP | Editor: Kominfotik JP
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat (Pemkot Adm Jakpus) menggelar sosialisasi tata cara pemotongan hewan kurban di luar Rumah Pemotongan Hewan (RPH), kepada para panitia kurban, di Ruang Pola, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jumat (24/7).
Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Jakarta Pusat, M. Fahmi menerangkan, ada empat perbedaan dalam pelaksanaan hari raya Idul Adha di masa pandemi Covid-19, terutama tata cara pemotongan hewan kurban. Di mana ada pembatasan-pembatasan guna mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 saat prosesi pemotongan hewan.
"Tahun ini panitia hewan kurban dibatasi jumlahnya, dilarang menerima panitia baru saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Serta harus tetap menjaga jarak satu meter, mengunakan sarung tangan, dan masker," ungkapnya.
Selain itu, Fahmi juga menekankan, agar pemotongan hewan kurban ini tidak menyebabkan kerumunan warga baik anak-anak yang hendak melihat, serta warga yang memberikan kurban.
"Jangan sampai ada anak-anak yang berkerumun, masyarakat yang berkurban pun tidak perlu datang melihat. Cukup percayakan semuanya pada panitia kurban," tegasnya.
Hal lain yang juga disampaikan Fahmi, mekanisme distribusi hewan kurban yang sebelumnya membagikan kupon pada warga. Saat ini, tidak lagi dilakukan. Nantinya, panitia kurban yang akan mendistribusikan ke rumah-rumah warga yang berhak menerima.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas Kasudin Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakpus, Suharini Eliawati menerangkan, akan menurunkan 95 petugas kesehatan yang akan melakukan pemeriksaan hewan sebelum dan sesudah pemotongan.
Menurutnya, jumlah petugas yang ada jauh lebih sedikit dibanding tahun lalu yang mencapai 125 petugas. Untuk itu pihaknya meminta para panitia kurban memberikan data pelaksanaan pemotongan hewan kurban.
"Jadi panitia kurban menginformasikan kapan akan melakukan pemotongan kurban, Jumat, Sabtu, Minggu, atau Senin. Agar kami bisa menyebar petugas yang ada," ungkapnya.
Suharini juga mengatakan, agar panitia kurban mengunakan keranjang dan daun pisang untuk membagikan daging hewan kurban pada masyarkat. Guna menghindari pemakaian plastik.
Selain itu, tambah Suharini, Sudin KPKP juga meminta pada panitia kurban untuk tidak mencampur daging dan jeroan menjadi satu kemasan.
"Jadi tidak boleh lagi daging dan jeroan dicampur, karena akan mempengaruhi kualitas dan daya tahan daging," tandasnya. (As)
Kominfotik JP/NEL